Industri manufaktur kereta api sebagai bagian dari heavy industry memiliki kompleksitas tinggi dalam perancangan tata letak fasilitas. Ukuran mesin yang besar, sistem material handling berkapasitas tinggi, serta biaya re-layout yang mahal menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga efisiensi dan stabilitas sistem produksi. Menjawab tantangan tersebut, Wildanul Isnaini, mahasiswa Program Doktor Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, memaparkan penelitian berjudul “Model Tata Letak Fasilitas Robust pada Industri Manufaktur Kereta Api.”
Kegiatan Seminar Hasil 2 Wildanul dilaksanakan pada Kamis (30/10), dengan pembimbing Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. sebagai promotor, Ir. I Gusti Bagus Budi Dharma, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. sebagai ko-promotor, serta Ir. Achmad Pratama Rifai, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. sebagai pembahas. Acara diselenggarakan di bawah koordinasi Prof. Ir. Budi Hartono, S.T., M.PM., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. selaku Ketua DTMI UGM.
Dalam penelitiannya, Wildanul mengusulkan model robust facility layout optimization untuk menjawab permasalahan ketidakpastian dalam aliran material dan permintaan produksi di industri manufaktur kereta api (IMKA). Model ini dirancang agar tata letak fasilitas tidak hanya efisien secara biaya, tetapi juga tetap stabil ketika terjadi fluktuasi operasional. Pada tahap awal, digunakan pendekatan Robust Mixed Integer Linear Programming (RMILP) untuk meminimalkan Total Movement Cost (TMC) yang terdiri atas Total Material Handling Cost (TMHC) dan Total Walking Worker Operator Cost (TWOC).
Studi kasus yang dilakukan pada PT INKA (Persero) menunjukkan bahwa model RMILP mampu menghasilkan tata letak dengan biaya pergerakan material yang lebih rendah dan tetap efisien meskipun terdapat perubahan permintaan produksi. Namun, karena metode eksak seperti MILP dan RMILP memerlukan waktu komputasi yang panjang, Wildanul kemudian mengembangkan model berbasis metaheuristic algorithms, yaitu Non-Dominated Sorting Genetic Algorithm II (NSGA-II) dan Multi-Objective Particle Swarm Optimization (MOPSO).
Dalam model multi-objektif ini, ditambahkan robustness index sebagai bagian dari fungsi tujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOPSO menghasilkan pareto front yang lebih unggul dibandingkan NSGA-II, baik dari segi kualitas solusi maupun stabilitas hasil. Model ini kemudian diperluas dengan memasukkan faktor jenis material handling system dan Work in Process (WIP) agar lebih representatif terhadap kondisi nyata industri berat.
Untuk mendukung pengambilan keputusan yang praktis, Wildanul menggunakan metode Multi-Criteria Decision Making (MCDM) melalui Best Worst Method (BWM) dan VlseKriterijumska Optimizacija I Kompromisno Resenje (VIKOR) untuk menentukan tata letak terbaik dari sekumpulan solusi pareto front. Pendekatan ini memungkinkan pengambil keputusan industri menentukan solusi optimal secara sistematis dan adaptif terhadap dinamika lapangan.
“Penelitian ini diharapkan dapat membantu industri berat seperti manufaktur kereta api dalam menciptakan tata letak yang tangguh, efisien, dan beradaptasi terhadap perubahan permintaan pasar,” ujar Wildanul. Sementara itu, Prof. Nur Aini Masruroh selaku promotor menyampaikan bahwa penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan sistem optimasi industri di Indonesia. “Model robust layout seperti ini menjadi langkah strategis untuk mendukung efisiensi produksi nasional, khususnya pada sektor heavy manufacturing yang memerlukan stabilitas tinggi dalam jangka panjang,” jelasnya.
Kontributor: Sani Wicaksono, S.E, M.M
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.
INDEX 2025 diikuti oleh mahasiswa Prodi Teknik Industri semester 3, 5, dan 7 sebagai exhibitor dan dihadiri oleh dosen, sesama mahasiswa, dan pengunjung eksternal.
