Arsip:

Penelitian dan Inovasi

Publikasi DTMI: Nanoengineered polyaniline/ carbon black VXC 72 hybridized with woven abaca for superior electromagnetic interference shielding

Penulis : Martin Guillermo C. Fernandez (1); Muhammad Luthfi Hakim (2); Zufar Alfarros (3); Gil Nonato C. Santos (4); Ir. Muhammad Akhsin Muflikhun, S.T., MSME., Ph.D (5)

Scientific Reports (SJR Q1, H-Index 347), 2025

DOI : https://doi.org/10.1038/s415G8-025-GG521-8

Sebuah studi inovatif yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada bersama De La Salle University, Filipina, berhasil mengembangkan material komposit berbasis serat alami abaka yang dioptimalkan dengan polyaniline (PAni) dan carbon black (CB) VXC 72 untuk perlindungan elektromagnetik atau electromagnetic interference (EMI) yang superior.

Gangguan elektromagnetik menjadi isu penting dalam era digital modern, karena dapat mengganggu fungsi perangkat elektronik dan komunikasi. Material pelindung EMI yang ringan, tahan korosi, dan efisien menjadi sangat dibutuhkan, terutama untuk aplikasi pada industri telekomunikasi, kesehatan, dan dirgantara.

Dalam penelitian ini, serat abaka dianilasi dengan polyaniline melalui proses in situ chemical oxidative polymerization dan dilapisi carbon black menggunakan metode dip- and-dry. Kombinasi PAni dan CB berhasil membentuk jaringan konduktif yang kuat pada permukaan serat alami tersebut, sehingga meningkatkan kemampuan material untuk menyerap gelombang elektromagnetik hingga 74,34% pada rentang frekuensi ultratinggi (500 MHz hingga 4500 MHz).

Pengujian menunjukkan bahwa komposit PAni/CB/Abaka memiliki efektivitas pelindung elektromagnetik (shielding effectiveness) rata-rata mencapai 5,96 dB dengan puncak penurunan gelombang hingga 7,45 dB pada 4,5 GHz. Selain itu, mekanisme utama pelindungannya adalah penyerapan gelombang, bukan hanya pemantulan, sehingga membuat material ini ringan dan tahan terhadap korosi, berbeda dengan pelindung berbasis logam konvensional.

Analisis mikroskop elektron dan spektrum FTIR mengkonfirmasi bahwa PAni menempel kuat pada serat abaka dengan distribusi yang merata, sedangkan CB berfungsi sebagai titik nukleasi yang memperkuat struktur polimer. Pengukuran resistivitas listrik juga menunjukkan bahwa komposit hybrid ini memiliki resistivitas terendah, menandakan konduktivitas listrik yang baik.

Penelitian ini menegaskan potensi besar penggunaan serat alami yang diperkaya nanomaterial konduktif sebagai alternatif berkelanjutan dan multifungsi untuk perlindungan elektromagnetik fleksibel. Pengembangan ini membuka peluang bagi inovasi material pelindung yang ramah lingkungan, efisien, dan aplikatif di berbagai sektor teknologi tinggi.

Penulis utama sekaligus penanggung jawab penelitian, Dr. Muhammad Akhsin Muflikhun, menyatakan bahwa “kombinasi polyaniline dan carbon black pada serat abaka tidak hanya meningkatkan kemampuan shielding secara signifikan tetapi juga mempertahankan sifat mekanik dan keawetan material, memberikan alternatif yang sangat menjanjikan untuk pelindung elektromagnetik masa depan.” Studi ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi riset lanjutan dalam pengembangan material pintar berbasis serat alami dan nanokomposit konduktif.

Kontributor: Rita Yulianti, S.IP.

Butimo Dukung Ekosistem Industri Batik 4.0 melalui Produksi dan Jasa Batik CNC

Upaya UGM untuk terus berpartisipasi dalam pengembangan industri 4.0 sekaligus mengembangkan produk-produk Industri Kecil Menengah (IKM) dan melestarikan hasil kebudayaan Indonesia selalu dilakukan dalam wujud nyata penelitian dan inovasi dari para civitasnya, termasuk dosen dan mahasiswa di Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Salah satu dari civitas DTMI yang bergerak di bidang IKM 4.0 adalah Ir. Andi Sudiarso, Ph.D., dosen DTMI yang mengembangkan teknologi pembuatan batik menggunakan mesin Computer Numerical Control (CNC) dengan jenama ”Butimo”.

Didirikan pada 2016, Butimo yang berada di bawah naungan CV Batik Teknologi Indonesia dikembangkan Andi selama 10 tahun dengan semangat untuk tidak hanya menciptakan efisiensi dalam proses produksi batik, namun juga dalam rangka menjaga keaslian batik dan keberlanjutan atau regenerasi pelaku seni batik di Indonesia. Berbeda dengan kain motif batik yang diproduksi dengan cara print, produk kain batik yang diproduksi oleh Butimo tetap menggunakan malam dan canting serta menggunakan proses manual dalam finishing. Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan menyatakan bahwa mesin CNC yang digunakan oleh Butimo hanya membantu efisiensi proses klowong (proses pemindahan desain dari pola ke kain), sedangkan proses selanjutnya tetap menggunakan tenaga perajin dan dilakukan secara manual. ”Pada tahap klowong, proses pemindahan desain dengan mesin tersebut hanya memakan waktu sekitar 3 jam, dibandingkan dengan metode klowong tradisional yang biasanya memakan waktu 2 hingga 3 hari, sedangkan tahapan pewarnaan dan isen-isen (pengisian motif halus) tetap dilakukan oleh perajin batik secara manual dengan menggunakan canting dan malam panas, jadi esensi produksi Batik Tulis sebagai produk handmade tetap terjaga meski dibantu teknologi,” tutur Budi.

Tidak hanya berinovasi untuk proses produksi, Butimo juga memanfaatkan teknologi untuk memberi kemudahan konsumen dalam memperoleh produk-produk kain batik Butimo. Konsumen yang ingin memiliki produk Butimo dapat memesan batik sesuai desain yang diinginkan melalui laman web Butimo, kemudian desain diproses, dan selanjutnya mesin CNC mengeksekusi desain tersebut secara otomatis. Sistem tersebut mengembangkan transparansi produksi yang membuat konsumen bisa mengetahui sampai tahap mana proses pengerjaan batik yang dipesan. Melalui transparansi yang diberikan oleh Butimo, maka tercipta kepercayaan dan pengalaman belanja yang baru di industri batik.

Selain memproduksi batik dengan jenamanya sendiri, Butimo juga turut andil dalam mengembangkan ekosistem industri batik sebagai mitra bagi banyak perajin batik. Jasa yang disediakan oleh Butimo adalah dengan menyediakan jasa klowong dan pelatihan serta konsultasi bagi para perajin batik. “Kami melayani segala keperluan IKM. Hanya klowong saja bisa, dengan desain juga bisa, jasa isen-isen bisa, pewarnaan kita siapkan, hingga sampai baju Batik pun kami bisa,” tutur Andi. Selain itu, mesin batik Tekno yang dikembangkan oleh Andi juga disewakan dan bahkan dijual bagi pelaku IKM batik yang ingin mengembangkan bisnisnya.

Berkat dedikasi yang tanpa henti, Andi Sudiarso, Ph.D. dan Butimo memperoleh penghargaan Penghargaan Upakarti kategori Jasa Pengabdian yang dipersembahkan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) pada 2024. Selain itu, Butimo berhasil menembus panggung internasional dengan turut berpartisipasi dalam ajang Hannover Messe yang merupakan pameran teknologi industri terbesar dunia yang diselenggarakan di Jerman. Kehadiran teknologi lokal dari Indonesia ini mendapat perhatian karena menggabungkan aspek budaya dan teknologi dengan elegan. Butimo juga telah memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri bagi Industri Kecil (TKDN-IK) pada produknya, dengan nilai TKDN sebesar 40 persen, sehingga dapat memperluas pasar hingga segmen pengadaan belanja pemerintah.

Sebagai IKM binaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Reni Yanita menyampaikan bahwa teknologi yang diangkat oleh Butimo berperan dalam pembangunan ekosistem industri 4.0 di Indonesia. ”Kontribusi Butimo tidak hanya pada aspek produksi internal, tetapi juga dalam menciptakan ekosistem pemberdayaan IKM batik lainnya. Ini sejalan dengan semangat kolaborasi dan gotong royong yang menjadi fondasi pengembangan industri nasional,” tutur Reni.

Sumber berita: Siaran pers Kemenperin Indonesia dan laman ANTARA
Sumber foto: akun Instagram Butimo

Gandeng Media, UGM dan Deakin University Dorong Penguatan Komunikasi Kebijakan Perubahan Iklim

Kampanye mitigasi perubahan iklim kepada seluruh lapisan masyarakat memerlukan dukungan media dalam memperkuat komunikasi publik yang inklusif dan efektif. Pendekatan yang adaptif dan relevan secara lokal menjadi kunci, terlebih di wilayah pedesaan yang rentan terhadap dampak iklim. Indonesia sendiri telah memulai langkah ini melalui Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) 2014 yang menekankan pentingnya sosialisasi dan peningkatan kesadaran publik atas perubahan iklim dan dampaknya.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia, Nezar Patria, mengatakan isu perubahan iklim membutuhkan respons berbasis bukti dengan tingkat urgensi tinggi, bukan sekadar menunggu konsensus ilmiah yang absolut. Ia menyampaikan bahwa perubahan iklim merupakan isu yang membutuhkan tindakan berbasis bukti kuat dan urgensi tinggi, alih-alih menunggu semua fakta ilmiah benar-benar mutlak. Namun demikian, Nezar juga menyoroti tantangan di tingkat praktik, di mana sebagian besar jurnalis merupakan generalis yang harus menangani isu perubahan iklim yang kompleks. “Jurnalis sangat membantu menjembatani kesenjangan komunikasi antara ilmuwan dan media,” ujar Wakil Menteri dalam workshop CONNECT! #8 bertema ‘Media Communication on Climate Change Policies’. Kegiatan ini berlangsung di Smart Green Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik pada Selasa (3/6).

Direktur Kemitraan dan Relasi Global (DKRG)UGM, Prof. Puji Astuti, mengatakan KONEKSI bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada mendorong penguatan komunikasi media serta membuka ruang kolaborasi lintas sektor antara peneliti, pemerintah, mitra pembangunan, dan praktisi, khususnya dalam membahas hasil penelitian bersama UGM dan Deakin University yang melibatkan 14 peneliti dari Indonesia dan Australia. “Kerja sama ini bertujuan memperkuat kemitraan antar lembaga untuk menghasilkan kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya.

Puji menambahkan kerja sama antara perguruan tinggi dari dua negara dengan media ini merupakan wujud nyata diplomasi pendidikan antar bangsa, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap komunikasi kebijakan iklim. “Kami berupaya memahami bagaimana masyarakat, khususnya di pedesaan, menerima, memroses, dan mempercayai informasi terkait kebijakan iklim, serta bagaimana kita bisa membangun kepercayaan publik melalui komunikasi yang inklusif dan berbasis data,” ungkap Puji.

Minister Counsellor for Governance and Human Development dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia, Tim Stapleton, turut menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan Australia terus berkembang untuk mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Salah satunya melalui kerja sama riset antara UGM dan Deakin University yang akan meningkatkan pembelajaran dua arah antar negara dalam menanggulangi masalah perubahan iklim. Penelitian bersama ini berfokus pada peningkatan komunikasi media untuk membangun ketahanan masyarakat pedesaan terhadap dampak perubahan iklim, sekaligus meningkatkan kapasitas publik dalam menilai informasi yang tersedia dan berpartisipasi dalam kebijakan yang relevan. “Membangun ketahanan di masyarakat pedesaan yang berisiko melalui peningkatan komunikasi media tentang kebijakan perubahan iklim menjadi titik berat riset yang didanai oleh KONEKSI,” tuturnya.

Direktur Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wahyu Marjaka, menekankan pentingnya partisipasi berbagai pihak untuk menyampaikan pesan iklim secara merata. “Kita perlu memastikan keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan agar informasi tentang iklim dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk di daerah terpencil,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Kusno Wibowo, yang menyatakan bahwa sinergi lintas sektor sangat dibutuhkan agar komunikasi iklim tidak berhenti di tingkat wacana. Menurutnya, pemerintah daerah memiliki peran strategis untuk menjembatani kebijakan nasional dan kebutuhan masyarakat di lapangan. Sementara itu, Prof. Greg Barton dari Deakin University Indonesia Campus menggarisbawahi bahwa niat baik masyarakat untuk menjaga lingkungan tidak selalu disertai pemahaman yang cukup tentang perubahan iklim. “Sering kali, masyarakat Indonesia memiliki niat baik tetapi kurang informasi, dan ini bisa menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan,” jelas Barton.

Hasil riset kolaboratif juga dipaparkan oleh Dr. Anna Klas dari Deakin University, yang menjelaskan perbedaan karakteristik pelaporan media tentang iklim di Indonesia dan Australia, terutama dalam konteks masyarakat pedesaan. Ia menyampaikan bahwa hasil risetnya telah mengembangkan alat berbasis AI multibahasa untuk menyediakan informasi yang mudah diakses dan akurat di wilayah-wilayah berisiko. Sedangkan dari perspektif media, Chief AI & Corporate Strategy Kumparan.com, Andrias Ekoyuono, menekankan perlunya kolaborasi antara pembuat kebijakan, masyarakat, dan pelaku bisnis untuk membangun narasi perubahan iklim yang kredibel. “Kami di Kumparan berupaya memastikan akses informasi yang lebih baik tentang perubahan iklim, dan kuncinya adalah kolaborasi lintas sektor,” tegasnya.

Sebagai universitas yang berkomitmen pada nilai kerakyatan, kemandirian, dan keberlanjutan, UGM secara konsisten mengedepankan peran ilmu pengetahuan dan kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan global berbasis pada solusi nyata dan aplikatif. Dalam konteks perubahan iklim, UGM tidak hanya memproduksi pengetahuan, tetapi juga aktif membangun jejaring kerja sama dengan mitra di dalam dan luar negeri untuk memperkuat kapasitas masyarakat, khususnya di wilayah rentan, agar mampu beradaptasi dan berdaya dalam menghadapi dampak iklim secara berkelanjutan di tingkat lokal maupun global.

Source: https://ugm.ac.id/id/berita/gandeng-media-ugm-dan-deakin-university-dorong-penguatan-komunikasi-kebijakan-perubahan-iklim/

DTMI UGM Laksanakan Pelatihan PIV

Sebagai rumah dari berbagai macam riset mutakhir, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM terus mewujudnyatakan komitmennya dalam mendukung kegiatan-kegiatan riset yang dilakukan oleh civitasnya, baik oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan, khususnya asisten laboratorium. Salah satu peran DTMI dalam upaya mendukung kegiatan riset adalah berupa penyediaan alat-alat pendukung riset terkini yang dapat membantu pemutakhiran riset-riset di DTMI. Salah satu dari alat baru yang disediakan oleh DTMI adalah alat Particle Image Velocimetry (PIV) yang ditempatkan di Laboratorium Mekanika Fluida DTMI. Kedatangan alat tersebut diikuti dengan pelatihan pada Kamis-Jumat, 15-16 Mei 2025, bertempat di Laboratorium Mekanika Fluida DTMI. Diikuti oleh dosen, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin, dan asisten laboratorium, pelatihan juga dibuka untuk diikuti oleh mahasiswa Program Sarjana dan Magister Teknik Mesin.

Wojciech Majewski, Managing Director Microvec Sp. z o.o. (berbasis di Polandia) yang merupakan sister company dari Microvec Pte Ltd. (berbasis di Singapura), hadir sebagai pemateri dalam pelatihan tersebut karena DTMI melaksanakan penyediaan alat PIV melalui perusahaan tersebut. Wojciech menjelaskan bahwa secara fungsi dasar, PIV merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran flow secara visual tanpa melakukan perubahan terhadap flow. ”Dapat dikatakan PIV mengukur flow dalam non-distractive testing,” tuturnya. Cara kerja dari dari PIV, dalam paparan Wojciech, adalah dengan menggunakan sinar laser non-distractive dan seeding particles, dengan partikel-partikel tersebut disebarkan oleh sinar laser, lalu partikel-partikel tersebut akan mengikuti flow yang akan diukur. Hasil penyebaran partikel oleh sinar laser kemudian ditangkap oleh kamera dalam bentuk visual, dengan di dalamnya terdapat data visual perpindahan partikel dari flow yang akan diukur kelajuan dan arahnya menggunakan perangkat lunak. ”Alat ini menyediakan sebuah metode yang canggih dalam mengukur flow tanpa harus melakukan interaksi atau mengganggu flow,” tambah Wojciech. Meski teknologi PIV sudah digunakan selama 40 tahun, kepopulerannya meningkat seiring kemajuan dari teknologi serta semakin terjangkaunya harga alat-alat yang digunakan. ”Sistem PIV menjadi semakin populer dan mudah diakses oleh pusat-pusat riset serta perguruan-perguruan tinggi di dunia untuk melakukan riset-riset kelas dunia dalam bidang mekanika fluida menggunakan perangkat dengan harga terjangkau ini,” tutur Wojciech. Sebagai salah satu komponen penting dalam pengukuran metodologi PIV, kamera, menurut Wojciech, sudah mengalami banyak perkembangan, baik dari sisi megapixel maupun kecepatannya. ”Megapixel yang besar akan memberikan detail yang lebih jelas dan blending dengan mata manusia, sehingga kita bisa memperoleh hasil pengukuran yang lebih akurat,” paparnya. Untuk alat yang digunakan di pelatihan ini, komponen kamera yang digunakan dapat menangkap gambar sebanyak 5.000 fps (frame per second – red.) pada 1 megapixel. Untuk komponen sinar laser, DTMI menggunakan continuous wave laser terbaru yang dimodulasi untuk digunakan dalam PIV. Perangkat lunak dalam pelatihan PIV ini sudah menggunakan sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI – red.) yang memungkinkan pengguna untuk menyingkirkan batasan-batasan tertentu dari PIV tradisional yang menggunakan metode cross-correlations. ”Penggunaan AI juga memungkinkan kita untuk memperoleh hasil pengukuran kelajuan dengan kepadatan yang lebih baik,” papar Wojciech.

Pelatihan PIV selama 2 hari dilaksanakan dengan pemberian materi berbeda tiap harinya. Pada hari pertama, peserta diperkenalkan kepada PIV dan alat-alat pendukungnya, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pengukuran 2D dari contoh flow yang diwakilkan oleh air yang diaduk dan yang disuntikkan pada alat microchannel. Materi pada hari kedua berfokus pada pengukuran 3D yang lebih kompleks daripada 2D. Pada percobaan pengukuran tersebut, seluruh mahasiswa dipersilakan untuk turut serta mencoba menggunakan alat PIV agar mereka memahami dan terbiasa dalam penggunaan alat-alat tersebut.

Dengan alat PIV yang dimiliki oleh DTMI yang merupakan alat dengan teknologi kelas menengah, mahasiswa maupun dosen dapat melakukan riset-riset yang sepadan dengan yang dilaksanakan di MIT (Masachusetts Institute of Technology – red.) maupun Harvard University. Energi terbarukan yang saat ini menjadi area penelitian yang sedang dikembangkan oleh para peneliti di DTMI, terutama berkenaan dengan pemanfaatan panas bumi atau geotermal, juga dapat diteliti menggunakan teknologi PIV. ”Teknologi ini dapat digunakan untuk meneliti aliran dari panas bumi serta untuk mengembangkan teknologi yang lebih efisien dalam menghasilkan energi dari panas bumi,” tambah Wojciech. Di Indonesia, metodologi ini digunakan oleh Pertamina untuk menghemat ribuan dolar untuk mengalirkan minyak dari area penambangan menuju kilang minyak. ”Kemudian PT Dirgantara Indonesia juga menggunakan sistem yang sama untuk memproduksi pesawat yang lebih baik, agar desain sayap pesawat lebih baik dibandingkan sebelumnya untuk mengurangi turbulensi dan pesawat dapat terbang dengan lebih mulus,” papar Wojciech. Oleh karena lokasi Microvec ada di Singapura, Wojciech menyampaikan bahwa akses kerja sama dengan DTMI akan lebih mudah. ”Kami juga telah berdiskusi dengan para dosen mengenai kemungkinan kerja sama di masa mendatang. Oleh karena teknologi ini bersifat modular (terdiri dari beberapa komponen yang disatukan – red.), kami berdiskusi apa yang dapat kami tambahkan untuk menambah kemampuan dari sistem ini,” pungkas Wojciech.

Membangkitkan Kembali Literasi bersama Literacy Center DTMI x Yogyakarta Book Party

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada 2024, tingkat literasi masyarakat Indonesia masih termasuk rendah. Dilihat dari persentasenya, anak-anak Indonesia yang memperoleh pembacaan buku atau dongen dari orang tuanya hanya sebesar 17,21%, sedangkan aktivitas membaca dan belajar hanya di angka 11,12%. Dengan data yang demikian, tentu situasi darurat literasi bukanlah hal yang dapat disepelekan. Sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca, terutama di kalangan mahasiswa, Literacy Center (Perpustakaan) Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM berkolaborasi dengan Yogyakarta Book Party mengadakan sebuah acara bertajuk ”PUSRENG – Perpustakaan Bareng” pada Minggu (27/04), bertempat Literacy Center DTMI UGM.

Ibnu, salah satu pengurus dari Yogyakarta Book Party, memberikan informasi bahwa PUSRENG adalah agenda khusus dari komunitas tersebut guna menormalisasi orang untuk datang ke perpustakaan. ”Kita mencoba untuk menghidupkan suasana perpustakaan, dengan di dalam perpustakaan itu kita bisa berdiskusi dan segala macam sehingga perpustakaan bisa lebih hidup,” ungkapnya. Ibnu juga mengungkapkan bahwa agenda PUSRENG sebenarnya sudah direncanakan 2 bulan lalu setelah pihak Literacy Center DTMI melakukan kontak terlebih dahulu dengan Yogyakarta Book Party melalui Instagram, namun karena bertepatan dengan renovasi Literacy Center, maka acara diundur dan baru dapat dilaksanakan sekarang. ”Kami memilih DTMI karena pertama posisinya berada di tengah-tengah Yogyakarta, dan kami merasa bahwa ”siapa sih yang tidak mau datang ke UGM?”, sehingga alhamdulillah sekarang partisipannya sangat antusias,” tambahnya.

Acara PUSRENG diadakan dengan memuat beberapa kegiatan di dalamnya. Setelah acara dibuka oleh MC, para peserta yang datang dari kalangan mahasiswa DTMI dan mahasiswa dari fakultas atau universitas lain serta partisipan dari instansi lain diajak oleh mahasiswa asisten Literacy Center untuk menengok koleksi buku dan board game yang ada di sana sebagai sebuah tur singkat. Setelah tur singkat selama 20 menit, peserta dipersilakan untuk melakukan silent reading selama 30 menit. Buku yang dibaca dalam sesi silent reading adalah buku-buku yang dibawa oleh peserta atau buku-buku yang dipinjam dari Literacy Center DTMI. Usai sesi silent reading, peserta dibagi ke dalam 8 kelompok dengan masing-masing kelompok dipandu oleh 1 orang moderator dari Yogyakarta Book Party untuk melakukan diskusi mengenai buku dan isi buku yang telah dibaca. Sesi diskusi berjalan selama 1 jam, kemudian sejenak dihentikan bertepatan dengan waktu salat ashar. Acara dilanjutkan kembali selepas salat ashar dengan agenda permainan board game di dalam kelompok-kelompok yang telah dibagi saat awal acara. Sesi board game dipandu oleh mahasiswa asisten Literacy Center DTMI UGM untuk menjelaskan aturan main dari board game dan membantu peserta memahami alur permainan. PUSRENG kali ini ditutup dengan berfoto bersama.

Adhika Pramudhia Kirana (Teknik Mesin 2022) selaku asisten Literacy Center DTMI merasa terkesan atas pelaksanaan PUSRENG yang berjalan lancar. ”Saya sangat senang bisa ada kegiatan perdana kolaborasi seperti ini yang melibatkan banyak orang dan menghidupkan perpustakaan dengan kegiatan literasi,” tuturnya. Sebagai acara yang diadakan pertama kali, meski antusiasme partisipan cukup besar, tentu tidak terlepas dari hal-hal yang perlu ditingkatkan. Adit, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM yang menjadi partisipan PUSRENG merasa bahwa diskusi perlu dibuat lebih sistematis lagi. ”Diskusi dapat dibuat guideline dan temanya dibuat lebih fokus,” tuturnya.  

Ibnu mengungkapkan bahwa kegiatan PUSRENG ini akan diadakan secara rutin selama 1 atau 2 kali dalam sebulan di tengah-tengah agenda rutin Yogyakarta Book Party berupa membaca bersama di ruang publik terbuka. ”Yogyakarta Book Party memiliki visi untuk menjadikan membaca buku sebagai budaya baru di masyarakat. Harapan kita, event seperti ini menjadi trigger untuk teman-teman senang membaca buku di rumah dan dapat menceritakan buku yang dibaca pekan depan, syukur-syukur nanti dia juga mengajak teman yang lain, sehingga bisa menjadi efek domino yang bagus bagi keberlangsungan literasi kita,” tuturnya. Adhika berharap melalui kegiatan ini bisa memantik minat teman-teman mahasiswa untuk berkomunitas literasi dan membuat kegiatan serupa. ”Semoga semakin ramai yang mau ikut terlibat dan menghidupkan budaya membaca kembali di perpustakaan,” pungkasnya.

Sinau Bareng DTMI #24 x CORE Seri 3 Sajikan Pengetahuan Sistem Heat Pump

Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM kembali mengadakan acara ”Sinau Bareng DTMI” yang kali ini telah mencapai seri ke-24 dan bertepatan dengan Colloquium Riset Energi (CORE) Seri 3. Sinau Bareng DTMI ke-24 berkolaborasi dengan CORE Seri 3 diadakan pada Kamis (17/04), bertempat di Laboratorium Menggambar Teknik DTMI UGM.

Dalam acara yang terbuka bagi mahasiswa sarjana hingga doktor ini, Dr. Hifni Mukhtar Ariyadi selaku pembicara menyatakan bahwa keikutsertaan dalam acara ini merupakan sebuah kesempatan yang berharga. “Mahasiswa mendapat kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan perspektif yang berbeda,” tuturnya. Membuka acara dengan sambutan, Ketua Departemen Teknik Mesin dan Industri UGM, Prof. Budi Hartono, menyampaikan bahwa Sinau Bareng DTMI ini bermanfaat untuk memperluas horison pengetahuan mahasiswa. ”Melalui acara ini, tentu akan menjadi awal yang baik untuk kolaborasi di masa mendatang dengan Prof. Alberto,” tuturnya.

Berbeda dengan 2 seri sebelumnya, CORE Seri 3 kali ini mengundang seorang pembicara mancanegara yang ahli di bidangnya. Mengangkat tema ”Refrigeration and Heat Pump Technology”, Dr. Hifni menjadi pembicara bersama dengan Prof. Alberto Coronas, anggota Group of Applied Thermal Engineering, Department of Mechanical Engineering, Universitat Rovira I Virgili, Tarragona, Spanyol membahas mengenai teknologi heat pump yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendingin dan pemanas. Menurut Prof. Alberto, permintaan pendingin pada masa kini kian meningkat seiring dengan perubahan iklim yang ekstrem. ”Hingga saat ini, kebanyakan permintaan sistem pemanas dan pendingin masih bergantung pada bahan bakar fosil, yang artinya sistem tersebut menghasilkan banyak emisi,” paparnya. Oleh karena adanya perhatian lebih terhadap pengurangan gas karbon dan penggunaan listrik dengan sumber tidak terbarukan di Eropa, maka Prof. Alberto menawarkan sistem heat pump yang dapat menjadi solusi alternatif sistem pemanas dan pendingin tanpa bahan bakar fosil. ”Sistem heat pump dapat menjadi jawaban atas usaha dekarbonisasi,” tegasnya. Apabila dikembangkan dengan baik, maka sistem heat pump dapat digunakan untuk kebutuhan berbagai sektor, antara lain dalam industri pembuatan susu dan keju, peternakan unggas, budi daya sayur-sayuran, rumah sakit, perhotelan, restoran, dan lain-lain.

Teknologi heat pump yang dipresentasikan oleh Prof. Alberto merupakan jawaban dari permintaan sistem pendingin dan pemanas yang efisien serta ramah lingkungan. Melalui Sinau Bareng DTMI berkolaborasi dengan CORE, semoga peserta dapat memetik ilmu dan informasi dari pembicara dan nantinya dapat mengembangkan ilmu tersebut untuk menghasilkan inovasi yang berguna untuk masyarakat dan dapat berpartisipasi dalam usaha melestarikan lingkungan.

Mitsubishi Electric Indonesia Adakan Pelatihan PLC di CEMTI DTMI UGM

Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, terkhusus Laboratorium Teknologi Mekanik dan CEMTI berkesempatan untuk menjadi tuan rumah dari acara ”Training PLC bersama Mitsubishi Electric Indonesia” yang mulai diadakan pada Senin (21/04).

Dalam sambutan pembukaan pelatihan, Sekretaris Program Studi (Prodi) Magister Teknik Mesin UGM, Dr. Budi Arifvianto, mengucapkan terima kasih kepada pihak Mitsubishi Electric Indonesia yang berkenan untuk menyediakan pelatihan serta kepada para peserta yang telah berkenan hadir dalam pelatihan tersebut. ”Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari penjajakan kerja sama yang telah dimulai antara UGM dengan Mitsubishi Electric Indonesia pada akhir 2022,” tutur Dr. Budi.

Masih menurut informasi Dr. Budi, dalam pelatihan ini, peserta akan menerima pelatihan prinsip-prinsip penggunaan Programmable Logic Controller (PLC) training unit yang diberikan kepada UGM pada 2022 lalu. ”UGM memperoleh 5 unit PLC, dengan 3 unit berada di DTMI dan 2 unit ada di Departemen Teknik Mesin, Sekolah Vokasi UGM,” terangnya.

Pemilihan lokasi di CEMTI merupakan sebuah prakarsa atas sumbangsih laboratorium tersebut dalam menelurkan banyak inovasi. ”Kiprah CEMTI sudah sangat banyak, termasuk pesawat nirawak PALAPA dari Prof. Gesang juga ada di CEMTI. Harapannya melalui training ini akan memberikan banyak kontribusi di masa yang akan datang,” tutur Dr. Budi.

Pelatihan PLC dari Mitsubishi Electric Indonesia menghadirkan Factory Automation Center (FAC) Service Engineer PT Mitsubishi Electric Indonesia, Wisnu Bayu Bramantyo, untuk memberikan pemahaman kepada peserta yang terdiri dari dosen dan teknisi dari Prodi Teknik Mesin DTMI UGM dan Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM, terutama mengenai kesepahaman mengenai istilah-istilah yang terdapat perbedaan antara pengunaannya di dunia akademik dan dunia industri. Pelatihan ini dilaksanakan selama 5 hari dan akan berakhir pada Jumat (25/04).

CORE Seri 2 Pertemukan Periset Bidang Energi di DTMI

Sebagai wujud nyata dalam meningkatkan kualitas riset, Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Energi Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM menyelenggarakan Colloquium Riset Energi (CORE) Seri 2. CORE Seri 2 ini diselenggarakan pada Rabu (19/03), bertempat di Ruang Sidang A-1 DTMI UGM. Pemapar pada CORE kali ini adalah Dr. Ir. Khasani, S.T., M.Eng, IPM., ASEAN Eng. dan Ir. Indro Pranoto, S.T., M.Eng., Ph.D, IPM., ASEAN Eng..

Membawakan materi bertajuk “Harnessing Energy from ‘Unconventional Geothermal System'”, Dr. Khasani memaparkan bahwa meski geothermal atau panas bumi sering dikaitkan dengan bidang keilmuan Teknik Geologi, sebenarnya keilmuan mekanika fluida dari Teknik Mesin juga memiliki kaitan dengan panas bumi, terutama dengan teknik pengambilan dan pemanfaatannya. Dr. Khasani menjelaskan bahwa perbedaan antara sistem panas bumi non-konvensional dengan konvensional adalah bahwa sistem non-konvensional memiliki cakupan yang lebih luas karena dapat ditemukan di manapun di bawah tanah dengan mengikuti thermal gradient. “Dengan cakupan luas dan sistem hot dry rock, sistem panas bumi non-konvensional memiliki 98% potensi panas bumi dunia,” paparnya. Sistem panas bumi non-konvensional ini, menurut Dr. Khasani, masih agak sulit untuk diterapkan di Indonesia karena terbentur dengan kendala penyokong dana investasi dan regulasi perundang-undangan. Selain itu, masih kurangnya pelibatan masyarakat dalam proses pengembangan sistem tersebut juga menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan. “Pemerintah perlu untuk menggandeng masyarakat sekitar dalam hal pengembangan pembangkit panas bumi non-konvensional,” tegasnya.

Indro Pranoto, Ph.D. membawakan paparan berjudul “Research Update on Boiling Heat Transfer from Enhanced Structures and Immersion Cooling for Electrical Battery and Data Centre” sebagai sebuah riset yang memperoleh dana hibah dari Ristekdikti dan beberapa sponsor. Berfokus pada penelitian baterai, Dr. Indro memaparkan bahwa panas yang tidak terkendali pada baterai dan pusat penyimpanan data dapat menyebabkan baterai menjadi overheated dan sistem pendingin menggunakan air cooling yang selama ini digunakan sudah tidak memadai. Dengan memanfaatkan gelembung yang dihasilkan oleh proses boiling, maka dapat dihasilkan sistem pendingin yang lebih baik. “Gelembung-gelembung tersebut kita manfaatkan titik-titik temperatur yang rendah untuk nanti digunakan dalam pendingin baterai,” papar Dr. Indro.

CORE Seri 2 dihadiri oleh dosen-dosen anggota KBK Energi, mahasiswa pascasarjana Teknik Mesin UGM, serta praktisi dan peneliti dari luar UGM, salah satunya Prof. Dr. Pranowo, S.T., M.T., dosen Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan bidang ilmu Komputasi Numerik, Pemodelan & Simulasi, Pengolahan Citra, dan Soft Computing, sekaligus alumni Teknik Mesin UGM angkatan 1996. Dr. Eng. Adhika Widyaparaga, S.T., M. Biomed.E. selaku Sekretaris DTMI menyatakan bahwa CORE dari KBK Energi diprakarsai oleh Prof. Dr.Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng.. “Tujuan dari CORE adalah untuk knowledge sharing dan kerja sama riset. Selain itu, CORE dapat menjadi ajang pertemuan periset yang ada di DTMI,” tutur Dr. Adhika.

Setelah paparan dari Dr. Khasani dan Dr. Indro Pranoto, peserta dipersilakan untuk mengajukan pertanyaan dan masukan oleh moderator CORE, Prof. Dr. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng.. Semoga melalui CORE, para periset DTMI akan semakin tergugah untuk meningkatkan semangat kolaborasi riset dan nantinya dapat menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat.

Publikasi DTMI: Comparison of “Rose, Aeroleaf, and Tulip” vertical axis wind turbines (VAWTs) and their characteristics for alternative electricity generation in urban and rural areas

Penulis : Ariyana Dwiputra Nugraha (1); RENDIANTO AGINTA (2); Ardi Wiranata, S.T., M. Eng., Ph.D (3) ; ADRIYAN C SITANGGANG (4); Eko Supriyanto (5); Fefria Tanbar (6); Ir. Muhammad Akhsin Muflikhun, S.T., MSME., Ph.D (7)

Results in Engineering (SJR Q1), terbit Maret 2025

DOI : https://doi.org/10.1016/j.rineng.2024.103885

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Results in Engineering mengungkapkan bahwa desain turbin angin vertikal (Vertical Axis Wind Turbine/VAWT) model Rose menunjukkan kinerja paling unggul dibandingkan dengan model Aeroleaf dan Tulip. Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari PLN Research Institute dan Universitas Gadjah Mada yang meneliti efisiensi tiga model turbin untuk aplikasi pembangkitan listrik alternatif di lingkungan perkotaan dan pedesaan.

Penelitian ini didasarkan pada kebutuhan akan energi bersih untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Indonesia memiliki potensi energi angin yang signifikan, mencapai 154,9 GW, yang dapat dimanfaatkan melalui pengembangan turbin angin kecil di wilayah perkotaan maupun pedesaan.

Turbin Rose, yang dirancang dengan bentuk menyerupai kelopak bunga, dibuat menggunakan teknologi manufaktur aditif (additive manufacturing). Model ini kemudian diuji secara numerik dan dibandingkan dengan turbin Aeroleaf, yang sering digunakan dalam konsep

“pohon angin” di Eropa, serta turbin Tulip, yang telah dioptimalkan untuk mengurangi efek turbulensi.

Penelitian ini menggunakan pemodelan Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk menganalisis performa turbin pada kecepatan angin 3 m/s, 6 m/s, dan 9 m/s. Hasilnya menunjukkan bahwa Rose memiliki efisiensi daya tertinggi di antara ketiga model. Pada kecepatan angin 9 m/s, Rose mampu menghasilkan daya 2,34 W, lebih tinggi dibandingkan dengan Aeroleaf (2,27 W) dan Tulip (1,76 W).

Selain itu, turbin Rose menunjukkan stabilitas putaran yang lebih baik dengan tip speed ratio (TSR) sebesar 0,79 pada kecepatan 3 m/s. TSR yang stabil ini membantu meningkatkan efisiensi dalam mengubah energi angin menjadi daya listrik.

Pengujian eksperimental juga dilakukan dengan memasang turbin pada generator listrik dan mengamati intensitas cahaya LED yang dihasilkan. Turbin Rose mampu menghasilkan pencahayaan LED yang lebih terang dan stabil dibandingkan dua model lainnya, membuktikan bahwa daya listrik yang dihasilkan lebih besar.

Selain performa teknis, penelitian ini juga menganalisis Energy Payback Period (EPP), yaitu waktu yang dibutuhkan turbin untuk menghasilkan energi setara dengan energi yang digunakan dalam pembuatannya. Turbin Rose memiliki EPP paling rendah, terutama pada kecepatan angin 9 m/s dengan nilai 0,402, yang berarti lebih cepat mencapai titik impas dibandingkan dengan Aeroleaf (0,419) dan Tulip (0,541).

Dengan hasil ini, turbin Rose dinilai sebagai solusi terbaik untuk pembangkitan listrik berbasis energi angin di lingkungan perkotaan dan pedesaan. Efisiensinya yang tinggi pada kecepatan angin rendah hingga menengah membuatnya ideal untuk diaplikasikan di wilayah dengan potensi angin sedang, seperti pesisir dan daerah padat bangunan. Studi ini membuka peluang bagi pengembangan teknologi VAWT yang lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan, baik untuk skala kecil maupun besar. Dengan implementasi yang tepat, turbin Rose dapat menjadi langkah maju dalam transisi energi bersih di Indonesia dan dunia.

Kontributor: Rita Yulianti, S.IP.

UGM Gelar Klinik Publikasi: Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah 2025

Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengadakan Klinik Publikasi: Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah Tahun Anggaran 2025, sebuah program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah sivitas akademika UGM di jurnal internasional bereputasi. Program ini diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian UGM dan didukung oleh para akademisi berpengalaman sebagai pendamping (coach) dalam proses penulisan artikel ilmiah.

Program ini resmi dibuka berdasarkan Surat Tugas Nomor 1182/UN1.P1/DitLit/PT.01.03/2025 yang ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA. Surat tugas tersebut menetapkan berbagai pendamping dari berbagai fakultas untuk membantu peserta dalam menyusun, memperbaiki, dan menyempurnakan artikel ilmiah mereka hingga
siap dipublikasikan di jurnal bereputasi.

Fokus Pendampingan yang diberikan dalam program Klinik Publikasi ini meliputi beberapa aspek penting dalam penulisan artikel ilmiah, di antaranya:

  1. Struktur Penulisan Artikel – Peserta akan diberikan bimbingan mengenai
    sistematika penulisan artikel ilmiah yang mencakup judul, abstrak, kata kunci,
    pendahuluan, kajian pustaka, metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan
    saran, serta referensi.
  2. Etika Penelitian dan Publikasi – Pelatihan mengenai etika penelitian dan
    publikasi, termasuk cara pengutipan yang benar serta strategi untuk menghindari
    plagiarisme dalam penulisan akademik.
  3. Proses Revisi dan Publikasi – Pendamping akan membantu peserta dalam
    memeriksa dan memberikan masukan terhadap artikel mereka hingga siap
    diajukan ke jurnal internasional bereputasi.

Program ini melibatkan sejumlah akademisi dengan rekam jejak publikasi yang kuat sebagai pendamping. Pendamping berasal dari berbagai fakultas, termasuk dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik yaitu Prof. Dr. Eng. Ir. Deendarlianto, S.T., M.Eng., Prof. Dr. Ir. Kusmono, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., Ir. Muhammad Akhsin Muflikhun, S.T., MSME., Ph.D., Prof. Ir. Bertha Maya Shopa, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., dan Ir. Muslim Mahardika, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. Mereka memiliki keahlian di bidang ilmunya dan memiliki H-index yang tinggi, yang mencerminkan kontribusi akademik mereka dalam dunia penelitian.

Dengan adanya Klinik Publikasi ini, diharapkan jumlah publikasi ilmiah sivitas akademika UGM di jurnal internasional bereputasi dapat meningkat secara signifikan. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk menanamkan budaya akademik yang kuat dalam hal penulisan ilmiah yang berkualitas dan beretika.

Program ini akan berlangsung hingga 31 Desember 2025 dan terbuka bagi dosen serta peneliti UGM yang ingin meningkatkan kualitas publikasi ilmiahnya. Dengan pendampingan yang sistematis dan komprehensif, diharapkan peserta dapat lebih percaya diri dalam menulis dan menerbitkan artikel mereka di tingkat internasional.

Kontributor: Rita Yulianti, S.IP.
Sumber foto: Laman web UGM