Arsip:

Liputan/Berita

Evaluasi Pemborosan Produksi Serbuk Coklat Griya Cokelat Nglanggeran: Solusi Lean Manufacturing Jessica Tingkatkan Efisiensi

Mahasiswi Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Jessica Vyanti, melaksanakan seminar hasil penelitian dengan judul “Mengevaluasi Pemborosan dalam Produksi Serbuk Coklat Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing (Studi Kasus: Griya Cokelat Nglanggeran)”. Penelitian ini disusun di bawah bimbingan Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng. dan diuji oleh tim akademisi berpengalaman di bidang teknik industri dan sistem manufaktur, yaitu Ir. I Gusti Bagus Budi Dharma, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dan Ir. Agus Darmawan, S.T., M.S., Ph.D., IPM., ASEAN Eng..

Griya Cokelat Nglanggeran yang berlokasi di Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu penggerak ekonomi desa berbasis agribisnis kakao. Meskipun memiliki potensi besar dalam pengolahan kakao, unit usaha ini menghadapi tantangan dalam bentuk pemborosan produksi yang menurunkan efisiensi, khususnya pada proses pembuatan serbuk coklat.

Melalui pendekatan Lean Manufacturing, penelitian ini memanfaatkan Value Stream Mapping (VSM) dan Process Activity Mapping (PAM) untuk memetakan keseluruhan proses produksi. Analisis mendalam terhadap aktivitas non-bernilai tambah (Non-Value Added/NVA) dilakukan untuk mengidentifikasi sumber utama pemborosan. Selanjutnya, metode Fishbone Diagram, FMEA-SAW (Failure Mode and Effect Analysis – Simple Additive Weighting), serta Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk menemukan akar penyebab masalah dan merumuskan strategi perbaikan berdasarkan tingkat risiko.

Dari total aktivitas dalam proses produksi, ditemukan sebanyak 97 aktivitas tergolong pemborosan, dan hanya 53 aktivitas memberikan nilai tambah. Jenis pemborosan paling dominan adalah motion dan transportation. ”Setelah implementasi solusi berdasarkan analisis tersebut, waktu total aktivitas non-value added berhasil ditekan dari 5.648 detik menjadi hanya 1.930 detik, menunjukkan peningkatan efisiensi yang signifikan,” papar Jessica.

Penelitian ini tidak hanya memberikan manfaat praktis bagi Griya Cokelat Nglanggeran, tetapi juga selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-8 (Decent Work and Economic Growth) dan poin ke-12 (Responsible Consumption and Production). Dengan mendorong efisiensi produksi dan pengurangan pemborosan, penelitian ini mendukung pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Adiksi Jadi Prestasi dan Inspirasi: Kisah Cemerlang Samuel Lie

Seseorang dengan latar belakang yang tidak secemerlang kawan-kawannya seringkali mengalami kesulitan dalam mengembangkan diri. Perasaan tidak percaya diri dan rendah diri menyebabkan motivasi seseorang untuk berkembang menjadi terhambat, atau bahkan tidak ada. Namun hal itu tidak berlaku untuk Samuel Lie, mahasiswa Program Sarjana Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM berhasil mengubah situasi dirinya menjadi motivasi untuk meraih kesuksesan dalam akademik, sosial, dan karir.

Menyadari bahwa ia bukan anak pintar sejak kecil, sebagai mahasiswa, Samuel mengaku harus bekerja keras 10 kali lebih banyak dibandingkan teman-temannya. Di tiap semester, dia menargetkan IPK minimal 3.0 untuk mempertahankan beasiswanya. “Saya menemukan sistem belajar yang lebih efektif. Semester pertama fokus pada algoritma belajar dan membangun sistem pembelajaran, dan menghasilkan IPK 3.50,” katanya, Kamis (05/06).

Di semester 2, Samuel bercerita ia mencoba memperluas relasi dengan bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), menjadi Master of Ceremony (MC), serta aktif di berbagai acara. Pada semester 3, Samuel mulai mencari prestasi melalui kompetisi, dengan hasil memenangkan lima lomba. Bahkan di semester 3 ini, Samuel berhasil meraih IPK 3.90. Selanjutnya pada semester keempat, ia mulai menekuni dunia content creator, dan memperoleh lebih dari 100 ribu followers di Instagram hanya dalam waktu tiga bulan. Kini, dengan 142.000 followers, ratusan konten motivasi sudah memenuhi beranda Instagramnya, dan menjadi referensi bagi mahasiswa yang ingin tahu seputar strategi sukses di dunia akademik, hingga akhirnya dunia content creator dapat membiayai dirinya sendiri tanpa bantuan orang tua.”Saya ngonten bukan untuk mencari validasi atau kebanggaan diri, tetapi untuk menjadi motivasi dan role model buat semua orang yang dianggap ”biasa saja”. Saya sudah membuktikan, kalau anak yang ”biasa saja” sejak SD sampai SMA, bisa sukses di perkuliahan”, terang Samuel penuh semangat.

Saat ini, ia tengah mendedikasikan dirinya menjadi motivator bagi teman-teman sebayanya seputar sukses studi melalui konten IG (Instagram – red.)-nya, samliee_. Lewat video konten yang ia buat, Samuel ingin membantu teman-teman yang dianggap ”biasa saja” tersebut bisa sukses kuliah. ”Karena kunci dari sukses kuliah itu bukanlah bakat, melainkan konsistensi”, tegasnya.

Ia pun punya strategi khusus agar pekerjaan sebagai content creator menjadi kegiatan yang tidak mengganggu perkuliahan. ”Bisa terkendali dengan time management,” jelas mahasiswa angkatan 2023 ini.

Samuel selalu  menerapkan skala prioritas pada agenda kegiatan yang diaturnya menggunakan Google Calendar. Prioritas pertamanya adalah ”kelas”, di luar itu, waktunya digunakan untuk membuat konten. ”Saya sudah terbiasa mengikuti berbagai macam acara sejak semester 2, dan sekarang sebagai konten kreator, saya tinggal mensubstitusikan kesibukan yang biasanya di organisasi ke dunia content creator”, ungkapnya.

Pernah Kecanduan Game 

Samuel mengaku ia sempat mengalami kecanduan game sejak kecil saat ia dipercaya memegang smartphone oleh orang tuanya untuk komunikasi dan produktivitas, justru lebih banyak menggunakan gadget untuk bermain game. Saat itu Samuel bermain game Mobile Legend hampir 16 jam setiap hari tanpa henti, hingga mengorbankan waktu tidur.

Kecanduan game terus berlanjut dari kelas 7 SMP hingga kelas 2 SMA. Teguran dari orang tua tidak pernah berhenti, namun baru terasa saat mereka lelah dan berhenti menegur. Saat itulah kesadaran Samuel mulai muncul. Tidak hanya itu, ia melihat teman-teman sebaya yang jarang bermain game memiliki kredibilitas tinggi. ”Mereka berprestasi, aktif berorganisasi, dan pandai berbicara di depan umum,” kata Samuel.

Keinginan untuk menjadi seperti mereka menjadi titik balik yang mengubah perspektifnya. Kesadaran yang menjadi titik balik ini membawa Samuel menemukan konsep “reverse gaming”, senjata yang menjadi strategi utamanya untuk lepas dari kecanduan. Menurut Samuel, hidup dianalogikan seperti game, jika kerja keras akan mendapatkan ‘gold’.

Dari konsep itu, ia mulai tekun belajar agar menjadi lebih hebat, dan membangun kebiasaan baru untuk meningkatkan kemampuan diri. ”Saya mulai berolahraga, membaca buku setiap hari, bergabung dengan OSIS, dan memperbanyak relasi,” terangnya.

Perubahan ini perlahan-lahan menggantikan adiksi game dengan motivasi untuk berkembang. Setelah lepas dari kecanduan, ia menyadari banyak waktu yang telah terbuang dan ia menyesali hal itu. Namun, perjalanan baru dimulai saat ia diterima di Teknik Mesin UGM melalui jalur SNBT. Inilah yang menjadi transformasi Samuel di Dunia Akademik dan Sosial.

Dengan passion di bidang public speaking, samuel bercita-cita menjadi seorang mentor dan public speaker untuk membantu mahasiswa sukses di akademik, prestasi, sosial, dan finansial. Untuk mencapai tujuan itu, ia sedang membangun startup bernama Skademy (Sukses Kuliah Academy), yang bertujuan membimbing mahasiswa agar tidak mengulangi kesalahan seperti dirinya. Transformasi dari kecanduan game menjadi kecanduan kehidupan membuktikan bahwa perubahan selalu mungkin terjadi. “Lewat  mindset yang tepat, seseorang dapat mengubah kebiasaan buruk menjadi motivasi besar untuk berkembang dan sukses,” pungkasnya.

Disadur dengan perubahan seperlunya dari Lepas dari Kecanduan Game, Mahasiswa UGM ini Bisa Berprestasi di Kampus
Sumber foto: laman web UGM

Teliti Ketahanan Komposit Hibrida Serat Bambu-GFRP, Nugroho Ungkap Solusi Material Ramah Lingkungan

Nugroho Karya Yudha, mahasiswa Program Magister Teknik Mesin di Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI)UGM, melaksanakan ujian pendadaran tesisnya pada Senin (16/06) bertempat di Ruang Sidang A-3DTMI UGM.

Tesis yang berjudul “Efek Penuaan Higrotermal Jangka Panjang terhadap Sifat Fisik dan Mekanis pada Komposit Hibrida Serat Bambu-GFRP” membahas pengembangan material komposit berkelanjutan dengan menggabungkan serat alami dan sintetis. Dalam penelitian ini, Nugroho mengkaji performa dari komposit hibrida berbasis serat bambu dan glass fiber reinforced polymer (GFRP) terhadap kondisi lingkungan ekstrem berupa suhu dan kelembapan tinggi.

Penelitian dilakukan dengan metode Vacuum Assisted Resin Infusion (VARI) dan berbagai konfigurasi stacking sequence, yaitu GBBG dan BGGB. Pengujian meliputi karakterisasi densitas, fraksi volume, kekuatan tarik, lentur, dan kekerasan sebelum dan sesudah proses penuaan pada suhu 28,5 °C, 50 °C, dan 75 °C selama hingga 90 hari. Teknik pengamatan seperti mikroskopis dan Fourier Transform Infrared (FTIR) juga digunakan untuk memahami degradasi mikrostruktur dan interaksi kimia di antarmuka serat dan matriks.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konfigurasi GBBG—dengan serat kaca di permukaan luar—memberikan ketahanan tertinggi terhadap degradasi akibat penuaan higrotermal. Serat kaca efektif melindungi serat bambu dari penurunan kekuatan mekanik yang disebabkan oleh peningkatan suhu dan penyerapan kelembapan. ”Hal ini membuktikan bahwa desain urutan lapisan sangat mempengaruhi durability dan performa komposit,” papar Nugroho.

Penelitian ini dibimbing oleh Prof. Ir. Jamasri, Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dan Muhammad Akhsin Muflikhun, S.T., MSME., Ph.D., serta diuji oleh Dr.Eng. Ir. Priyo Tri Iswanto, S.T., M.Eng., IPM. dan Prof. Ir. Heru Santoso Budi Rochardjo, M.Eng., Ph.D., IPM.

Temuan ini berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) nomor 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan serat alami dan teknik rekayasa material, hasil penelitian ini membuka peluang baru bagi pengembangan material komposit hijau yang tahan lama, efisien, dan ramah lingkungan

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Zaka Teliti Microwave Pyrolysis untuk Energi Terbarukan dari Limbah Sekam Padi

Bertempat di Ruang Sidang A-4 Laboratorium Dinamika, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Ahmad Murtadlo Zaka, mahasiswa Program Magister Teknik Mesin melaksanakan ujian pendadaran untuk tesis magisternya yang berjudul “Variasi Particle Size dan Holding Time pada Microwave Pyrolysis Limbah Sekam Padi untuk Menghasilkan Bahan Bakar Terbarukan.” Ujian pendadaran yang diadakan pada Senin (16/06) ini dihadiri juga oleh pembimbing dari Zaka, Prof. Dr. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng. dan Robertus Dhimas Dhewangga Putra, S.T., M.Eng., Ph.D., serta menghadirkan 2 orang penguji, yaitu Dr. Ir. Jayan Sentanuhady, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng. dan Dr. Ir. Khasani, S.T., M.Eng, IPM., ASEAN Eng..

Penelitian ini mengangkat isu keberlanjutan energi melalui pemanfaatan limbah sekam padi sebagai bahan baku alternatif. Dengan menggunakan metode microwave pyrolysis, Zaka mengevaluasi dampak dari variasi ukuran partikel dan waktu tahan (holding time) terhadap hasil konversi menjadi biochar, bio-oil, dan gas.

Pengujian dilakukan menggunakan oven gelombang mikro dan oven konvensional, dilengkapi silicon carbide (SiC) sebagai absorber dan katalis zeolit alam sebagai komponen reaktor sekunder. Hasil menunjukkan bahwa ukuran partikel kecil (0,25–0,5 mm) memungkinkan laju pemanasan tercepat dan efisiensi energi tertinggi, mencapai 21,44% pada waktu tahan 5 menit. ”Di sisi lain, bio-oil terbanyak diperoleh pada durasi 20 menit, sementara produksi gas tertinggi dicapai oleh partikel terkecil dengan 21,60% pada durasi yang sama,” papar Zaka.

Penelitian ini secara langsung mendukung pencapaian Sustainable Development Goal (SDG) 7: Energi Bersih dan Terjangkau, serta SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Dengan mendemonstrasikan potensi teknologi microwave pyrolysis untuk mengubah limbah menjadi sumber energi yang efisien, karya ini berkontribusi terhadap solusi energi terbarukan berbasis biomassa dan sistem ekonomi sirkular.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Nurin Tawarkan Solusi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan melalui Optimasi Sistem Logistik

Upaya mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), ditunjukkan oleh mahasiswa Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Nurin Salwa Nabila, dalam ujian tesis yang diselenggarakan pada Jumat (13/06).

Tesis berjudul “Optimasi Location Routing Problem pada Pengelolaan Sampah Padat Terintegrasi untuk Sumber Sampah yang Heterogen” ini merupakan hasil penelitian mendalam di bawah bimbingan Achmad Pratama Rifai, S.T., M.Eng., Ph.D. selaku dosen pembimbing utama, serta Luluk Lusiantoro, S.E., M.Sc., Ph.D. sebagai dosen pembimbing pendamping.

Dalam sidang ujian yang berlangsung di DTMI UGM, Nurin diuji oleh dua penguji, yaitu Ir. Andi Rahadiyan Wijaya, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. dan Ir. Nur Mayke Eka Normasari, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng..

Penelitian ini mengangkat tantangan utama dalam pengelolaan sampah padat, yaitu keterbatasan kapasitas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan tingginya biaya operasional akibat sistem pengangkutan yang tidak efisien. Dengan mempertimbangkan keberagaman sumber sampah seperti bank sampah, infrastruktur publik, dan depo, Nurin mengembangkan model Location Routing Problem (LRP) dua tingkat untuk mengoptimalkan penempatan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dan rute pengangkutan sampah menuju TPA.

Model dikembangkan dengan pendekatan Mixed Integer Linear Programming (MILP) untuk kasus skala kecil dan Adaptive Large Neighborhood Search (ALNS) sebagai pendekatan metaheuristik untuk kasus berskala besar dan kompleks. ”Penggunaan data riil dari Kabupaten Bantul menunjukkan bahwa metode ALNS mampu memangkas waktu komputasi hingga 95% dengan tingkat akurasi yang sangat mendekati model optimal,” papar Nurin.

Hasil penelitian merekomendasikan pembukaan 10 TPS 3R, pembentukan 19 rute dari sumber ke TPS dan 7 rute dari TPS ke TPA, dengan kebutuhan 17 kendaraan dan total biaya operasional sebesar Rp23.387.208,55. Analisis sensitivitas yang dilakukan juga menegaskan bahwa variabel seperti jenis bahan bakar, emisi, dan volume sampah berpengaruh signifikan terhadap efisiensi sistem.

Penelitian ini menunjukkan kontribusi nyata ilmu teknik industri dalam mendukung sistem pengelolaan sampah berkelanjutan, sekaligus menjadi contoh konkret implementasi riset akademik dalam upaya pencapaian SDGs di tingkat lokal.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Dewa Ngurah Kaji Dampak Ergonomis Head-Mounted Displays, Dukung SDGs Bidang Kesehatan dan Inovasi

Bertempat di Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, mahasiswa Program Magister Teknik Industri atas nama Dewa Ngurah Mahaswara Putera melaksanakan Seminar Hasil Tugas Akhir yang mengusung topik terkini terkait ergonomi dan teknologi Virtual Reality (VR). Seminar ini mengusung judul “Pengaruh Massa Tambahan dan Letak Massa pada Head-Mounted Displays (HMDs) terhadap Aktivitas Otot, Postur, Cybersickness, dan Persepsi Pengguna”.

Di bawah bimbingan Ir. Ardiyanto, S.T., M.Sc., Ph.D., AEP, IPM, penelitian ini menjadi bagian dari upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan Nomor 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta Nomor 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.

Seminar yang digelar pada Jumat, (13/06), ini menghadirkan tiga dosen penguji, yaitu:

  • Ir. Fitri Trapsilawati, S.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
  • Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
  • Dr. Eng. Ir. Titis Wijayanto, S.T., M.Des., IPM., ASEAN Eng.

Dalam presentasinya, Dewa menjelaskan bahwa teknologi VR terus berkembang pesat dan digunakan dalam berbagai sektor, termasuk hiburan, pendidikan, pelatihan, hingga rehabilitasi medis. ”Namun, penggunaan jangka panjang dari perangkat Head-Mounted Displays (HMDs) menimbulkan risiko ergonomis, seperti ketegangan otot leher dan bahu, perubahan postur, serta keluhan cybersickness,” paparnya.

Penelitian ini melibatkan 15 partisipan pria dengan kriteria khusus yang berkaitan dengan kesehatan dan pengalaman menggunakan VR. Studi eksperimental dilakukan dengan memvariasikan massa tambahan (200 gram dan 400 gram) serta dua posisi massa (di belakang kepala dan dikalungkan di depan), untuk mengkaji efek fisiologis dan psikologis pengguna.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa:

  • Massa tambahan dan posisinya secara signifikan meningkatkan aktivitas otot pada bagian leher dan bahu, khususnya otot splenius capitis, trapezius, dan sternocleidomastoid (p < 0,001).
  • Postur tubuh, terutama pada gerakan fleksi-ekstensi leher, juga terpengaruh secara signifikan oleh beban dan lokasi massa.
  • Cybersickness meningkat dengan penambahan massa, terutama dalam aspek okulomotor, vestibular, dan mual (p < 0,001).
  • Persepsi pengguna terkait usaha penggunaan dan ketidaknyamanan leher dan tengkuk turut dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.

Temuan ini berkontribusi dalam menciptakan desain perangkat VR yang lebih ergonomis dan berkelanjutan, sejalan dengan tujuan SDGs dalam menyediakan teknologi yang ramah kesehatan dan inklusif. Penelitian ini juga menjadi masukan penting bagi pengembang perangkat VR dan industri teknologi agar memperhatikan aspek kenyamanan serta keselamatan pengguna dalam jangka panjang. Dengan kajian mendalam dan pendekatan berbasis sains, Dewa Ngurah Mahaswara Putera membuktikan bahwa inovasi teknologi tidak hanya perlu fungsional, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek kesejahteraan manusia sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Ardi Soroti Optimasi Digital Image Correlation untuk Material Komposit dan Additive Manufacture

Bertempat di Ruang Sidang A-3, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM pada Jumat (13/06), Ardi Jati Nugroho Putro, mahasiswa Program Magister Teknik Mesin melaksanakan ujian pendadaran sebagai tahapan akhir dalam menyelesaikan studi magister. Tesis yang diangkat berjudul ”Optimasi Analisis Digital Images Correlation untuk Pengujian Tarik dan Geser pada Komposit dan Additive Manufacture”, dibimbing oleh Prof. Ir. Jamasri, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Muhammad Akhsin Muflikhun, S.T., MSME., Ph.D., dan Yi-Chieh Wu, Ph.D. dari National Chengchi University. Ujian pendadaran ini menghadirkan 2 orang penguji, yaitu Ir. Muslim Mahardika, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM, ASEAN Eng. dan Ardi Wiranata, S.T., M. Eng., Ph.D..

Penelitian ini menyoroti pentingnya penerapan Digital Image Correlation (DIC) dalam memahami perilaku mekanis material, khususnya pada material komposit dan hasil teknologi Additive Manufacturing (AM). Metode DIC memungkinkan analisis distribusi deformasi, strain, dan poisson ratio dengan akurasi tinggi dalam pengujian tarik dan geser berdasarkan standar ASTM D638 dan D7078.

Proses optimasi difokuskan pada pengembangan speckle pattern dengan mempertimbangkan densitas dan kualitas pola yang efektif. Pengujian dilakukan menggunakan dua perangkat lunak, yaitu MATLAB untuk visualisasi deformasi dan ZEISS CORRELATE untuk visualisasi strain dan displacement. ”Hasilnya menunjukkan bahwa metode speckle pattern combination lebih unggul dibandingkan metode spray dan stamp, terutama dalam memvisualisasikan initial crack dan memberikan data displacement serta strain yang lebih mendekati hasil teoritis,” papar Ardi.

Material yang diuji, yakni Polylactid Acid – Glass Fiber Reinforced Polymer (PLA-GFRP), menunjukkan perilaku material yang khas tanpa mengalami necking dan langsung mengalami failure pada titik Ultimate Tensile Strength (UTS). Penurunan tensile strain secara linier seiring pengurangan infill membuktikan pengaruh besar dari infill density terhadap kekuatan material.

Tak hanya berhenti pada analisis eksperimental, penelitian ini juga membuktikan bahwa data hasil simulasi DIC dapat menjadi input yang valid untuk simulasi Finite Element Method (FEM) menggunakan perangkat lunak ABAQUS. Hal ini membuka peluang luas dalam pengembangan simulasi berbasis data aktual guna mendukung desain dan rekayasa material yang presisi.

Penelitian ini sangat relevan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan:

  • SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, melalui kontribusinya terhadap pengembangan teknologi uji material yang inovatif dan presisi untuk mendukung rekayasa teknik lanjut.
  • SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dengan pendekatan optimasi yang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan material dan mengurangi pemborosan dalam manufaktur.

Dengan hasil penelitian ini, Ardi Jati Nugroho Putro telah menunjukkan peran penting keilmuan teknik dalam mendukung transformasi industri menuju arah yang lebih berkelanjutan, presisi, dan berbasis data ilmiah.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Kunjungan Prof. Deendarlianto ke MIT REAP Bawakan Oleh-oleh Kesepakatan Kolaborasi Riset dan Kiat Pengembangan Inovasi Mahasiswa

Inovasi, Riset, dan Kolaborasi, tiga kata kunci tersebut adalah sedikit dari banyak faktor yang dapat mewujudkan suksesnya pendidikan dari institusi perguruan tinggi. UGM, terkhusus Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI), telah lama mewujudnyatakan tiga kata kunci tersebut dalam penyelenggaraan pendidikannya, baik dalam taraf nasional maupun internasional. Guna menjaga semangat tersebut, Prof. Deendarlianto, dosen DTMI UGM, beserta dengan Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D. dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) dan 5 orang delegasi lain dari Indonesia yang terdiri dari venture capital (lembaga yang menyediakan pendanaan kepada perusahaan rintisan (startup) atau perusahaan kecil yang memiliki potensi pertumbuhan besar dan cepat – red.), industri, dan entrepreneur melaksanakan kunjungan ke Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management di Amerika Serikat dalam rangka berpartisipasi dalam sebuah inisiatif bertajuk MIT Regional Entrepreneurship Accelerations Program (MIT REAP). Secara umum, Prof. Deendarlianto menuturkan bahwa kunjungannya ke sana memberikan insight bahwa perguruan tinggi harus bekerja berdasarkana deep tech. ”Artinya inovasi dan pengembangan teknologi harus berdasarkan strong R & D program, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan lebih banyak, produk akan bertahan lebih lama di market, yang kemudian akan memberi impact yang besar kepada society,” tuturnya.

Berangkat pada awal Juni 2025, Prof. Deendarlianto dan delegasi Indonesia lainnya mengikuti workshop selama 2 hari. “Banyak hal kami pelajari, seperti bagaimana mempercepat inovasi, entrepreneurship, menjadmin funding riset yang sustainable, itu satu. Yang kedua, UGM ingin ada kolaborasi riset dan akademik dengan MIT,” jelasnya. Prof. Deendarlianto menambahkan bahwa sebelum kunjungan ini, ia sudah melakukan kontak dengan beberapa koleganya di MIT. ”Alhamdulillah tanggapannya positif dan saya sudah mendapat pesan dari senior staff dari Prof. Evelyn Wang (salah satu akademisi di MIT – red.) bahwa mereka setuju untuk berkolaborasi dan menunggu follow up dari kita,” ujarnya. Selain mengikuti workshop, delegasi dari Indonesia juga melaksanakan tur laboratorium di MIT serta melakukan diskusi perihal akademik serta kemungkinan-kemungkinan kolaborasi yang dapat dibangun antara UGM dan MIT.

Program MIT REAP memiliki tujuan agar dalam semua proses pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi tidak hanya mendorong mahasiswa menjadi sarjana, namun juga agar mahasiswa lebih inovatif. ”Diharapkan bahwa setelah mereka lulus, inovasi yang dibangun bersama dalam proses pembelajaran bersama dosennya akan ada proses hilirisasi setelah lulus. Hal tersebut tentu akan didukung oleh venture capital, seperti di Innovative Academy UGM yang mendorong mahasiswa untuk memiliki jiwa entrepreneurship,” tutur Prof. Deendarlianto.

Mengenai dasar dari UGM untuk berkolaborasi dengan MIT, Prof. Deendarlianto menyatakan bahwa sebuah pendidikan, riset, dan pembangunan startup yang berdampak harus dimulai dari kebutuhan. ”Jika selama ini kolaborasi datang dari luar dengan menawarkan project, kalau sekarang tidak,” tuturnya. Sebelum keberangkatan ke MIT, Prof. Deendarlianto dan para peneliti dari UGM, termasuk dari Fakultas Teknik dan MIPA serta 17 perwakilan industri melaksanakan pertemuan di gedung Pancabrata Prof. Herman Johannes – Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Fakultas Teknik UGM untuk membahas 3 topik, yaitu energi, pangan dan alat kesehatan, dan AI (Artificial Intelligence/Kecerdasan Buatan – red.) untuk kehidupan sehari-hari. ”Masing-masing peneliti membangun roadmap riset yang dibangun berdasar kebutuhan industri, dan industri yang dituju harus support riset itu, bisa jadi support pendanaan atau menjadi offtaker dari inovasi. Itulah yang akan kita kolaborasikan dengan MIT,” jelas Prof. Deendarlianto. Kolaborasi tersebut, sebagaimana dinyatakan oleh Prof. Deendarlianto, jika berjalan dengan baik akan memberikan dampak baik bukan hanya kepada hilir, namun juga kepada UGM. ”Kita tahu bahwa MIT reputasinya sangat kuat, dengan menyandang peringkat pertama untuk semua bidang, sehingga publikasi yang nanti dihasilkan akan lebih berdampak, sitasinya akan banyak, dan rank UGM akan naik,” tuturnya. Untuk Teknik Mesin, topik yang diangkat sebagai potensi kolaborasi adalah pengembangan hidrogen, metal fuel, manufaktur, dan sistem pendinginan sebagai komponen Nawacita Pembangunan Nasional dan bagian dari strong knowledge Teknik Mesin, serta telah disusun berdasarkan kebutuhan industri masa depan. ”Industrinya juga telah committed untuk kerja sama, seperti untuk hidrogen kita kerja sama dengan PLN dan Pertamina, metal fuel dengan Pertamina, dan manufaktur dengan berbagai industri,” tutur Prof. Deendarlianto. Apabila sinkronisasi topik, pendanaan, dan mature agreement telah berjalan dengan baik, menurut Prof. Deendarlianto, kolaborasi akan mencapai tahap running dalam 6 bulan ke depan.

Berkaca dari pengalamannya selama mengikuti MIT REAP, Prof. Deendarlianto optimis bahwa hal yang serupa dapat diterapkan di UGM. ”Untuk di Teknik Mesin, kurikulum kita sangat menarik dan unik. Kita punya Proyek Desain 1, Proyek Desain 2, dan Proyek Kompetisi yang adalah kompetisi inovasi mahasiswa berdasarkan mata kuliah yang telah didapatkan. Di dalamnya terdapat konsep desain, market demand, detail engineering design, sampai manufaktur produknya. Jika selama ini dalam Proyek Desain 1, Proyek Desain 2, dan Proyek Kompetisi mahasiswa mendapatkan nilai, di MIT ada inovasi lagi dari Proyek Desain 1 dan 2, sehingga inovasi mereka terus mendapatkan improvement, dan ketika mereka lulus, universitas menawarkan apakah inovasi mahasiswa yang nilai ekonominya bagus akan dibangun startup atau tidak. Nantinya universitas akan menghubungkan dengan venture capital untuk pendanaan dan strateginya, sehingga mahasiswa memperoleh share, universitas juga mendapatkan share,” paparnya. Dengan iklim yang diciptakan MIT tersebut, setiap tahun ada 15 startup yang dihasilkan oleh unit inovasinya yang dalam beberapa tahun dapat menjadi unicorn startup dan meningkatkan angka alumni MIT yang terjun ke dunia startup. ”Universitas memiliki tanggung jawab, bukan hanya sekadar mendidik anak sebagai the best talent for new generation, tetapi juga membentuk generasi yang lebih agile, siap bertarung, inovatif, yang semuanya dimulai dari kurikulum, sehingga komunikasi kurikulum yang baik antara dosen dan mahasiswa sangat diperlukan,” tutur Prof. Deendarlianto. Selain itu, dalam menghadapi kompetisi tingkat dunia, Prof. Deendarlianto menegaskan bahwa akademisi dari berbagai perguruan tinggi perlu untuk berkolaborasi dan menjadikan institusi unggul dengan karya, reputasi, dan membawa industri serta pendanaan internasional untuk mendukung program-program kampus. ”Setiap program yang DTMI laksanakan, banyak mahasiswa yang dilibatkan. Harapan saya, dengan MIT nanti mahsiswa yang terlibat akan kita perbanyak, baik untuk riset maupun entrepreneurship,” pungkasnya.

Penelitian Bela tentang Perbandingan Perlakuan Termal pada Baja ASTM A36 Dukung SDGs 9 dalam Inovasi Infrastruktur

Bela Amelia, mahasiswi Program Magister Teknik Mesi, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, telah menyelesaikan ujian pendadaran tesisnya yang berjudul “Studi Komparasi Perlakuan Preheat, Heat Sink, dan STT (Static Thermal Tensioning) terhadap Distorsi dan Sifat-Sifat Mekanis Sambungan Las FCAW Baja ASTM A36 untuk Konstruksi Kapal.” Ujian ini berlangsung pada Kamis (12/06) di Ruang Sidang A-4, Lab. Dinamika DTMI UGM, dengan pengujian dilakukan oleh dosen penguji, yaitu Prof. Ir. Jamasri, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Ir. Muhammad Waziz Wildan, M.Sc., Ph.D., dan Dr.Eng. Ir. Priyo Tri Iswanto, S.T., M.Eng., IPM., serta dipandu oleh Prof. Ir. Mochammad Noer Ilman, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM. sebagai dosen pembimbing Bela.  

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan empat perlakuan termal terhadap hasil pengelasan baja ASTM A36 menggunakan metode Flux-Cored Arc Welding (FCAW), yang umum digunakan dalam pembangunan struktur kapal. Perlakuan yang diuji meliputi tanpa perlakuan, Preheat 250°C, Heat sink, dan Static Thermal Tensioning (STT) pada suhu 200°C.  ”Evaluasi dilakukan melalui pengukuran distorsi, pengamatan struktur mikro, uji kekerasan mikro Vickers, uji tarik, serta uji perambatan retak fatik menggunakan pendekatan Paris curve (da/dN terhadap ΔK),” papar Bela.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa STT menghasilkan distorsi paling kecil dan struktur mikro yang paling seimbang, dengan distribusi ferit batas butir dan bainit halus. Perlakuan Preheat memberikan keuletan terbaik dengan regangan tinggi dan umur fatik terpanjang. Heat sink menghasilkan kekerasan dan kekuatan tarik tertinggi, namun dengan laju perambatan retak paling cepat. Secara keseluruhan, STT-200°C dinilai paling optimal karena memberikan keseimbangan terbaik antara kekuatan, keuletan, ketahanan terhadap retak, dan distorsi.

Penelitian ini berkontribusi dalam pengembangan teknologi pengelasan untuk industri konstruksi kapal yang lebih efisien dan berkualitas. Dengan hasil ini, penelitian mendukung Sustainable Development Goal (SDG) Nomor 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, yang berfokus pada pengembangan infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan, serta inovasi dalam teknologi manufaktur.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Penelitian Arianto tentang Efisiensi Perpindahan Kalor pada Pool Boiling Dukung SDGs 7 dalam Pengembangan Energi Bersih

Arianto Rifki Dwi M, mahasiswa Program Studi Magister Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, telah menyelesaikan ujian pendadaran tesisnya yang berjudul Studi Perpindahan Kalor dan Dinamika Gelembung Pool Boiling dengan Variasi Sudut Orientasi pada Fluida Kerja Dielektrik”.  Ujian ini berlangsung pada Kamis (12/06) di Ruang Sidang A-3 DTMI UGM dengan pengujian dilakukan oleh dosen penguji, termasuk Prof. Dr. Ir. Deendarlianto, S.T., M.Eng., Ir. M. Agung Bramantya, S.T., M.T., M.Eng, Ph.D., IPM., ASEAN. Eng., dan Dr. Hifni Mukhtar Ariyadi, S.T., M.Sc., serta dipandu oleh dosen pembimbing Arianto, yaitu Ir. Indro Pranoto, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng..

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sudut orientasi pemanas terhadap koefisien perpindahan panas (heat transfer coefficient) dan dinamika gelembung dalam proses pool boiling menggunakan fluida HFE-7100 dan material uji metal foam. Eksperimen dilakukan dengan variasi sudut orientasi pemanas dari 0° hingga 60° dan menggunakan teknik pemrosesan gambar untuk menganalisis parameter gelembung, seperti frekuensi pelepasan dan distribusi pertumbuhan bubble.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan sudut orientasi pemanas berpengaruh signifikan terhadap karakteristik dinamika gelembung dan kinerja perpindahan panas. ”Pada q” = 10,54 kW/m², peningkatan sudut orientasi menyebabkan penurunan frekuensi gelembung (f) dari 21,05 s⁻¹ menjadi 11,76 s⁻¹ dan peningkatan diameter gelembung (dₓ) dari 0,0092 m menjadi 0,0135 m. Koefisien perpindahan panas eksperimen juga menurun dari 0,55 kW/m²·K pada sudut 0° menjadi 0,46 kW/m²·K pada sudut 60°, dengan nilai koefisien perpindahan panas rata-rata tertinggi 4,019 kW/m²·K pada sudut 0° dan terendah 0,695 kW/m²·K pada sudut 60°,” papar Arianto.

Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan sistem manajemen termal yang lebih efisien, yang sangat relevan dalam industri energi dan teknologi pemanasan. Dengan hasil ini, Arianto berharap dapat mendorong pengembangan energi bersih dan efisiensi energi, yang berhubungan dengan Sustainable Development Goal (SDG) Nomor 7: Energi Bersih dan Terjangkau. ”Penelitian ini dapat diterapkan pada berbagai sistem yang membutuhkan manajemen termal optimal, seperti sistem pendinginan dan pemanasan dalam industri energi dan elektronik,” pungkas Arianto.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.