
Vaniloran Elysa Andriani, mahasiswa Program Doktor Teknik Industri UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Mahakarya Asia, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul ”Optimasi Penjadwalan Dual Resource Constrained Flexible Job Shop: Manajemen Kelelahan dan Efisiensi Penjadwalan Melalui Break Time”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Selasa (10/06), bertempat di Ruang Sidang A-3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.
Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Vaniloran yang beranggotakan Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dan Ir. Achmad Pratama Rifai, S.T., M.Eng., Ph.D., serta Sekretaris Program Studi (Sekprodi) Doktor Teknik Industri Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU, ASEAN.Eng..
Dalam penelitiannya, Vaniloran menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, sektor manufaktur mengalami transformasi dari Industri 4.0 menuju Industri 5.0. Jika Industri 4.0 menekankan otomatisasi dan efisiensi berbasis teknologi seperti cyber-physical systems dan Internet of Things (IoT), maka Industri 5.0 menempatkan manusia sebagai pusat dengan mengintegrasikan kreativitas dan kemampuan pengambilan keputusan manusia bersama teknologi canggih seperti artificial intelligence (AI) dan robotika.
Pendekatan human-centric ini sangat penting dalam sistem flexible job shop yang kompleks, di mana efisiensi penjadwalan bergantung pada keterampilan, kelelahan, dan adaptivitas tenaga kerja. Penelitian terkini menunjukkan bahwa untuk mencapai well-being dan produktivitas optimal, model penjadwalan harus mempertimbangkan faktor manusia seperti learning effect, kelelahan, dan alokasi tugas adaptif.
Konsep dual resource constrained flexible job shop problem (DRCFJSP) pun berkembang, menggabungkan mesin dan tenaga kerja sebagai sumber daya terbatas yang perlu dikelola secara simultan. Berbagai studi mengangkat pentingnya mempertimbangkan dinamika kognitif, distribusi beban kerja, dan ergonomic risk seperti postur dan gerakan berulang.
Namun, satu aspek penting yang masih jarang dikaji adalah break time. Meskipun berkaitan erat dengan kelelahan dan keseimbangan beban kerja, kebanyakan model belum memasukkan break time sebagai variabel keputusan eksplisit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengembangkan model DRCFJSP berbasis MILP yang mengintegrasikan break time, kelelahan, pemulihan, dan kompetensi pekerja untuk meminimalkan makespan dan meningkatkan efisiensi penjadwalan dalam kerangka kerja Industri 5.0.
Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.