
Garda Naufal Janan, mahasiswa Program Magister Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, telah melaksanakan ujian pendadaran tesis yang berjudul “Studi Eksperimental Performa Perpindahan Kalor Sistem Pendinginan Single Phase Immersion Cooling untuk Data Center” pada Jumat (16/05). Ujian pendadaran tersebut dihadiri oleh dosen pembimbing Ir. Indro Pranoto, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. dan Ir. Fauzun, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., serta dosen penguji Ir. Joko Waluyo, M.T., Ph.D., IPM, ASEAN Eng. dan Dr. Hifni Mukhtar Ariyadi, S.T., M.Sc.
Penelitian ini memfokuskan pada sistem pendinginan untuk Data Center (DC) yang semakin menjadi infrastruktur penting di era digital saat ini. DC menyimpan sejumlah besar data yang digunakan untuk layanan bisnis, hiburan, hingga berbagai kebutuhan lainnya. Namun, di balik pentingnya peran DC, konsumsi energi mereka terus meningkat. ”Saat ini, DC diperkirakan mengonsumsi sekitar 3% dari total listrik global, dengan 45% dari konsumsi tersebut dialokasikan untuk sistem pendinginan,” papar Garda.
Penelitian yang dilakukan oleh Garda ini bertujuan untuk membandingkan kinerja sistem pendinginan dengan menggunakan metode immersion cooling dan fan cooling. Dalam percobaan, data center ditempatkan dalam sebuah chamber yang berisi fluida dielektrik yang dialirkan dengan bantuan pompa, dengan variasi laju aliran fluida antara 0,5 – 2,5 liter per menit (LPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan laju aliran fluida berperan penting dalam menurunkan temperatur CPU di dalam data center. Dengan peningkatan laju aliran fluida, nilai koefisien perpindahan kalor meningkat, sementara thermal resistance menurun.
Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah temperatur CPU tertinggi yang tercatat pada laju aliran fluida 0,5 LPM dengan nilai 65,16°C, sedangkan temperatur terendah tercatat pada laju aliran fluida 2,5 LPM dengan nilai 59,26°C. Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendinginan immersion cooling lebih unggul dibandingkan dengan metode fan cooling, baik dari segi performa termal maupun efisiensi energi. ”Berdasarkan nilai Power Usage Effectiveness (PUE), immersion cooling terbukti lebih hemat energi, yang dapat menjadi solusi inovatif untuk mengatasi tantangan sistem pendinginan konvensional di data center,” terang Garda.
Penelitian ini memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan teknologi pendinginan di data center dan dapat menjadi alternatif solusi yang lebih efisien dalam menghadapi tantangan konsumsi energi yang terus meningkat pada infrastruktur digital ini.
Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.