Arsip:

Penelitian

Bangun Kerjasama dengan PLN, DTMI UGM Kembangkan Pemanfaatan Teknologi Energi Terbarukan “Antasena”

Tim Peneliti DTMI Fakultas Teknik UGM (Prof. Indarto, Prof Deendarlianto, Dr. Agung Bramantya) melakukan kolaborasi kerjasama dengan Puslitbang PLN melakukan program pemanfaatan energi terbarukan Turbin Angin “Antasena” (Low Speed Wind Turbine) yang bertujuan sebagai upaya mendukung Carbon Utilization untuk daerah 3T (terpencil, terluar, tertinggal)

“Antasena hadir dalam usaha pemanfaatan energi bayu sebagai pembangkit PLTB yang merupakan salah satu program pembangkit PT PLN (persero) Grup untuk menaikan bauran EBT dan mendukung pencapaian target Energi Baru Terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dan Rencana Umum Energi Nasional,” ujar Prof. Deendarlianto, Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM, Selasa (24/10).

Keunggulan turbin angin antasena antara lain mampu berputar pada kecepatan angin rendah, cut-in wind speed rendah sekitar 2,5 m/s, memiliki koefisien data (Cp) blade hingga 55%, material ramah lingkungan (komposit dengan filler karbon yang diambil dari limbah karbon PLTU), mendukung progran “carbon utilization”.

Setiap langkah dalam proses pembuatan turbin angin Antasena menggambarkan komitmen untuk membawa masa depan Indonesia menjadi lebih hijau dan lebih baik. Antasena menjadi solusi bagi daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh energi konvensional. Turbin angin “Antasena” karya anak bangsa untuk Indonesia yang lebih hijau

Turbin Angin “Antasena”

Kembangkan Canting Cap ABS-EBC, Joni Setiawan Raih Gelar Doktor dalam Ujian Terbuka

Program Studi (Prodi) Doktor Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) FT UGM mengadakan Ujian Terbuka Promosi Doktor untuk Joni Setiawan, S.T., M.Eng. pada Rabu (18/09), bertempat di Ruang Sidang A1 DTMI FT UGM. Dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor kali ini, tim penguji yang menguji disertasi dari promovendus adalah Prof.Ir. Budi Hartono, S.T., M.PM., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (Ketua Tim Penguji) Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (Promotor, Anggota), Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (Ko-Promotor, Anggota), Ir. Isananto Winursito, M.Eng., Ph.D. (Ko-Promotor, Anggota), Prof.Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (Penilai 1, Anggota), Prof.Dr.Ir. Gesang Nugroho, S.T., M.T. (Penilai 2, Anggota), Dr. Susilo Adi Widyanto, S.T., M.T. (Penguji Eksternal dari Departemen Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Anggota), dan Prof. Dr. Ing. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM, ASEAN Eng. (Pengelola Program Studi, Anggota). Selain tim penguji, turut hadir 2 penanya kehormatan, yaitu Budi Setiawan, S.T., M.M selaku Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan Batik, Kementerian Perindustrian dan Afif Syakur selaku Ketua III Paguyuban Pecinta Batik Sekarjagad.

Mengangkat judul disertasi “PENGEMBANGAN CANTING CAP BATIK DENGAN MENGAPLIKASIKAN TEKNOLOGI ADDITIVE MANUFACTURING DAN ELECTROFORMING”, Joni memperoleh pencapaian nilai disertasi A, masa studi 3 tahun 10 bulan 9 hari, memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00, dan telah mempublikasikan hasil penelitiannya di 3 jurnal bereputasi tinggi “Geoheritage & Park”, 1 proceeding internasional terindeks scopus, 1 Jurnal Nasional, dan 1 proceeding nasional. “Ujian Terbuka Promosi Doktor ini merupakan bentuk apresiasi khusus dari Program Studi Doktor Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada atas kualitas didertasi yang sangat baik, serta capaian akademik lainnya sehingga dipandang layak untuk dipromosikan melalui forum Ujian Terbuka Promosi Doktor ini,” tutur Ketua Tim Penguji, Prof. Ir. Budi Hartono, S.T., M.PM., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. saat membuka Ujian Terbuka Promosi Doktor.

Berangkat dari bertumbuh pesatnya industri batik, khususnya batik cap, namun terdapat tantangan dari rendahnya perajin canting cap, biaya pembuatan canting cap yang mahal, dan teknologi pembuatan canting cap yang sederhana sehingga produktivitasnya rendah, Joni merancang sebuah canting cap dengan bahan yang harganya lebih terjangkau dan dapat diproduksi dalam waktu yang lebih singkat. Penggunaan teknologi fused deposition modelling dan electroplating dalam pembuatan canting cap berbahan dasar ABS-EBC dapat memproduksi canting cap dengan performa menempati peringkat kedua setelah canting cap berbahan dasar tembaga. Secara keandalan, canting cap berbahan dasar ABS-EBC dapat digunakan untuk pengecapan lebih dari 80 potong kain berukuran 200 mm x 115 mm dengan kerusakan minor. Produksi dari canting cap berbahan ABS-EBC memakan waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan canting cap berbahan tembaga, dengan canting cap ABC-EBC diproduksi dalam 46 jam dan memakan biaya Rp691.206,00.

Oleh karena pencapaian yang sangat baik, maka Joni Setiawan dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude (Dengan Pujian) dan dianugerahi gelar Doktor.

Dalam pesan sebagai Promotor, Muhammad Kusumawan Herliansyah, Ph.D. menyatakan bahwa oleh karena Dr. Joni telah menjadi bagian dari alumni UGM, maka nama baik UGM telah menjadi tanggung jawab Dr. Joni. “Nama baik UGM agar Pak Joni jaga dengan menjaga perilaku, ucapan, dan menjaga keputusan, karena keputusan kecil yang Pak Joni ambil dapat berdampak besar pada orang lain maupun umat manusia,” tambah Dr. Herli. Dr. Herli juga berpesan agar Dr. Joni selalu menimba ilmu dan menjaga silaturahmi dengan keluarga besar UGM.

Ujian Terbuka Promosi Doktor untuk Dr. Joni Setiawan ditutup dengan foto bersama tim penguji dan keluarga Dr. Joni, dilanjutkan dengan jamuan makan.

Prof. Gesang Nugroho Luncurkan Pesawat Tanpa Awak “PALAPA S-1”

Dosen Teknik Mesin UGM, Prof. Dr. Ir. Gesang Nugroho, S.T., M.T.,  IPM. dan Tim Flying Object Research Center (FORCE) melaksanakan peluncuran produk riset berupa pesawat tanpa awak yang dinamai “PALAPA S-1”, pada Selasa (03/09), bertempat di Gedung Pancabrata Prof. Herman Johannes – Engineering Research and Innovation Center (ERIC), Fakultas Teknik UGM. PALAPA S-1 merupakan produk riset yang menjadi luaran kerja sama antara UGM dan industri dengan pendanaan dari LPDP.  Acara peluncuran turut mengundang beberapa tamu kehormatan, antara lain Rektor UGM, Kapolda DIY, Kepala Badan Intelijen Negara DIY, Komandan Lanud Adisutjipto dan Adi Sumarmo, Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalop) BNPB, Direktur PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI), Dekan Fakultas Teknik UGM, Direktur Penelitian UGM, dan Direktur Pengembangan Usaha UGM.

Dimulai sejak 2021 dengan menggandeng PT. YPTI sebagai mitra industri dalam pembuatan mold atau cetakan dari badan pesawat sekaligus mitra dalam pengajuan dana LPDP, dan setelah melewati berbagai macam proses pengembangan dan juga uji kelayakan, pesawat tanpa awak yang mengambil inspirasi namanya dari sumpah yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada (menyesuaikan dengan homebase penelitiannya di Universitas Gadjah Mada) ini akhirnya resmi diluncurkan untuk berbagai macam penggunaan. Peluncuran ditandai dengan pemotongan pita oleh Dekan Fakultas Teknik UGM,  Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng.. Prof. Gesang menyampaikan bahwa untuk saat ini, PALAPA S-1 akan difungsikan sebagai sarana pendeteksi dini kebakaran hutan. “Titik panas akan dideteksi oleh satelit, kemudian pesawat akan menuju titik panas untuk melakukan validasi bahwa titik panas tersebut adalah benar titik api untuk kemudian dilakukan pemadaman oleh tim pemadam, “ jelas Prof. Gesang. 

Mampu terbang selama 6 jam tanpa henti, PALAPA S-1 memiliki jangkauan telemetri sejauh 50 kilometer dan mapping seluas 3500 hektar, dan masih bisa ditambah lagi jangkauannya seiring dengan pengembangan perangkat yang dibawa oleh pesawat.  Prof. Gesang menambahkan bahwa pemanfaatan PALAPA S-1 juga dapat diterapkan pada ranah militer sebagai sarana pengintaian musuh, patroli laut, dan pengawasan perkebunan, dan setelah melakukan serangkaian partisipasi pameran, Prof. Gesang menginformasikan bahwa PALAPA S-1 sudah diminati oleh beberapa instansi, antara lain TNI AL dan juga Kepolisian Republik Indonesia. Guna memenuhi kebutuhan permintaan pengadaan PALAPA S-1, PT. Laksita Karya Dirga sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam manufaktur dan proses komersialisasi PALAPA S-1 dalam 3 bulan mampu untuk membuat sebanyak 7 sampai 10 unit dengan sistem pemesanan. Karena cetakan untuk PALAPA S-1 telah ada, maka proses produksi sudah bisa dilaksanakan, dengan pemesan saat ini adalah dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Untuk pengembangan lanjutan, PALAPA S-1 akan dilengkapi dengan sensor cerdas, sehingga pemantauan PALAPA S-1 dapat menjangkau area bawah tanah, dan juga akan dikembangkan PALAPA S-2 dengan ukuran lebih besar dan durasi terbang 12 jam .

Sebagai karya anak bangsa, PALAPA S-1 memiliki persentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30-40 persen, dan selanjutnya akan terus dilakukan peningkatan. Direktur Penelitian UGM, Prof. Dr. Mirwan Ushada, STP. M.App.Life.Sc. menyampaikan bahwa PALAPA S-1 memiliki potensi untuk terus dilakukan pengembangan dan dengan sedang berprosesnya perizinan dan sertifikasi, nantinya diharapkan akan mempererat kolaborasi antara universitas dengan industri. Hal senada disampaikan oleh Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., dengan menambahkan bahwa PALAPA S-1 dapat berkembang lebih baik dengan pengunaan satelit, sehingga akan lebih erat kolaborasi yang ada, terutama juga dengan pengguna (user). Acara peluncuran dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Sekretaris Direktorat Pengembangan Usaha UGM, Prof. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D. dengan narasumber Prof. Gesang Nugroho dan Ir. Muhammad Agung Bramantya, S.T., M.T., M.Eng., Ph.D. sebagai tim periset dan pengembang PALAPA  S-1. Sesi diskusi membuka kesempatan bagi hadirin tamu undangan untuk menanyakan segala macam informasi yang berkenaan dengan PALAPA S-1. Pada sesi diskusi tersebut, Kepala BIN Daerah DIY Brigjen TNI Rachmad Pudji Susetyo menyatakan bahwa spesifikasi yang dimiliki PALAPA S-1 sesuai dengan kebutuhan TNI untuk operasi pengintaian.

Mahasiswa Teknik Mesin Inisiasi Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Angin Tanpa Baling-Baling

Pembangkit listrik tenaga angin tanpa baling-baling mungkin masih terdengar asing bagi sebagian masyarakat. Konsep yang mengacu pada teknologi pembangkit listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan berfokus pada eliminasi penggunaan baling-baling dalam turbin angin tradisional.


Belum lama ini, sekelompok mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan riset terkait topik tersebut. Penelitian yang diinisiasi oleh Samsul Ma’arip (Teknik Mesin 2022) bersama timnya ini berusaha mengoptimalkan potensi pembangkit listrik tenaga angin tanpa baling-baling dengan menggunakan pendekatan multidimensional dan Internet of Things (IoT).

Samsul Ma’arip dalam penelitiannya dibantu oleh empat peneliti lainnya yaitu Hasan Adi Nugraha (Geografi 2021), Naufal Athiyya Hammam (Teknik Mesin 2022), Nazwa Nurannisa P. S. (Vokasi 2021), dan Riski Firnanda (Vokasi 2023) dengan dosen pembimbing Ir. Muhammad Aulia Rahman, S.T., M.Sc.
Muhammad Aulia Rahman selaku dosen pembimbing menjelaskan penelitian yang diusung para mahasiswa PKM ini melibatkan berbagai disiplin ilmu untuk mendapatkan hasil yang komprehensif. Pendekatan multidimensional yang digunakan mencakup analisis meteorologi, geografi, dan teknik, serta penerapan teknologi IoT untuk memonitor dan mengoptimalkan kinerja pembangkit listrik.

“Riset ini kami lakukan untuk melihat bagaimana penerapan teknologi tanpa baling-baling dapat diintegrasikan dengan IoT untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan,” ucap Samsul pada suatu wawancara di Kampus UGM, Sabtu (6/7).

Penelitian ini dimulai dari analisis potensi angin di berbagai lokasi di Indonesia yang memiliki kecepatan angin optimal. Hasan Adi Nugraha menambahkan bahwa aspek geografi sangat penting untuk menentukan lokasi terbaik yang mampu menghasilkan energi angin maksimal tanpa mengandalkan turbin baling-baling.

“Kami melakukan pengumpulan data angin dan menganalisis karakteristik geografis untuk memastikan bahwa lokasi yang dipilih memiliki potensi angin yang cukup untuk pembangkit listrik ini,” jelas Hasan.

Pendekatan teknologi IoT, dijelaskan oleh Naufal Athiyya Hammam, digunakan untuk memonitor kondisi angin secara real-time dan mengatur sistem pembangkit secara otomatis. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembangkit bekerja dengan efisiensi optimal dan meminimalkan risiko kerusakan.

“Dengan IoT, kami dapat mengontrol dan memantau pembangkit listrik dari jarak jauh, mengoptimalkan kinerja berdasarkan data real-time yang diperoleh dari sensor-sensor yang terpasang,” papar Naufal.

Tim peneliti berharap penelitian ini akan berlanjut hingga dapat diterapkan secara luas dan mengikutsertakannya dalam Kompetisi Riset Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Teknologi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.

“Harapannya, dengan adanya riset ini, kita dapat membuka jalan bagi penerapan teknologi energi yang lebih ramah lingkungan dan efisien di Indonesia,” pungkas Samsul.

Kontak:
Samsul Ma’arip
Ketua Tim PKM RE UGM Genwind
Prodi Sarjana Teknik Mesin, Universitas Gadjah Mada
samsulmaarip@mail.ugm.ac.id

(Sumber: Laman Web FT)

Teknik Mesin UGM Terima Kunjungan MONEV MBKM Riset INSPIRASI Kolaborasi dengan Universitas Udayana

Program Studi (Prodi) Teknik Mesin UGM menerima kunjungan monitoring dan evaluasi (MONEV) dari Universitas Udayana (Unud) Bali untuk MBKM Riset pada Jumat (12/07), bertempat di Ruang Sidang A-1 DTMI FT UGM. Prodi Teknik Mesin diwakili oleh Prof. Dr. Deendarlianto menyambut perwakilan MONEV dari Unud, yaitu Dr. Pande Gde Sasmita Julyantoro yang merupakan dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP) Unud.

MONEV yang dilaksanakan oleh Unud berkenaan dengan 4 orang mahasiswa Teknik Mesin Unud yang melaksanakan program MBKM Riset di UGM di bawah bimbingan Prof. Dr. Deendarlianto, dengan mengevaluasi komunikasi dan koordinasi dalam tim riset, progress yang bisa disampaikan dan rencana luarannya, kendala yang ditemui dan bagaimana langkah-langkah penyelesaiannya, sekaligus memohon penilaian pembimbing riset. “Penelitian mengambil  topik produksi gelembung hidrogen yang merupakan penelitian kerja sama dengan NTU, ITB, UI, ITS, dan Pertamina dalam program Indonesia-NTU Singapore Institute of Researcher for Sustainability and Innovation (INSPIRASI),” jelas Deendarlianto. Mengenai rincian dari penelitian gelembung hidrogen seperti apa yang dilaksanakan oleh keempat mahasiswa Unud, Deendarlianto memaparkan bahwa mahasiswa mengamati produksi dari gelembung hidrogen yang termasuk mengamati percepatannya dalam bubble generator dan transportasi gelembung dalam saluran microchannel. Dalam melaksanakan riset, mahasiswa Unud juga memperoleh bimbingan dari 2 orang mahasiswa S3 Teknik Mesin UGM di bawah bimbingan Prof. Deendarlianto, yaitu Rafil Arizona dan Iskandar Ali Mubarok, serta dibantu juga oleh beberapa orang mahasiswa S1 Teknik Mesin UGM. Semenjak awal pelaksanaannya pada bulan Mei 2024, I Nyoman Citta Diatmika, salah satu mahasiswa Unud yang melaksanakan riset hidrogen di Teknik Mesin UGM, menyampaikan bahwa riset saat ini telah mencapai tahap pengambilan dan pengolahan data, dan diproyeksikan program MBKM Riset ini akan berlangsung hingga Desember 2024.  Deendarlianto menginfokan bahwa kegiatan riset INSPIRASI kali ini nantinya juga akan menjadi bahan untuk MONEV dengan Ditjen Diktiristek pada 5-6 Agustus 2024.  

Dr. Pande selaku penilai dalam MONEV ini menilai positif kegiatan kolaborasi riset yang difasilitasi oleh INSPIRASI ini. “Semoga mahasiswa yang terlibat dalam riset ini dapat menimba ilmu dan merasakan atmosfer keilmuan yang berbeda, sehingga sepulang dari riset, mahasiswa memperoleh inspirasi dan juga bisa membagikan pengamalan yang diperoleh,” ujar Pande. Setelah selesai melaksanakan pertemuan MONEV di Ruang Sidang A-1, Dr. Pande dihantar oleh Rafil dan Ali selaku pembimbing riset serta mahasiswa Unud untuk memantau fasilitas penelitian hidrogen INSPIRASI yang dibangun di sisi timur Departemen Teknik Geologi (DTGL) guna melihat-lihat alat-alat yang digunakan oleh mahasiswa dalam mengerjakan riset sekaligus memperoleh penjelasan jalannya riset dengan lebih terperinci.

Dosen DTMI FT UGM dan Sekolah Teknik Elektronika dan Informatika (STEI) ITB memenangkan hibah penelitian UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) untuk Mempercepat Transisi Energi Terbarukan di Indonesia

Dalam upaya mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia, peneliti dari DTMI UGM dan STEI ITB memenangkan hibah penelitian dari UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) melalui proyek riset yang berjudul “Green Economy: Roadmap for Accelerating Transition to Renewable Energy through Behavioural Interventions in Indonesia“. Inisiatif ini dipimpin oleh Dr. Hilya Mudrika Arini dari Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM), bersama dengan tim peneliti yang terdiri dari ahli dari berbagai disiplin ilmu dan institusi Dari Indoensia penelitian ini beranggotakan Prof. Budi Hartono, Dr. Yun Prihantina Mulyani, Dhyana Paramita, M.Sc dari DTMI UGM dan Dr. Kevin Marojahan dan Dr. Arwindra Rizqiawan dari STEI ITB. Sedangkan peneliti dari Inggris, beranggotakan Dr. Agnessa Spanellis (University of Edinburgh), Dr. Macarena Beltran (University of Coventry) dan Dr. Dhanan Utomo (Heriot-watt University).

Dr. Hilya Mudrika Arini menjelaskan Riset ini bertujuan untuk mengatasi hambatan perilaku dalam penggunaan energi terbarukan, khususnya energi surya, yang telah terbukti memiliki adopsi yang lebih rendah dari yang diharapkan di Indonesia.

“Melalui eksplorasi sikap dan persepsi pengguna potensial serta pengembangan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan adopsi energi terbarukan, proyek riset yang masih berjalan dari Oktober 2022 hingga 2025 ini diharapkan dapat memberikan strategi yang efektif untuk mendukung transisi energi terbarukan di Indonesia” ujarnya di DTMI UGM, Senin (1/4).

Fokus riset melibatkan pengumpulan data dan analisis sikap dan persepsi pengguna di lokasi-lokasi yang mewakili area perkotaan dan peri-urban. Hasil dari riset ini akan digunakan untuk mengembangkan rekomendasi kebijakan yang ditujukan kepada pembuat kebijakan dan pelaku industri, untuk memfasilitasi adopsi energi terbarukan yang lebih luas di Indonesia.

Dampak yang diharapkan dari proyek ini mencakup peningkatan pemahaman mengenai hambatan perilaku terhadap implementasi energi terbarukan, pengembangan strategi untuk meningkatkan implementasi di antara pengguna akhir industri, dan akhirnya, pengaruhnya terhadap kebijakan energi di Indonesia untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam portofolio energi nasional dan mempercepat transisi ke Net Zero.

“Inisiatif ini menandai langkah penting dalam upaya kolaboratif antara Indonesia dan Inggris untuk mempromosikan penggunaan energi terbarukan dan mengatasi tantangan lingkungan global” papar Dr. Hilya.

(Tim Humas DTMI)