Upaya mendukung prinsip ekonomi sirkular dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan terus dilakukan di lingkungan akademik Universitas Gadjah Mada. Jones Parmahan Siagian, mahasiswa Program Magister Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, melangsungkan ujian tesis dengan topik yang berkontribusi langsung terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur).
Ujian tesis dilaksanakan pada Selasa (06/05) di Ruang Sidang A-3 DTMI UGM. Tesis yang berjudul “Pengaruh Variasi Temperatur Tuang dan Cetakan terhadap Fluiditas Leburan Skrap Magnesium pada Proses Pengecoran” ini dibimbing oleh Dr. Budi Arifvianto, S.T., M.Biotech. dan Ir. Muslim Mahardika, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., serta diuji oleh Dr. Urip Agus Salim, S.T., M.Eng.Sc. dan Prof. Dr. Gesang Nugroho, S.T., M.T.
Dalam penelitiannya, Jones mengangkat isu penting terkait peningkatan penggunaan paduan magnesium di industri otomotif, elektronik, dan penerbangan, yang berbanding lurus dengan volume skrap logam yang dihasilkan. Mengingat karakteristik magnesium yang sangat reaktif dan mudah teroksidasi, proses daur ulang logam ini menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, ia meneliti metode pengecoran sebagai alternatif yang efisien untuk mendaur ulang skrap magnesium.
Melalui pengujian fluiditas menggunakan berbagai variasi temperatur tuang (670℃, 720℃, dan 770℃) serta temperatur cetakan (150℃ hingga 400℃), penelitian ini berhasil menemukan kondisi optimal pengecoran skrap magnesium, yakni pada temperatur tuang 720℃ dan cetakan 350℃, dengan hasil coran mencapai panjang 47,2 mm. ”Penelitian ini menghasilkan rekomendasi batas optimal temperatur pengecoran, yaitu 670–720℃ untuk temperatur tuang dan 300–350℃ untuk temperatur cetakan,” papar Jones.
Penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi ilmiah bagi pengembangan teknologi pengecoran logam, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung pengelolaan limbah industri berbasis prinsip berkelanjutan. Temuan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh sektor industri untuk meningkatkan efisiensi proses daur ulang magnesium serta mengurangi dampak lingkungan akibat pembuangan skrap logam yang tidak terkelola.
Dengan ujian ini, Jones Parmahan Siagian menunjukkan bahwa kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dapat dimulai dari ruang laboratorium dan dunia akademik. Penelitiannya menjadi bukti bahwa inovasi teknik memiliki peran penting dalam mencapai tujuan global menuju masa depan yang lebih hijau dan efisien.
Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.