Sinau Bareng DTMI Seri 26: Menyelami Dunia Struktur Lattice dan Honeycomb Berbasis Carbon Fiber

Pada Senin (04/08), Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM kembali melaksanakan ”Sinau Bareng DTMI”, yang kali ini telah mencapai seri ke-26, bertempat di Laboratorium Menggambar Teknik DTMI UGM. Mengangkat topik ”Carbon Fiber Composite Honeycomb Materials – Fabrication and Mechanics”, Prof. Jian Xiong dari Structural Lightweighting and Composites Laboratory (StruCM Lab), Center for Composite Materials and Structures, Harbin Institute of Technology, Tiongkok diundang untuk menjadi pengajar pada kesempatan ini.

Memberikan pembuka dalam kegiatan ini, Sekretaris DTMI, Dr. Adhika Widyaparaga, menyatakan bahwa teknologi struktur komposit ringan mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi otomotif dan antariksa. ”Pentingnya teknologi tersebut untuk masa depan membuat topik ini semakin banyak memperoleh atensi,” tuturnya.

Prof. Jian Xiong mengawali kuliahnya dengan memberikan beberapa perkenalan singkat, termasuk di dalamnya adalah latar belakang bidang keilmuannya di Harbin Institute of Technology serta pengenalan singkat mengenai kota Harbin. Memasuki materi utama, Prof. Jian menerangkan bahwa material komposit secara umum digunakan dalam bentuk sandwich structure, jenis struktur komposit yang terdiri dari dua lapisan kulit luar yang kaku dan kuat, yang diapit oleh sebuah inti yang ringan dan memiliki sifat mekanik yang berbeda. Sebagai tambahan pengetahuan, disebutkan juga bahwa struktur serupa juga ditemukan di alam, terutama dalam struktur otot dan tulang manusia serta sayap burung.

Inti struktur ringan pertama yang dipaparkan oleh Prof. Jian adalah Lattice Truss, suatu konstruksi yang tersusun dari sejumlah batang yang dihubungkan pada kedua ujungnya, membentuk sebuah kesatuan yang kokoh. Memiliki ciri struktur berongga, Lattice Truss tidak menunjukkan adanya cacat saat dikenakan perlakuan uji dan malah memperlihatkan peningkatan kekuatan struktur. ”Hal ini dikarenakan karena struktur itu terbentuk secara interlocked,” terangnya. Penggunaan carbon fiber sebagai material utama membuat struktur Lattice Truss selain ringan juga memiliki daya tahan yang baik terhadap temperatur tinggi.

Setelah pemaparan Lattice Truss, struktur Honeycomb menjadi topik bahasan selanjutnya. Dalam paparannya, Prof. Jian menunjukkan bahwa struktur Honeycomb dalam penerapannya memiliki kelebihan dapat menjaga keakuratan dan kestabilan strukturnya, bahkan di lingkungan yang ekstrem, dengan temperatur serta perpindahan terang dan gelap yang cukup dapat menggoyahkan alat eksplorasi jika tidak menggunakan struktur Honeycomb. Struktur Honeycomb dapat diterapkan menggunakan berbagai macam material, baik itu alumunium maupun carbon fiber. ”Produksi menggunakan metode tailor folding membuat fabrikasi alat dengan struktur Honeycomb berskala besar menjadi sangat mungkin,” terangnya. Selain itu, setelah dilakukan berbagai maca uji, meski terlihat adanya dampak dari pengujian yang dilakukan, namun struktur Honeycomb terbukti tidak mengalami kerusakan yang berarti, sehingga sangat sesuai jika digunakan dalam pembuatan satelit dan wahana eksplorasi antariksa.

Oleh karena acara ini bernama ”Sinau Bareng DTMI”, bukan hanya pemaparan pengajar yang diperoleh namun juga terbuka ruang untuk diskusi. Para peserta yang hadir antusias dalam mengajukan pertanyaan, terutama mahasiswa Program Doktor maupun mahasiswa yang dalam risetnya membahas struktur ringan. Acara ditutup dengan berfoto bersama.

”Sinau Bareng DTMI” selanjutnya akan dapat diakses informasinya melalui kanal Instagram resmi Teknik Mesin dan Teknik Industri UGM, tentu dengan mengundang para pembicara yang ahli di bidangnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses