Guna memperluas cakrawala wawasan mahasiswa dalam menentukan karier di masa mendatang, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM menyelenggarakan ”Sinau Bareng DTMI” seri ke-27 dengan tajuk ”Peluang dan Tantangan Pekerjaan Migas di Middle East” pada Selasa (26/08), bertempat di Ruang Sidang A-1 DTMI UGM. Sinau Bareng DTMI ke-27 mengundang Lukman Hidayat, S.T., M.Sc. (Teknik Geologi 1991, KAGAMA Qatar) sebagai pembicara.
Memberikan sambutan pembuka, Sekretaris DTMI, Dr.Eng. Adhika Widyaparaga, menyatakan bahwa industri minyak dan gas (migas) merupakan bidang yang cukup menjanjikan. ”Menurut data di 2024, demand harian dari oil mencapai 103 juta barrell per day dan angka itu akan semakin meningkat,” tuturnya. Dr. Adhika juga menambahkan bahwa investasi terhadap industri migas saat ini telah bernilai 370 milyar dolar Amerika dan nilai tersebut akan terus naik, sehungga menjadikan industri migas akan tetap bertahan hingga beberapa tahun ke depan.
Setelah diperkenalkan secara singkat oleh Dr. Akmal Irfan Majid selaku moderator acara, Lukman Hidayat memulai materinya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta yang hadir mengenai impian mereka untuk bekerja di luar negeri serta harapan-harapan apa yang mereka impikan jika memperoleh kesempatan bekerja di luar negeri. ”Impian tersebut bisa menjadi kenyataan kalau kita prepare. Kita set mimpi sebagai dream job, dan kita masukkan unsur-unsur spiritual di situ,” tuturnya.
Dalam presentasinya yang berjudul “Working in the Middle East – Prepare for the Leap, Live the Dream”, Lukman yang saat ini berposisi sebagai Principal Geologist di QatarEnergy menyatakan bahwa Kawasan Timur Tengah menjadi Kawasan yang sangat menarik untuk menapaki karir karena wilayah tersebut dikaruniai secara melimpah dengan ladang migas yang, di beberapa titik, bahkan memenuhi syarat sebagai “raksasa” ladang migas. “Saya sarankan untuk tetap seleksi negara Timur Tengah untuk berkarir karena ada negara yang sering dilanda konflik,” tuturnya. Lukman juga menyatakan bahwa meski dunia, terutama Eropa Barat, saat ini sedang gencar mengembangkan dan menggunakan energi terbarukan, industri migas tetap akan menjadi ranah yang menarik banyak orang. ”Secara global, aktivitas oil and gas aktif dan menanjak demandnya, seiring dengan kenaikan GDP (Gross Domestic Product), sehingga drilling tetap tinggi aktivitasnya dan investasi industrinya akan naik terus,” ujarnya. Aktivitas industri yang semakin baik, menurut Lukman, juga akan berdampak pada employment opportunity yang akan semakin terbuka luas.
Menghadapi tantangan automasi industri oleh engine maupun Artificial Intelligence (AI), Lukman berpesan agar mahasiswa terus meningkatkan kualitas diri dengan membangun branding yang kuat dan mencari celah yang tidak dapat dilakukan oleh AI, yaitu analisis dan interpretasi. ”Networking dengan alumni juga sangat penting untuk membantu dalam proses rekrutmen,” tuturnya. Sebagai proses untuk membangun masa depan, Lukman mengingatkan mahasiswa untuk memulai persiapan menuju dream job yang mereka impikan, salah satunya adalah dengan merencanakan studi S2. ”Studi S2 akan sangat membantu dalam membangun wawasan yang lebih luas dan terbuka,” ujarnya. Mengenai langkah pencarian kerja, Lukman memberikan tips untuk melakukan riset tentang posisi dan perusahaan yang dilamar serta membuat CV yang ”mengistimewakan” perusahaan yang dilamar. Sebagai pesan besar, Lukman memberikan beberapa poin yang harus disiapkan oleh mahasiswa, yaitu membangun pola pikir, attitude, dan nilai-nilai positif, membangun fondasi yang kuat, mengembangkan skill yang ”menjual”, membentuk personal brand, berusaha memperoleh pengalaman nyata, melatih strategic networking, mempersiapkan lamaran-lamaran kerja, dan tidak berhenti belajar. ”Jangan lupa cermati media sosial juga agar tidak ketinggalan informasi-informasi lowongan pekerjaan,” tuturnya.
