Riset Aufa Laelani Anjali Ungkap Faktor Kunci Sukses Implementasi E-Procurement di Migas

Mahasiswa Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Aufa Laelani Anjali, berhasil mempertahankan tesis berjudul “Analisis Penerimaan Sistem E-Procurement di Industri Hulu Migas” pada Rabu (29/10). Ujian tesis ini dihadiri dosen pembimbing tesis Aufa, Ir. Hilya Mudrika Arini, S.T., M.Sc., M.Phil., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dengan tim penguji yang terdiri dari Ir. Fitri Trapsilawati, S.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Prof. Ir. Budi Hartono, S.T., MPM, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., dan Ir. Achmad Pratama Rifai, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM..

Dalam penelitiannya, Aufa menyoroti transformasi digital yang terjadi di sektor pengadaan industri hulu minyak dan gas (migas). Proses digitalisasi melalui sistem e-procurement dinilai berperan penting dalam meningkatkan efisiensi, akuntabilitas, serta transparansi proses bisnis. Namun demikian, keberhasilan implementasi sistem ini sangat dipengaruhi oleh faktor teknologi, dukungan organisasi, dan kesiapan pengguna.

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penerimaan sistem e-procurement SMART by GEP dengan mengembangkan kerangka Technology Acceptance Model (TAM) yang diperluas melalui penambahan variabel Facilitating Conditions dan System Quality. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang melibatkan 49 responden terdiri atas analyst pengadaan, analyst fungsi pengguna, dan penyedia barang/jasa di perusahaan. Data dianalisis menggunakan teknik Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk menguji hubungan sebab-akibat antarvariabel dan mengukur validitas model.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi model TAM dengan variabel Facilitating Conditions dan System Quality mampu menjelaskan 46,2% variasi terhadap konstruk Intention to Use (R² = 0,462; Q² = 0,259). Faktor Facilitating Conditions menjadi yang paling berpengaruh dengan nilai β = 0,463 (p < 0,001), diikuti Perceived Ease of Use (β = 0,309; p = 0,006) dan Perceived Usefulness (β = 0,241; p = 0,034). Sementara itu, variabel System Quality dan Result Demonstrability tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Dari sisi demografis, hanya faktor jenis kelamin yang terbukti berpengaruh terhadap intensi penggunaan sistem.

Aufa menyimpulkan bahwa adopsi e-procurement di industri hulu migas saat ini masih bersifat compliance-driven, yaitu karena tuntutan regulasi, bukan sepenuhnya kesadaran manfaat. Untuk meningkatkan keberhasilan jangka panjang, dibutuhkan upaya penyederhanaan antarmuka sistem, peningkatan kualitas teknologi, serta program sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan bagi pengguna.

Temuan ini diharapkan dapat menjadi masukan strategis bagi perusahaan di sektor migas dalam mengoptimalkan pemanfaatan sistem digital procurement, sekaligus memperluas penerapan Technology Acceptance Model dalam konteks industri energi.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses