Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali memberikan apresiasi kepada sivitas akademika berprestasi melalui Anugerah Insan Berprestasi UGM 2025 yang diselenggarakan pada Selasa (09/12) di Grha Sabha Pramana UGM. Pada ajang tersebut, Prof. Deendarlianto, dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, meraih penghargaan pada kategori Penelitian Kolaboratif Terbaik Tema Transisi Energi Tahun 2025. Penghargaan ini diberikan atas inovasi Prof. Deendarlianto dalam penelitian berjudul Integrated Studies on High Efficiency Hydrogen Production, Storage, and Utilization Toward Net Zero Emission. Riset ini dinilai strategis dalam mendukung komitmen Indonesia menuju net zero emission pada 2060 melalui pengembangan teknologi hidrogen yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Dalam wawancara seusai penganugerahan, Prof. Deendarlianto menjelaskan bahwa penelitian tersebut berangkat dari keyakinan bahwa hidrogen merupakan energy carrier paling menjanjikan untuk menjawab kebutuhan energi nasional di masa depan. Dengan kebutuhan energi yang terus meningkat dan tuntutan penurunan emisi karbon, hidrogen dipandang sebagai solusi yang mampu menopang sektor pembangkitan listrik, transportasi, hingga industri berat. “Menuju era 2060, Indonesia sudah mendeklarasikan target sebagai negara net zero emission. Kalau pun ada emisi, maka harus ditangkap. Dengan kebutuhan energi yang sangat tinggi, hidrogen dipercaya menjadi salah satu opsi paling mumpuni ke depan,” jelasnya.
Prof. Deendarlianto mengungkapkan bahwa tantangan utama pengembangan hidrogen terletak pada karakteristiknya sebagai unsur paling ringan, sehingga memerlukan teknologi penyimpanan (storage) bertekanan tinggi dan berkeamanan tinggi. Oleh karena itu, riset yang dikembangkan mencakup tiga pilar utama, yakni produksi, penyimpanan, dan pemanfaatan hidrogen.
Pada aspek produksi, tim peneliti melakukan perancangan, rekayasa, serta rancang bangun teknologi electrolyzer ber-efisiensi tinggi agar produksi hidrogen dapat berlangsung cepat dan ekonomis. Pengembangan material katoda menjadi salah satu fokus utama yang dikerjakan bersama mitra dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Sementara itu, pada aspek penyimpanan, riset difokuskan pada pengembangan teknologi storage berbasis metal oxide framework dan material karbon. Penelitian ini diketuai oleh peneliti DTMI UGM dan dirancang untuk menjawab tantangan keselamatan serta efisiensi penyimpanan hidrogen. Adapun pada aspek pemanfaatan, hidrogen dikaji penggunaannya melalui teknologi fuel cell untuk pembangkit listrik maupun transportasi, termasuk kendaraan bermotor.
Keunggulan utama riset ini terletak pada skema kolaborasi nasional dan internasional yang kuat. Penelitian ini melibatkan konsorsium empat perguruan tinggi besar di Indonesia, yakni UGM, Universitas Indonesia (UI), ITS, dan Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan UGM dipercaya sebagai pemimpin konsorsium. Selain itu, kolaborasi juga diperluas dengan Universitas Andalas, Universitas Pertamina, serta Politeknik Negeri Pontianak agar hasil riset dapat tersebar dan dimanfaatkan secara luas di Indonesia. Di tingkat internasional, UGM menjalin kerja sama erat dengan Nanyang Technological University (NTU) Singapura dan University of Groningen, Belanda. Bahkan, kunjungan Rektor University of Groningen ke laboratorium hidrogen DTMI UGM menjadi tonggak penguatan kolaborasi riset hidrogen antara kedua institusi. Kolaborasi ini dikembangkan dalam konsep Hydrogen Valley at UGM, yang diharapkan menjadi pusat pengembangan teknologi, sains, manufaktur, hingga standar keselamatan hidrogen, serupa dengan konsep Silicon Valley di Amerika Serikat.
“Di UGM, kita membangun tidak hanya aspek teknologinya, tetapi juga sainsnya, manufakturnya, sampai safety standard-nya. Karena UGM kaya keilmuannya, kita juga bekerja sama dengan ilmu sosial untuk mensosialisasikan hidrogen agar ketakutan publik terhadap hidrogen bisa dihilangkan,” ungkap Prof. Deendarlianto.
Riset ini juga mendapat dukungan industri, salah satunya dari Pertamina, yang menjadi industrial sponsor. Dukungan tersebut memperkuat aspek hilirisasi riset, di samping pendanaan negara dan kolaborasi internasional. Dalam perjalanannya, penelitian ini telah menghasilkan sejumlah publikasi ilmiah pada jurnal bereputasi tinggi, paten bersama dengan mitra internasional, serta kesepakatan awal terkait skema hilirisasi yang melibatkan UGM.
Selain berdampak pada pengembangan ilmu pengetahuan, riset ini juga berkontribusi besar pada pengembangan sumber daya manusia. Mahasiswa jenjang S1, S2, hingga S3 terlibat aktif dan menjadikan topik hidrogen sebagai tugas akhir dan disertasi. Bahkan, beberapa mahasiswa doktoral dikirim ke NTU Singapura untuk melakukan riset lanjutan yang memerlukan fasilitas manufaktur berteknologi tinggi. Ke depan, Prof. Deendarlianto juga akan berperan sebagai keynote speaker pada ajang World Hydrogen Convention Meeting di Singapura, yang semakin memperkuat eksposur internasional UGM di bidang riset hidrogen.
Melalui penghargaan ini, UGM menegaskan komitmennya dalam mendorong riset kolaboratif berdampak tinggi yang berkontribusi pada transisi energi nasional. Prof. Deendarlianto berharap generasi mahasiswa UGM semakin tertarik mendalami bidang energi terbarukan, khususnya hidrogen, sebagai bekal menjadi pengembang teknologi dan pemimpin masa depan dalam mewujudkan sistem energi yang berkelanjutan.
INDEX 2025 diikuti oleh mahasiswa Prodi Teknik Industri semester 3, 5, dan 7 sebagai exhibitor dan dihadiri oleh dosen, sesama mahasiswa, dan pengunjung eksternal. 