
Mutiara Sari Farida Hutabarat, mahasiswa Master by Research (MbR) Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM telah menuntaskan proses pengerjaan tugas akhirnya dalam Ujian Tesis yang dilaksanakan pada Senin (21/07). Tesisnya yang berjudul ”Pengembangan Model untuk Mengestimasi Harga Welded Line Pipe Pada Pt Hulu Nasional” diuji oleh tim penguji yang beranggotakan Ir. Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Ir. Nur Mayke Eka Normasari, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dan Ir. Budhi Sholeh Wibowo, S.T., M.T., PDEng., IPM., ASEAN Eng..
Dalam tesis yang dibimbing oleh Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng. ini, Mutiara membahas mengenai PT Hulu Nasional, sebuah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan skema cost recovery, tengah berupaya meningkatkan akurasi penyusunan Owner Estimate (OE) dalam pengadaan barang dan jasa, khususnya untuk komponen penting seperti Welded Pipe Line. Komponen ini memiliki peran vital dalam konstruksi jaringan pipa pada sektor hulu migas.
“Salah satu tantangan utama dalam penyusunan OE adalah memastikan bahwa estimasi harga benar-benar mencerminkan kondisi pasar terkini,” papar Mutiara. Untuk menjawab tantangan ini, dilakukan sebuah penelitian yang bertujuan mengembangkan model perhitungan OE berbasis data historis pengadaan serta mengidentifikasi variabel-variabel utama yang memengaruhi harga pasar.
Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan pemodelan prediktif, yaitu: model kausal regresi linier, model deret waktu ARIMA, dan model hibrida ARIMAX yang menggabungkan elemen kausal dan tren waktu. Kinerja ketiga model tersebut dievaluasi menggunakan indikator statistik seperti Root Mean Square Error (RMSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dan Mean Absolute Error (MAE).
Hasil awal dari model regresi linier menunjukkan adjusted R² sebesar 0,7 dan mengidentifikasi tiga faktor signifikan yang mempengaruhi harga Welded Pipe Line, yaitu: harga minyak mentah dunia (Brent oil), nilai tukar dolar AS terhadap rupiah, serta lokasi geografis pengiriman material, khususnya wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Dari seluruh pendekatan yang dianalisis, model ARIMAX (1,1,1) terbukti memberikan kinerja prediksi terbaik. ”Dengan memasukkan harga Brent oil dan nilai tukar sebagai variabel eksogen, model ini mencatat RMSE sebesar 109,5, MAPE 2,95%, dan MAE 67,35 — mengungguli model ARIMA dan regresi linier,” tutur Mutiara.
Temuan ini menegaskan bahwa integrasi antara faktor ekonomi eksternal dan pola tren historis mampu memberikan estimasi harga yang lebih akurat. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keandalan OE, tetapi juga berkontribusi pada efisiensi proses pengadaan di industri migas, yang sangat bergantung pada ketepatan estimasi biaya untuk menjaga keberlanjutan operasional.
Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.