Dari UGM ke Hyundai: Vio, Mahasiswa Teknik Industri yang Membidik Masa Depan di Korea Selatan

Sebagai kampus yang memiliki reputasi cemerlang di kancah nasional maupun internasional, seluruh civitas akademika UGM, terkhusus Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI), selalu berusaha untuk memperluas wawasan agar ilmu yang dimiliki selalu terbarukan dan relevan dengan dunia masa kini. Tidak hanya dalam negeri, dosen maupun mahasiswa DTMI juga berusaha untuk memperbanyak aktivitas akademik luar negeri, baik itu berupa kolaborasi riset maupun pertukaran mahasiswa.

Salah satu mahasiswa DTMI, Victory Avrillia, memperoleh kesempatan untuk melaksanakan pertukaran mahasiswa ke Korea Selatan. Mengikuti skema beasiswa Hyundai Motor Chung Mong-Koo Foundation (Hyundai Motor CMK) yang diperuntukkan bagi mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di ASEAN yang ingin kuliah di Korea Selatan, Vio, begitu ia akrab dipanggil, mengikuti pertukaran mahasiswa atau student exchange ke Hanyang University selama 2 semester yang akan dimulai pada bulan Agustus 2025. ”Objektif dari beasiswanya sendiri mereka fokusnya ke Bahasa Korea, ekonomi, politik, dan yang berkaitan dengan future industry, jadi saya rasa bisa masuk untuk Teknik Industri,” ungkap Vio.

Sebelum resmi memperoleh kesempatan exchange, Vio harus menempuh beberapa tahapan tes. Dimulai dari seleksi internal UGM yang menyeleksi berkas-berkas peserta, kemudian dilanjutkan dengan seleksi interview yang berlangsung selama 20 menit. ”Pada saat interview, kita dipersilakan memilih, prefer pakai Bahasa Korea atau Bahasa Inggris, saya memilih Bahasa Inggris, namun intro saya tetap menggunakan Bahasa Korea karena saya pernah belajar dan tes Bahasa Korea,” ungkapnya. Pada tahap tes, UGM mengirimkan 12 peserta untuk diseleksi, dan dari seleksi internal dan interview, terpilihlah 6 orang mahasiswa yang akan berangkat mengikuti exchange.

Kaitan dengan topik future industry yang sesuai untuk mahasiswa Teknik Industri, Vio mengungkapkan bahwa sebagai bekal awal dalam mengikuti exchange ini, ia pernah mengikuti sebuah project dari dosen yang mengkat tentang Electric Vehicle (EV). ”Kebetulan Hyundai juga memproduksi EV jadi bisa dihubungkan (topiknya), dan kebetulan juga pendiri beasiswa ini memiliki latar belakang lulusan Teknik Industri dan Hyundai juga mendirikan banyak research center, jadi selepas kuliah, harapannya kami bisa lanjut S2 di sana dengan beasiswa yang sama,” tuturnya. Selain menjalankan exchange, Vio juga menambahkan bahwa ia juga ingin apply program internship di Hyundai, dengan mengingat salah satu mahasiswa Teknik Industri UGM juga pernah menjalani internship di sana. ”Waktu untuk exchange kan lama, 1 tahun dan saya juga belum ambil KP (Kerja Praktek – red.) di sini (Indonesia), jadi saya rencana memang mau mengajukan internship ke Hyundai,” ujarnya.

Memiliki target untuk mengikuti student exchange, rupanya Vio telah mengatur banyak hal, terutama dalam hal pengambilan mata kuliah. ”Kemarin yang saya kejar adalah Metopen (mata kuliah Metodologi Penelitian – red.) dan selesai mata kuliah pilihan di semester 6 agar SKS-nya selesai semua,” tuturnya. Untuk skripsi dan Proyek Terpadu, Vio juga memperoleh ”keringanan” untuk bisa menjalani prosesnya secara daring. Berkaitan dengan KP, untuk mengantisipasi tidak tersedianya slot di Hyundai, Vio merencanakan untuk mengikuti program internship yang disediakan oleh Hanyang University. ”Nanti akan dibuat match. Semisal saya tertarik dengan topik supply chain, nanti akan dicarikan perusahaan yang di bidang itu,” tuturnya. Vio mengaku bahwa selain persiapan akademik, ia tidak terlalu banyak melakukan persiapan untuk adaptasi karena sebelum exchange ini, ia pernah mengikuti sebuah program kerja sama UNESCO dengan UGM ke Korea Selatan yang berkaitan dengan pelatihan leadership dan women empowerment selama 1 minggu.

Memiliki durasi yang lebih lama dari student exchange pada umumnya membuat banyak mahasiswa ragu untuk memilih beasiswa ini karena, salah satunya, pertimbangan waktu lulus yang akan menjadi sedikit lebih lama. Bagi Vio, hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah. ”Ini bukan exchange biasa karena berada di bawah naungan perusahaan dan relate dengan Teknik Industri, jadi nanti bisa berperan besar di situ dan siapa tahu bisa di-hire juga,” tuturnya. Berdasar pada pengalaman awardee sebelumnya, Vio juga menuturkan bahwa dari kegiatan ini, ia bisa memperoleh banyak pengalaman dari kegiatan-kegiatan yang disediakan. ”Akan sering ada acara rutin, ada conference yang kita diundang, jadi bisa mengalami berbagai macam hal,” tambahnya.

Dalam menghadapi kesempatan-kesempatan yang bagi banyak orang dirasa sulit, Vio mengungkapkan bahwa perlu untuk ”nekat” dalam mengambil kesempatan yang ada, namun juga harus terukur. ”Kalau memang benar-benar menginginkan, memang harus benar-benar dipersiapkan dan yakin dengan pilihan diri sendiri,” tegasnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses