
Pricilia Hardini Rahmawati, mahasiswa Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, telah sukses menyelesaikan Ujian Tesis pada Kamis (24/07). Setelah melalui proses pengerjaan tesis yang dibimbing oleh Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Pricilia mempresentasikan penelitiannya yang berjudul “Analisis Kesesuaian Faktor Pengali Frekuensi NIOSH Lifting Equation pada Penduduk Laki-Laki di Indonesia” di hadapan tim penguji yang terdiri dari Ir. I Gusti Bagus Budi Dharma, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., dan Ir. Ardiyanto, S.T., M.Sc., Ph.D., AEP, IPM.
Penelitian Pricilia berangkat dari pentingnya manual material handling (MMH) dalam proses produksi manual yang masih banyak digunakan oleh perusahaan guna menekan biaya operasional. “Namun demikian, aktivitas seperti pengangkatan barang memiliki potensi risiko terhadap gangguan muskuloskeletal dan kerugian ekonomi bagi pekerja,” papar Pricila.
Sebagai upaya untuk mengurangi risiko tersebut, NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) telah mengembangkan NIOSH Lifting Equation yang salah satu variabel kuncinya adalah frequency multiplier. Faktor ini sangat dipengaruhi oleh intensitas pengangkatan dalam memenuhi target produksi harian.
Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa frequency multiplier yang direkomendasikan oleh NIOSH kurang sesuai untuk penduduk perempuan Indonesia. Oleh karena itu, penelitian Pricilia bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian faktor tersebut pada penduduk laki-laki Indonesia. Melalui pendekatan eksperimental, Pricilia melibatkan 20 subjek laki-laki sehat berusia 20–30 tahun. Data yang dikumpulkan meliputi maximum acceptable weight of lift, denyut jantung, serta parameter antropometri dengan variasi frekuensi pengangkatan 1 dan 3 kali per menit selama 1 jam.
Analisis dilakukan menggunakan regresi dan t-test untuk membandingkan hasil penelitian dengan nilai frequency multiplier dari NIOSH Lifting Equation. Penelitian fokus pada skenario durasi pengangkatan ≤ 1 jam dan jarak vertikal ≤ 75 cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat selisih frequency multiplier antara hasil eksperimen dan nilai NIOSH, berkisar antara 1% hingga 19%, terutama pada frekuensi 12 kali per menit. Namun, hasil t-test menunjukkan p-value sebesar 0,432, yang berarti tidak ada perbedaan signifikan secara statistik. Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa frequency multiplier yang direkomendasikan oleh NIOSH dapat diterapkan dengan baik pada penduduk laki-laki Indonesia. Temuan ini berpotensi menjadi dasar ilmiah bagi perancangan kerja yang lebih ergonomis, khususnya di industri yang masih mengandalkan tenaga manual dalam aktivitas pengangkatan.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.