Yurian Paparkan Riset Hybrid Nanocomposite Anti-Silica Scaling pada Seminar Hasil

Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM menyelenggarakan Seminar Hasil pada Rabu (19/11). Dalam ujian yang berlangsung di Ruang Sidang A-3, mahasiswa Program Magister Teknik Mesin, Yurian Ariandi Andrameda mempresentasikan penelitian berjudul “Studi Komparatif dan Optimalisasi Pelapisan Hybrid Nanocomposite Epoksi/PTFE/CNT terhadap Anti-Silica Scaling pada Aplikasi Perpipaan Panas Bumi”.

Pengujian dilakukan di hadapan tim penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Kusmono, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. selaku Ketua Penguji, bersama Ir. Muhammad Waziz Wildan, M.Sc., Ph.D., Dr.Eng. Ir. Priyo Tri Iswanto, S.T., M.Eng., IPM., dan Dr. Ir. Khasani, S.T., M.Eng., IPM. Penelitian ini menyoroti isu kritis dalam industri panas bumi Indonesia, yaitu silica scaling yang menyebabkan penyumbatan dan penurunan efisiensi perpipaan. Permasalahan ini sangat signifikan terutama di PLTP Geo Dipa Dieng, yang tercatat mengalami laju penebalan silika hingga 3,09 cm/tahun dan menyebabkan turunnya kapasitas pembangkitan dari 60 MW menjadi 42 MW.

Melihat keterbatasan pelapis epoksi konvensional, Yurian mengembangkan pelapisan hybrid nanocomposite berbasis Epoksi/PTFE/CNT melalui teknik spray coating. Formulasi pelapisan dioptimalkan menggunakan metode statistik Response Surface Methodology-Central Composite Design (RSM-CCD) untuk menekan Silica Scaling Rate (SSR) serendah mungkin. Evaluasi performa dilakukan dalam kondisi supersaturasi tinggi untuk mensimulasikan lingkungan operasi panas bumi secara realistis.

Berbagai karakterisasi dilakukan untuk menilai kinerja pelapisan, di antaranya Water Contact Angle (WCA), kekuatan adhesi pull-off, analisis termal (TGA-DSC), ketahanan korosi Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), serta validasi morfologi endapan melalui FESEM-EDX, XRD, dan FT-IR. Hasilnya menunjukkan bahwa formulasi optimal dengan 40% PTFE dan 0,678% CNT—ditentukan melalui analisis ANOVA—berhasil menghasilkan penurunan SSR hingga 65,08%.

Kinerja luar biasa ini ditopang sejumlah peningkatan material yang signifikan: nilai WCA melonjak 78% hingga mencapai 139,238°, menghasilkan permukaan ultra-low adhesion; kekuatan adhesi meningkat 240,2% hingga mencapai 8,59 MPa; sementara ketahanan korosi mencapai 94,05%. Stabilitas termal yang tinggi juga menunjukkan bahwa pelapisan ini layak digunakan dalam kondisi operasi panas bumi yang ekstrem dan jangka panjang.

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap upaya peningkatan efisiensi pembangkit panas bumi di Indonesia. Dengan solusi pelapisan yang lebih tahan terhadap silica scaling, industri geotermal dapat mengurangi biaya perawatan, meningkatkan kapasitas operasi, serta memperpanjang usia infrastruktur perpipaan.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses