Wildanul Isnaini Paparkan Desain Tata Letak Robust untuk Industri Kereta Api dalam Seminar Hasil Disertasi Doktoral

Wildanul Isnaini, mahasiswa Program Doktor Teknik Industri UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Industri Universitas PGRI Madiun, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul ” Perancangan Tata Letak Fasilitas Robust pada Industri Manufaktur Kereta Api”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Rabu (11/06), bertempat di Ruang Sidang A-3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.

Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Wildanul yang beranggotakan Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. Ir. I Gusti Bagus Budi Dharma, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., serta Sekretaris Program Studi (Sekprodi) Doktor Teknik Industri Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU, ASEAN.Eng..

Dalam penelitiannya, Wildanul menyatakan bahwa industri manufaktur kereta api (IMKA) sebagai bagian dari heavy industry memiliki tantangan khusus dalam perancangan tata letak fasilitas, seperti ukuran item produksi yang besar, keterbatasan perpindahan fasilitas, dan operator yang berjalan (walking worker). Untuk menghadapi ketidakpastian fluktuasi permintaan dan aliran material, dibutuhkan tata letak yang robust dan adaptif.

Penelitian ini bertujuan mengoptimalkan tata letak dengan meminimasi Total Movement Cost (TMC) yang terdiri dari Total Material Handling Cost (TMHC) dan Total Walking Worker Operator Cost (TWOC). Pendekatan yang digunakan adalah Robust Mixed Integer Linear Programming (RMILP), yang terbukti menghasilkan susunan fasilitas yang lebih hemat dan robust dibandingkan sistem eksisting maupun skenario worst case pada MILP.

Untuk mengatasi keterbatasan waktu komputasi pada MILP dan RMILP, digunakan metode metaheuristic Non-Dominated Sorting Genetic Algorithm II (NSGA II). Dalam pendekatan ini, panjang fasilitas dijadikan variabel dengan batas tertentu dan ditambahkan fungsi tujuan baru, yaitu memaksimalkan tingkat robustness, menjadikan masalah ini multi-objective. ”Hasilnya adalah pareto front yang memberi solusi cepat dan dapat dijadikan acuan dalam desain tata letak sesuai prioritas industri,” papar Wildanul.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses