
Upaya mengatasi permasalahan limbah tekstil dari industri batik mendapat perhatian serius dari Nia Sari Utami Riskie, mahasiswi Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Melalui tesis berjudul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Produk Upcycling Perca Batik”, ia mengusulkan pendekatan berkelanjutan dalam bentuk upcycling perca batik menjadi hiasan dinding sebagai solusi inovatif sekaligus bernilai ekonomi.
Dalam penelitian yang dipresentasikan pada Ujian Tesis hari Kamis (19/06), Nia menunjukkan bahwa praktik konsumsi cepat (fast fashion) turut memicu peningkatan limbah tekstil, termasuk pada sektor batik yang sangat erat dengan budaya Indonesia. Untuk mengatasi keterbatasan sistem ekonomi linier, ia mengusung konsep circular economy dengan menerapkan upcycling, yakni pemanfaatan kembali limbah perca batik menjadi produk baru tanpa menghilangkan karakter asli materialnya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kansei Engineering untuk menangkap respon emosional konsumen terhadap produk upcycling. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumen mengaitkan hiasan dinding berbasis perca batik dengan kesan “menarik”, “memiliki ritme”, “sulit”, dan “lokal”. Kombinasi desain yang paling disukai adalah motif potongan kain non-geometris dengan pola one patch design dan mosaic, pewarnaan monochromatic, serta teknik jahit stitching & slashing.
Melalui metode Conjoint Analysis, ditemukan bahwa pola penyusunan kain memiliki pengaruh paling signifikan dalam membentuk persepsi konsumen. Selain itu, metode Contingent Valuation mengungkap bahwa konsumen bersedia membayar lebih tinggi (dengan margin positif sebesar 17,31%) untuk produk hasil upcycling ini. ”Temuan ini menunjukkan bahwa upcycling tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga meningkatkan nilai ekonomi dari limbah tekstil,” papar Nia.
Penelitian ini secara langsung mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs), khususnya:
– SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, melalui penerapan ekonomi sirkular dan pengurangan limbah.
– SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, melalui inovasi produk berbasis budaya lokal.
– SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dengan pengurangan dampak lingkungan dari industri tekstil.
Dengan riset ini, Nia Sari Utami menunjukkan bahwa pendekatan kreatif dan berbasis budaya dapat menjadi solusi konkret dalam menciptakan industri tekstil yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.