
Hendri Van Hoten, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul ”Pengembangan Sistem Solidifikasi 3D Printer untuk Printing Material Pasta (Slurry) Menggunakan Ultraviolet Curing”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Jumat (16/05), bertempat di Ruang Sidang A-3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.
Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Hendri yang beranggotakan Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dan Prof. Dr. Eng. Ir.Herianto, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Mesin Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng..
Dalam penelitiannya, Hendri menyatakan bahwa Teknologi 3D printing berbasis bioceramics dengan material hydroxyapatite (HA) merupakan solusi potensial untuk pembuatan implan tulang, namun menghadapi tantangan dalam proses solidifikasi dan stabilitas struktur. Metode Direct Ink Writing (DIW) berbasis slurry menawarkan fleksibilitas penggunaan material, tetapi proses solidifikasi masih perlu dikembangkan. Salah satu pendekatan inovatif adalah UV curing yang dapat mempercepat proses solidifikasi dan meningkatkan akurasi printing.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem 3D printing DIW berbasis slurry dengan teknologi UV curing untuk mengoptimalkan parameter printing scaffold tulang secara presisi dan efisien. Sistem ini diprediksi dapat meningkatkan efisiensi produksi, akurasi dimensi, dan sifat mekanik scaffold berbasis HA.
Hasil penelitian menunjukkan nilai parameter 3D printing optimum dengan jarak cahaya UV ke material uji 10 mm dan kecepatan cetak 1 mm/s. Kedalaman curing optimum adalah 8,029 mm dengan waktu curing maksimum untuk cahaya UV diam sebesar 0,299 detik, setelah 0,3 detik profil produk curing mulai berubah. ”Pengamatan menggunakan SEM menunjukkan kedalaman curing sempurna sebesar 1272 μm dari permukaan material, dengan nilai kekerasan material tertinggi 61,3 HD dan terendah 57,8 HD pada parameter optimum,” pungkas Hendri.
Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.