
Batik, yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia, merupakan salah satu identitas budaya terpenting bagi Indonesia. Dalam proses pembuatannya, batik tulis melalui serangkaian tahapan yang kompleks. Salah satu tahap paling krusial adalah proses klowong, yaitu pembentukan pola utama pada kain melalui aplikasi lilin atau malam. Di IKM Butimo, adopsi mesin CNC batik telah membawa peningkatan efisiensi pada proses klowong, namun inspeksi kualitas hasil produksi masih dilakukan secara manual. Kondisi ini berpotensi menyebabkan keterlambatan deteksi cacat, pemborosan bahan, dan penurunan kualitas produk.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Dhika Wahyu Pratama, mahasiswa Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, mengembangkan sistem real-time visual inspection berbasis kecerdasan buatan untuk mendeteksi cacat pada proses klowong. Sistem ini menggunakan algoritma Convolutional Neural Networks (CNN) sebagai inti deteksi visual, dengan optimasi parameter dilakukan melalui Grid Search sebagai bagian dari metode hyperparameter optimization. Seminar Hasil untuk tesisnya yang berjudul “Perancangan Sistem Inspeksi Visual Real-Time Berbasis Deep Learning untuk Identifikasi Cacat pada Proses Klowong di Mesin Batik Tulis Butimo” diselenggarakan pada Selasa (12/08), dengan dihadiri dosen pembimbing tesis, Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., serta tim penguji beranggotakan Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T.,Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Prof. Dr. Eng. Ir. Herianto, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng., dan Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng..
Tidak hanya mengandalkan pemodelan AI, penelitian ini juga mengintegrasikan Graphical User Interface (GUI) yang dirancang secara intuitif, sehingga memudahkan operator dalam memantau dan mengoperasikan sistem inspeksi secara langsung selama proses produksi. Dengan penerapan teknologi ini, diharapkan akurasi deteksi cacat meningkat, jumlah produk gagal berkurang, dan pemborosan bahan serta waktu dapat diminimalkan.
Penerapan sistem ini sejalan dengan konsep Batik 4.0, yang menggabungkan nilai seni tradisional dengan teknologi manufaktur modern berbasis AI. “Inovasi ini bukan hanya membantu menjaga kualitas produk batik, tetapi juga menjadi langkah nyata menuju modernisasi industri kreatif Indonesia,” ungkap Dhika.
Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.