Penelitian Nadiah Khairunnisa Hadirkan Solusi Cerdas Manajemen Obat dengan Hybrid (R,nQ)–Shelf-Life Model

Pengelolaan persediaan obat di fasilitas kesehatan merupakan aspek penting dalam memastikan ketersediaan layanan kesehatan yang efisien dan berkelanjutan. Namun, permasalahan penumpukan stok dan risiko kedaluwarsa masih menjadi tantangan yang dihadapi banyak instansi kesehatan, termasuk di UPT POAK Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Menanggapi hal tersebut, Nadiah Khairunnisa, mahasiswa Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, mengusulkan solusi inovatif melalui penelitian berjudul “Hybrid (R,nQ)–Shelf-Life Model untuk Pengendalian Persediaan Produk Farmasi Multi-Item di UPT POAK Dinas Kesehatan Sleman.”

Penelitian ini dipresentasikan dalam kegiatan Seminar Hasil Magister Teknik Industri UGM pada Kamis (30/10), dengan dosen pembimbing Ir. Nur Mayke Eka Normasari, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., serta para penguji Ir. Agus Darmawan, S.T., M.S., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Dr.Eng. Ir. Muh Arif Wibisono, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., dan Ir. Fitri Trapsilawati, S.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.

Dalam penelitiannya, Nadiah mengembangkan model pengendalian persediaan berbasis heuristic (R,nQ) yang dikombinasikan dengan shelf-life model, membentuk sistem Hybrid (R,nQ)–Shelf-Life. Model ini memperhitungkan umur simpan obat dalam menentukan jumlah dan frekuensi pemesanan optimal. Data yang digunakan meliputi permintaan obat, harga beli, lead time, dan umur simpan obat yang dikumpulkan dari UPT POAK Dinas Kesehatan Sleman selama tahun 2024.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Hybrid (R,nQ)–Shelf-Life mampu menurunkan total biaya persediaan hingga 80,22% dibandingkan kondisi aktual. Selain itu, pendekatan ini juga mengurangi risiko kedaluwarsa obat dengan mengidentifikasi item yang tidak memenuhi kriteria umur simpan serta memperbaikinya melalui iterasi model. Dengan frekuensi pemesanan optimal sebanyak delapan kali per tahun, sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi ekonomi, tetapi juga memperbaiki proses pengadaan obat di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.

“Model ini tidak hanya menekan biaya, tetapi juga membantu memastikan bahwa obat yang disalurkan kepada masyarakat masih berada dalam masa layak pakai,” ujar Nadiah. Ia berharap hasil penelitiannya dapat diimplementasikan secara luas oleh lembaga kesehatan lain sebagai upaya meningkatkan efisiensi distribusi obat di sektor publik. Penelitian ini menunjukkan bagaimana pendekatan teknik industri dapat berkontribusi nyata pada peningkatan mutu layanan kesehatan.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses