
Dalam rangka melakukan pengenalan International Undergraduate Program (IUP) Teknik Mesin dan Teknik Industri UGM serta Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM dengan kegiatan mahasiswanya secara umum, DTMI UGM mengikuti perhelatan ”EduFair” yang dilaksanakan oleh SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta pada Jumat (24/01), bertempat di Sport Center Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
DTMI UGM membuka 2 booth masing-masing untuk Teknik Mesin dan Teknik Industri dengan harapan agar masing-masing program studi (prodi) dapat memberikan informasi yang tepat sasaran secara spesifik berdasarkan ke-khas-an prodi masing-masing. Dengan mahasiswa yang menjadi petugas booth, para siswa yang mengunjungi booth dapat bertanya dengan lebih leluasa dan kasual sehingga jenis-jenis informasi yang digali dapat lebih terperinci. Dalam EduFair ini, tercatat sebanyak 56 siswa menjadi pengunjung booth yang dibuka DTMI, dengan 29 orang mengunjungi booth Teknik Mesin dan 27 orang mengunjungi booth Teknik Industri.

Salah satu siswa yang mengunjungi booth Teknik Mesin, Zaiban, menyatakan bahwa ia baru mengetahui bahwa cakupan ilmu Teknik Mesin ternyata cukup luas. ”Awalnya saya berpikir Teknik Mesin itu hanya tentang permesinan dan alat berat, ternyata tidak. Ternyata Teknik Mesin juga membahas tentang energi dan material,” ujarnya. Zaiban juga menyatakan bahwa Teknik Mesin adalah prodi yang ingin ia tuju selepas SMA. ”Mungkin nanti saya akan mendaftar ke IUP, karena di Kesatuan Bangsa sudah sehari-hari dibiasakan untuk berbahasa Inggris,” tambahnya. Di sisi lain, pengunjung lain dari booth DTMI, Syarifah dan Kayna, meski memiliki prioritas untuk prodi lain, mereka menyatakan bahwa prodi Teknik Mesin dan Teknik Industri akan ditambahkan dalam referensi. ”Selama ini saya kira di Teknik itu banyak laki-lakinya, ternyata di Teknik Industri juga banyak perempuannya,” tutur Syarifah. ”Meski saya tertarik Teknik Mesin, Teknik Industri juga menarik karena dari penjelasannya, Teknik Industri agak slow,” tambah Kayna. Dengan alasan yang senada dengan Zaiban, keduanya tertarik untuk mendaftar program IUP. ”Kesatuan Bangsa kan sekolah internasional, jadi kalau di IUP meski masih di Indonesia, tetap dapat international touch,” tutur Syarifah. ”Karena di sekolah sudah terbiasa semua mata pelajarannya menggunakan bahasa Inggris, jadi mau daftar IUP, karena kalau daftar reguler, takutnya nanti sulit menyesuaikannya,” tambah Kayna. Selain berbagi informasi mengenai prodi Teknik Mesin dan Teknik Industri, kedua booth DTMI juga mempersilakan siswa pengunjung untuk berfoto dengan mengenakan jas almamater UGM, dan hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri karena banyak siswa yang menyatakan bahwa UGM adalah kampus impiannya.

Selain diisi oleh booth berbagai macam fakultas dan prodi dari UGM serta banyak universitas lainnya, EduFair yang termasuk dalam rangkaian kegiatan ”Career Week 2025 – NAVIGATING YOUR FUTURE PATH” ini juga menerima partisipasi dari berbagai lembaga bantuan studi dan beasiswa, yang diperuntukkan terkhusus bagi para siswa yang tertarik melanjutkan studi ke luar negeri. Testimoni alumni SMA Kesatuan Bangsa yang berkuliah di beberapa universitas ternama di Indonesia juga dihadirkan guna memotivasi para siswa untuk dapat mengikuti jejak sukses para alumni.