Fattah Gunakan Media Sosial untuk Analisis Perilaku Pengguna dalam Pengelolaan E-Waste

Dalam era digital yang ditandai dengan tingginya penggunaan media sosial, Fattah Nasywa Pratama, mahasiswa Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, memanfaatkan potensi platform seperti Instagram dan YouTube untuk mengkaji perilaku masyarakat terhadap pengumpulan limbah elektronik (e-waste). Dalam Seminar Hasil bertajuk “Analisis Karakteristik Perilaku Pengguna Media Sosial dalam Pengumpulan Limbah Elektronik Berbasis Pemodelan Topik di Indonesia”, yang diselenggarakan Kamis (26/06)

“Limbah elektronik adalah salah satu jenis limbah yang pertumbuhannya paling cepat di seluruh dunia,” ujar Fattah, mengutip tren global dan nasional yang menjadi latar belakang penelitiannya. Ia menerapkan pendekatan BERTopic (Bidirectional Encoder Representations from Transformers) untuk menganalisis topik yang muncul dari komentar pengguna media sosial.

Data dikumpulkan dari komentar berbahasa Indonesia (dan campuran) yang muncul pada unggahan akun pribadi, komunitas, media, dan pemerintah yang membahas e-waste. Hasilnya, ditemukan 23 topik dari Instagram dan 19 topik dari YouTube. Topik-topik tersebut mencakup pencarian lokasi drop-off, harapan akan layanan daur ulang di daerah terpencil, hingga diskusi tentang praktik informal pengelolaan e-waste dan isu lingkungan yang diakibatkannya.

Dua karakteristik perilaku utama yang teridentifikasi adalah disposal behavior dan recycling behavior. “Platform media sosial memberikan wawasan penting tentang persepsi publik dan hambatan potensial terhadap pengelolaan limbah elektronik yang efektif,” jelas Fattah.

Dengan coherence score sebesar 0,474 (Instagram) dan 0,477 (YouTube), model ini menunjukkan hasil yang cukup representatif. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pemangku kebijakan dan pelaku industri dalam merancang sistem dan regulasi e-waste yang lebih responsif dan sesuai kebutuhan masyarakat.

Penelitian ini berkaitan erat dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs) berikut:

– SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, karena membahas perilaku masyarakat dalam membuang dan mendaur ulang limbah elektronik.
– SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, melalui dorongan terhadap sistem pengelolaan limbah berbasis komunitas.
– SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, karena pengelolaan e-waste yang lebih baik turut menurunkan dampak lingkungan dari bahan beracun.

Dengan pendekatan berbasis data dan teknologi Natural Language Processing, Fattah Nasywa Pratama menunjukkan bahwa media sosial dapat berperan penting dalam membentuk kebijakan pengelolaan limbah elektronik yang lebih adaptif, inklusif, dan berorientasi masa depan.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses