Eksplorasi Percakapan Warganet untuk Pengelolaan E-Waste: Tesis Fattah Ungkap Wawasan Baru dari Instagram dan Youtube

Fattah Nasywa Pratama, mahasiswa Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, telah menyelesaikan Ujian Tesis pada Kamis (24/07) dengan judul “Eksplorasi Topik Diskusi Pengguna Media Sosial di Indonesia dalam Pengumpulan Limbah Elektronik Berbasis Pemodelan Topik”. Ujian ini dilaksanakan di hadapan tim penguji yang terdiri dari Ir. Dawi Karomati Baroroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., Ir. Andi Rahadiyan Wijaya, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., serta Ir. Yun Prihantina Mulyani, S.T., M.Sc., Ph.D, IPM., ASEAN Eng., dengan bimbingan dari Prof. Ir. Bertha Maya Sopha, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.

Dalam tesisnya, Fattah mengangkat isu pengelolaan limbah elektronik (e-waste), jenis sampah yang pertumbuhannya kini sangat cepat akibat laju perkembangan teknologi. Salah satu potensi solusi yang ia kaji adalah peran media sosial sebagai medium pengumpulan aspirasi, pemahaman, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan e-waste di Indonesia.

Penelitian ini memanfaatkan pendekatan topic modeling berbasis metode BERTopic (Bidirectional Encoder Representations from Transformers) yang diterapkan pada dua platform media sosial berbasis konten, yaitu Instagram dan Youtube. “Data yang dianalisis berupa komentar warganet yang membahas isu e-waste, baik dari akun pribadi, komunitas, media elektronik, maupun akun pemerintahan—yang merefleksikan kondisi dalam negeri maupun praktik pengelolaan dari luar negeri yang diharapkan bisa diterapkan di Indonesia,” papar Fattah.

Fattah memproses data komentar yang dominan menggunakan bahasa Indonesia, dengan sebagian kecil komentar dalam bahasa Inggris atau campuran, menggunakan bahasa pemrograman Python dan Jupyter Notebook. Hasil analisis mengungkap enam topik utama dari Instagram, seperti pencarian lokasi drop-off e-waste, harapan atas pemerataan layanan penanganan limbah, serta interaksi positif antar pengguna. Sementara itu, dua topik dari Youtube mencakup diskusi mengenai praktik penanganan informal oleh pengepul serta dampak lingkungan dari limbah elektronik.

Indikator coherence score (c_v) digunakan untuk mengukur kualitas topik yang terbentuk, dengan nilai 0,495 untuk Instagram dan 0,519 untuk Youtube, menandakan interpretabilitas topik yang cukup baik.

Melalui penelitian ini, Fattah berharap hasil temuannya dapat dimanfaatkan oleh para stakeholder—baik pemerintah, sektor swasta, maupun organisasi non-profit—sebagai dasar untuk menyusun kebijakan dan sistem pengelolaan e-waste yang lebih inklusif, adaptif, dan menjawab kebutuhan masyarakat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses