Dr. Iwan Agung Firstantara Kembangkan Framework Baru untuk Efisiensi Pembangkit Listrik Nasional

Mahasiswa Program Doktor Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Iwan Agung Firstantara telah melaksanakan ujian tertutup pada Senin (28/07), bertempat di Ruang Sidang A3 DTMI UGM. President of the Board of Directors di PT PLN Energi Primer Indonesia 2022-2025 tersebut dinyatakan lulus sebagai Dr. Iwan Agung Firstantara dalam ujian tertutup terhadap disertasinya yang berjudul “Pengembangan Framework Implementasi Sistem Manajemen Aset dalam Menjamin Efektivitas di Pembangkitan Listrik Industri”. Penguji dalam ujian tertutup ini adalah Prof. Ir. Budi Hartono, S.T., M.Pm., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. sebagai Ketua Departemen, Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. sebagai promotor, Ir. Andi Rahadiyan Wijaya, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM. sebagai kopromotor, Prof. Ir. Jamasri, Ph.D., IPU., ASEAN Eng. sebagai penguji 1, Ir. Budhi Sholeh Wibowo, S.T., M.T., MBA., PDEng., IPM., ASEAN Eng. sebagai penguji 2, Dr. Ir. Arman Hakim Nasution, M.Eng. dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai penguji eksternal, dan Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. sebagai Ketua Program Studi. Kelulusannya dalam ujian tertutup ini sekaligus menandai Dr. Iwan sebagai doktor ke-22 Program Doktor Teknik Industri UGM.

Dalam disertasinya, Dr. Iwan mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan visi Making Indonesia 4.0 dan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang meningkat secara konsisten, PT PLN (Persero) berkewajiban meningkatkan ketersediaan energi listrik yang andal dan efisien. Pembangkit Listrik sebagai salah satu bagian utama dalam bisnis PLN, telah menerapkan manajemen aset (MA) untuk meningkatkan kinerja operasional pembangkit listrik di seluruh Indonesia.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan pencapaian maturity level dan indikator kinerja seperti Equivalent Availability Factor (EAF) dan Equivalent Forced Outage Rate (EFOR) antara unit pembangkitan yang dikelola langsung oleh PLN dan anak perusahaannya seperti PT PJB dan PT Indonesia Power. Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, penelitian ini mengidentifikasi enam faktor non-formal yang belum tercakup dalam 39 subjek standar Institute of Asset Management (IAM). Faktor-faktor tersebut meliputi kebijakan, transfer pengetahuan, kompetensi SDM, komitmen, pendanaan, dan teknologi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Thematic Analysis dari hasil wawancara dan pengujian Structural Equation Modeling (SEM) untuk memetakan prioritas dan hubungan antar variabel. Dua faktor formal yang memiliki pengaruh terbesar terhadap keberhasilan MA adalah People and Work Culture serta Life Cycle Delivery, masing-masing dengan nilai path coefficient sebesar 0,93.

Framework baru ini telah diujicobakan melalui program sistering, dimana unit pembangkitan dengan maturity level tinggi menjadi mentor unit-unit pembangkit dengan maturity level proses yang tertinggal. Hasilnya, tercatat peningkatan signifikan pada maturity level proses, kenaikan EAF, dan penurunan EFOR di unit-unit yang mengikuti program.

Temuan ini menegaskan bahwa pendekatan baru tersebut dapat memperkuat kolaborasi internal, mempercepat pemerataan efektivitas MA dan meningkatkan kinerja di seluruh unit pembangkitan PLN. Framework ini diharapkan menjadi solusi konkret terhadap tantangan operasional dan peningkatan daya saing di sektor kelistrikan nasional.

Dr. Iwan menempuh perjalanan akademiknya bersama UGM sejak ia berkuliah di Program Sarjana Teknik Mesin UGM pada 1987, kemudian dilanjutkan Program Magister Manajemen UGM pada 2003, lalu Program Profesi Insinyur UGM dan terakhir Program Doktor Teknik Industri UGM, keduanya pada 2019. Selama menempuh studi doktornya, Dr. Iwan mengungkapkan bahwa ia memperoleh pengalaman dan insight perbedaan antara dunia akademik dan pengalaman praktis dalam pekerjaan. ”Hal ini (perbedaan praktis dan akademik – red.) merupakan suatu proses pembelajaran dengan metode yang sangat berbeda, karena klaim pengalaman di lapangan secara akademik harus dibuktikan dengan teori-teori, literatur, dan perbandingan data yang benar-benar harus reliable dan valid,” tuturnya. Dalam menghadapi kontras antara praktik dan akademik, Dr. Iwan menyatakan bahwa dosen promotor dan kopromotor serta keberadaan rekan-rekan sesama mahasiswa sangat mendukung dalam studinya. ”Dengan segala waktu yang disediakan oleh profesor promotor dan kopromotor, jika tidak bisa bertemu langsung dengan lewat Zoom, bahkan di hari libur. Dan untuk teman-teman sesama mahasiswa S3 dari grup WhatsApp yang ada cukup aktif, sehingga dengan membaca (grup) dapat menimbulkan semangat tersendiri,” ungkapnya.

Peralihan realita dari VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) menuju BANI (Brittle, Anxious, Nonlinear, dan Incomprehensible), menurut Dr. Iwan dalam pesan penutupnya, menjadi situasi yang harus direspon secara cepat oleh DTMI, terkhusus Program Studi Teknik Industri UGM. ”Saya yakin dosen-dosen kita memiliki jaringan yang luas, sehingga dalam merespon perkembangan-perkembangan yang ada di dunia dengan lebih cepat, di situ saya salut dengan dosen-dosen kita,” pungkasnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses