Arsip:

Kabar Departemen

Kunjungan Prof. Deendarlianto ke MIT REAP Bawakan Oleh-oleh Kesepakatan Kolaborasi Riset dan Kiat Pengembangan Inovasi Mahasiswa

Inovasi, Riset, dan Kolaborasi, tiga kata kunci tersebut adalah sedikit dari banyak faktor yang dapat mewujudkan suksesnya pendidikan dari institusi perguruan tinggi. UGM, terkhusus Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI), telah lama mewujudnyatakan tiga kata kunci tersebut dalam penyelenggaraan pendidikannya, baik dalam taraf nasional maupun internasional. Guna menjaga semangat tersebut, Prof. Deendarlianto, dosen DTMI UGM, beserta dengan Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D. dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) dan 5 orang delegasi lain dari Indonesia yang terdiri dari venture capital (lembaga yang menyediakan pendanaan kepada perusahaan rintisan (startup) atau perusahaan kecil yang memiliki potensi pertumbuhan besar dan cepat – red.), industri, dan entrepreneur melaksanakan kunjungan ke Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management di Amerika Serikat dalam rangka berpartisipasi dalam sebuah inisiatif bertajuk MIT Regional Entrepreneurship Accelerations Program (MIT REAP). Secara umum, Prof. Deendarlianto menuturkan bahwa kunjungannya ke sana memberikan insight bahwa perguruan tinggi harus bekerja berdasarkana deep tech. ”Artinya inovasi dan pengembangan teknologi harus berdasarkan strong R & D program, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan lebih banyak, produk akan bertahan lebih lama di market, yang kemudian akan memberi impact yang besar kepada society,” tuturnya.

Berangkat pada awal Juni 2025, Prof. Deendarlianto dan delegasi Indonesia lainnya mengikuti workshop selama 2 hari. “Banyak hal kami pelajari, seperti bagaimana mempercepat inovasi, entrepreneurship, menjadmin funding riset yang sustainable, itu satu. Yang kedua, UGM ingin ada kolaborasi riset dan akademik dengan MIT,” jelasnya. Prof. Deendarlianto menambahkan bahwa sebelum kunjungan ini, ia sudah melakukan kontak dengan beberapa koleganya di MIT. ”Alhamdulillah tanggapannya positif dan saya sudah mendapat pesan dari senior staff dari Prof. Evelyn Wang (salah satu akademisi di MIT – red.) bahwa mereka setuju untuk berkolaborasi dan menunggu follow up dari kita,” ujarnya. Selain mengikuti workshop, delegasi dari Indonesia juga melaksanakan tur laboratorium di MIT serta melakukan diskusi perihal akademik serta kemungkinan-kemungkinan kolaborasi yang dapat dibangun antara UGM dan MIT.

Program MIT REAP memiliki tujuan agar dalam semua proses pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi tidak hanya mendorong mahasiswa menjadi sarjana, namun juga agar mahasiswa lebih inovatif. ”Diharapkan bahwa setelah mereka lulus, inovasi yang dibangun bersama dalam proses pembelajaran bersama dosennya akan ada proses hilirisasi setelah lulus. Hal tersebut tentu akan didukung oleh venture capital, seperti di Innovative Academy UGM yang mendorong mahasiswa untuk memiliki jiwa entrepreneurship,” tutur Prof. Deendarlianto.

Mengenai dasar dari UGM untuk berkolaborasi dengan MIT, Prof. Deendarlianto menyatakan bahwa sebuah pendidikan, riset, dan pembangunan startup yang berdampak harus dimulai dari kebutuhan. ”Jika selama ini kolaborasi datang dari luar dengan menawarkan project, kalau sekarang tidak,” tuturnya. Sebelum keberangkatan ke MIT, Prof. Deendarlianto dan para peneliti dari UGM, termasuk dari Fakultas Teknik dan MIPA serta 17 perwakilan industri melaksanakan pertemuan di gedung Pancabrata Prof. Herman Johannes – Engineering Research and Innovation Center (ERIC) Fakultas Teknik UGM untuk membahas 3 topik, yaitu energi, pangan dan alat kesehatan, dan AI (Artificial Intelligence/Kecerdasan Buatan – red.) untuk kehidupan sehari-hari. ”Masing-masing peneliti membangun roadmap riset yang dibangun berdasar kebutuhan industri, dan industri yang dituju harus support riset itu, bisa jadi support pendanaan atau menjadi offtaker dari inovasi. Itulah yang akan kita kolaborasikan dengan MIT,” jelas Prof. Deendarlianto. Kolaborasi tersebut, sebagaimana dinyatakan oleh Prof. Deendarlianto, jika berjalan dengan baik akan memberikan dampak baik bukan hanya kepada hilir, namun juga kepada UGM. ”Kita tahu bahwa MIT reputasinya sangat kuat, dengan menyandang peringkat pertama untuk semua bidang, sehingga publikasi yang nanti dihasilkan akan lebih berdampak, sitasinya akan banyak, dan rank UGM akan naik,” tuturnya. Untuk Teknik Mesin, topik yang diangkat sebagai potensi kolaborasi adalah pengembangan hidrogen, metal fuel, manufaktur, dan sistem pendinginan sebagai komponen Nawacita Pembangunan Nasional dan bagian dari strong knowledge Teknik Mesin, serta telah disusun berdasarkan kebutuhan industri masa depan. ”Industrinya juga telah committed untuk kerja sama, seperti untuk hidrogen kita kerja sama dengan PLN dan Pertamina, metal fuel dengan Pertamina, dan manufaktur dengan berbagai industri,” tutur Prof. Deendarlianto. Apabila sinkronisasi topik, pendanaan, dan mature agreement telah berjalan dengan baik, menurut Prof. Deendarlianto, kolaborasi akan mencapai tahap running dalam 6 bulan ke depan.

Berkaca dari pengalamannya selama mengikuti MIT REAP, Prof. Deendarlianto optimis bahwa hal yang serupa dapat diterapkan di UGM. ”Untuk di Teknik Mesin, kurikulum kita sangat menarik dan unik. Kita punya Proyek Desain 1, Proyek Desain 2, dan Proyek Kompetisi yang adalah kompetisi inovasi mahasiswa berdasarkan mata kuliah yang telah didapatkan. Di dalamnya terdapat konsep desain, market demand, detail engineering design, sampai manufaktur produknya. Jika selama ini dalam Proyek Desain 1, Proyek Desain 2, dan Proyek Kompetisi mahasiswa mendapatkan nilai, di MIT ada inovasi lagi dari Proyek Desain 1 dan 2, sehingga inovasi mereka terus mendapatkan improvement, dan ketika mereka lulus, universitas menawarkan apakah inovasi mahasiswa yang nilai ekonominya bagus akan dibangun startup atau tidak. Nantinya universitas akan menghubungkan dengan venture capital untuk pendanaan dan strateginya, sehingga mahasiswa memperoleh share, universitas juga mendapatkan share,” paparnya. Dengan iklim yang diciptakan MIT tersebut, setiap tahun ada 15 startup yang dihasilkan oleh unit inovasinya yang dalam beberapa tahun dapat menjadi unicorn startup dan meningkatkan angka alumni MIT yang terjun ke dunia startup. ”Universitas memiliki tanggung jawab, bukan hanya sekadar mendidik anak sebagai the best talent for new generation, tetapi juga membentuk generasi yang lebih agile, siap bertarung, inovatif, yang semuanya dimulai dari kurikulum, sehingga komunikasi kurikulum yang baik antara dosen dan mahasiswa sangat diperlukan,” tutur Prof. Deendarlianto. Selain itu, dalam menghadapi kompetisi tingkat dunia, Prof. Deendarlianto menegaskan bahwa akademisi dari berbagai perguruan tinggi perlu untuk berkolaborasi dan menjadikan institusi unggul dengan karya, reputasi, dan membawa industri serta pendanaan internasional untuk mendukung program-program kampus. ”Setiap program yang DTMI laksanakan, banyak mahasiswa yang dilibatkan. Harapan saya, dengan MIT nanti mahsiswa yang terlibat akan kita perbanyak, baik untuk riset maupun entrepreneurship,” pungkasnya.

Jajaki Kerja Sama, DTMI UGM Terima Kunjungan Akademisi Amerika Serikat

Riset-riset yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM telah banyak yang menembus dan memperoleh pengakuan dunia, dan dalam menghasilkan riset-riset berkelas dunia, civitas DTMI UGM banyak berkolaborasi dengan dosen, mahasiswa, dan peneliti mancanegara dari berbagai perguruan tinggi di seluruh penjuru dunia.

Salah satu dosen DTMI UGM, Prof. Deendarlianto, sudah tidak asing lagi namanya dalam penelitian dan kerja sama riset taraf internasional. Oleh karena semangat risetnya yang terus menggelora, Prof. Deendarlianto menerima kunjungan para dosen dan mahasiswa yang datang dari berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat, yang terlaksana pada Selasa (10/06) bertempat di Laboratorium Mekanika Fluida DTMI UGM. Rombongan tamu tersebut terdiri dari Magaly Koch, dosen utama Boston University Institute for Global Sustainability (IGS); Sucharita Gopal, dosen Department of Earth & Environment di Boston University dan research affiliate di 5 pusat studi di universitas tersebut serta dosen utama Boston University Institute for Global Sustainability (IGS); Christine Regalla, Lektor Kepala di School of Earth and Sustainability; dan diikuti oleh para mahasiswa program Doktoral dan Magister dari berbagai universitas, seperti Carnegie Mellon University, Colorado School of Mines, North Carolina State University, Boston University, University of Colorado Boulder, University of North Carolina at Chapel Hill, University of Washington Seattle Campus, University of Puerto Rico Mayaguez, dan University of Georgia. Prof. Deendarlianto menuturkan bahwa tujuan dari kehadiran rombongan periset dari Amerika Serikat tersebut adalah untuk memberikan atmosfer akademik baru bagi mahasiswa Magister dan Doktoral Teknik Mesin UGM serta menjajaki kemungkinan joint research antar grup dan publikasi. ”Kita propose tentang the future of Indonesia yang mereka kembangkan. Mereka ingin tahu juga kita punya riset hidrogen, green dan white yang dikembangkan oleh Teknik Mesin dan Teknik Geologi, dengan kaitan sustainability yang Prof. Alva (Prof. Alva Edy Tontowi, dosen DTMI UGM – red.) kembangkan,” tuturnya.

Dalam pertemuan ini, Prof Deendarlianto memberikan presentasi mengenai riset green hydrogen, skenario mengenai pengembangan energi hidrogen oleh pemerintah, proses dalam menghasilkan green hydrogen, dasar permasalahan perlunya ada riset mengenai hidrogen, serta peran UGM dalam riset hidrogen. ”UGM mengajukan proposal mengenai terminologi dari hidrogen, dan riset yang dilakukan juga mencakup ranah legalitas dan teknis,” paparnya. Dalam menjajaki potensi kerja sama dengan UGM, Prof. Gopal menyatakan bahwa pihaknya perlu untuk mengetahui riset apa saja yang ada di UGM, peraturan, dan mitigasinya. ”Kita akan perlu banyak berdiskusi,” tuturnya. Setelah presentasi usai diberikan, mahasiswa dan dosen tamu diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menjadi diskusi.

Prof. Nur Aini Masruroh: OR Tawarkan Solusi Tangguh untuk Permasalahan yang Semakin Kompleks

Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Ir. Nur Aini Masruroh, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Teknik Industri pada Kamis (22/05), bertempat di Balai Senat, Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada. Dalam pengukuhan tersebut, Prof. Nur Aini Masruroh menyampaikan pidato dengan tajuk “Strategi Efisiensi Sistem Melalui Riset Operasi”.

Sumber: Laman web UGM

Dalam pidatonya, Prof. Aini memaparkan bahwa di era disrupsi ini, masyarakat global menghadapi tantangan yang semakin rumit di bidang sosial, ekonomi, kesehatan, hingga lingkungan. Beberapa tren besar mempengaruhi kondisi sistem saat ini dan masa mendatang, yakni dunia yang saling terhubung, isu keberlanjutan, ketidakpastian, dan pengelolaan kompleksitas. Di tengah situasi yang tidak pasti dan serba terbatas, Operation Research (OR) atau riset operasi menawarkan pendekatan analitis untuk mendukung pengambilan keputusan yang strategis dan adaptif. Memaparkan pidatonya, Prof. Aini menjelaskan bahwa OR adalah area pengetahuan yang berfokus pada pengembangan model matematika untuk merepresentasikan dan memperbaiki sistem nyata maupun teoretis serta merancang metode penyelesaian yang dapat memberikan hasil secara efisien dan tepat waktu atau real-time efficiency. “Selama lebih dari 75 tahun, OR telah berkembang dari metode analisis militer menjadi disiplin ilmu tersendiri yang memanfaatkan model kuantitatif untuk menyelesaikan masalah nyata secara efisien,” paparnya.

Menyoal rantai pasok dan logistik, Prof. Aini menjelaskan bahwa Di tengah dinamika global, disrupsi pasokan, dan perubahan pola permintaan, OR dinilai mampu mengoptimalkan aliran barang dan meningkatkan ketahanan rantai pasok. “Pendekatan OR dapat meningkatkan keandalan sistem logistik serta mengurangi biaya sambil merespon permintaan pasar secara lebih responsif dan adaptif,” jelasnya.

Selain itu, Prof. Aini menekankan pentingnya kolaborasi multisektor dalam pengambilan keputusan, yang dapat difasilitasi melalui pendekatan group decision making dan multiobjective optimization. Dirinya juga membaca potensi besar kolaborasi antara OR dan kecerdasan buatan (AI) untuk menghadapi disrupsi teknologi. Menurutnya, integrasi keduanya tidak hanya mempercepat proses optimasi, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di berbagai sektor. “AI dan OR merupakan kombinasi kuat untuk menciptakan solusi yang lebih efisien dalam manajemen rantai pasok, optimasi portofolio, hingga sistem tenaga listrik,” ujarnya.

Riset operasi, lanjutnya, juga berperan dalam menciptakan sistem yang berkelanjutan, khususnya dalam pengelolaan energi dan lingkungan. Pendekatan ini memungkinkan organisasi untuk melakukan efisiensi energi melalui penjadwalan yang efektif, pengelolaan permintaan, hingga pemanfaatan teknologi digital seperti AI, blockchain, dan generative models. “Tujuannya bukan hanya efisiensi ekonomi, tetapi juga menekan beban lingkungan dan mempercepat transisi menuju sistem energi yang lebih ramah lingkungan,” terang Prof. Aini.

Menurutnya, masa depan riset operasi bergantung pada kemampuannya beradaptasi dengan teknologi baru dan mengintegrasikan pendekatan lintas disiplin. “Dengan memanfaatkan AI, big data, dan metode optimasi hybrid, OR akan terus menawarkan solusi yang tangguh untuk permasalahan yang makin kompleks di berbagai sektor,” pungkasnya.

Prof. Aini dikukuhkan sebagai salah satu dari 526 guru besar aktif di UGM dan menjadi guru besar aktif ke-84 di Fakultas Teknik dari 104 guru besar yang pernah dimiliki.

Sumber: Riset Operasi dan AI Potensial Jadi Strategi Efisiensi Sistem Bagi Industri Hadapi Persaingan Global

Gandeng Media, UGM dan Deakin University Dorong Penguatan Komunikasi Kebijakan Perubahan Iklim

Kampanye mitigasi perubahan iklim kepada seluruh lapisan masyarakat memerlukan dukungan media dalam memperkuat komunikasi publik yang inklusif dan efektif. Pendekatan yang adaptif dan relevan secara lokal menjadi kunci, terlebih di wilayah pedesaan yang rentan terhadap dampak iklim. Indonesia sendiri telah memulai langkah ini melalui Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) 2014 yang menekankan pentingnya sosialisasi dan peningkatan kesadaran publik atas perubahan iklim dan dampaknya.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia, Nezar Patria, mengatakan isu perubahan iklim membutuhkan respons berbasis bukti dengan tingkat urgensi tinggi, bukan sekadar menunggu konsensus ilmiah yang absolut. Ia menyampaikan bahwa perubahan iklim merupakan isu yang membutuhkan tindakan berbasis bukti kuat dan urgensi tinggi, alih-alih menunggu semua fakta ilmiah benar-benar mutlak. Namun demikian, Nezar juga menyoroti tantangan di tingkat praktik, di mana sebagian besar jurnalis merupakan generalis yang harus menangani isu perubahan iklim yang kompleks. “Jurnalis sangat membantu menjembatani kesenjangan komunikasi antara ilmuwan dan media,” ujar Wakil Menteri dalam workshop CONNECT! #8 bertema ‘Media Communication on Climate Change Policies’. Kegiatan ini berlangsung di Smart Green Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik pada Selasa (3/6).

Direktur Kemitraan dan Relasi Global (DKRG)UGM, Prof. Puji Astuti, mengatakan KONEKSI bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada mendorong penguatan komunikasi media serta membuka ruang kolaborasi lintas sektor antara peneliti, pemerintah, mitra pembangunan, dan praktisi, khususnya dalam membahas hasil penelitian bersama UGM dan Deakin University yang melibatkan 14 peneliti dari Indonesia dan Australia. “Kerja sama ini bertujuan memperkuat kemitraan antar lembaga untuk menghasilkan kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya.

Puji menambahkan kerja sama antara perguruan tinggi dari dua negara dengan media ini merupakan wujud nyata diplomasi pendidikan antar bangsa, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap komunikasi kebijakan iklim. “Kami berupaya memahami bagaimana masyarakat, khususnya di pedesaan, menerima, memroses, dan mempercayai informasi terkait kebijakan iklim, serta bagaimana kita bisa membangun kepercayaan publik melalui komunikasi yang inklusif dan berbasis data,” ungkap Puji.

Minister Counsellor for Governance and Human Development dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia, Tim Stapleton, turut menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan Australia terus berkembang untuk mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Salah satunya melalui kerja sama riset antara UGM dan Deakin University yang akan meningkatkan pembelajaran dua arah antar negara dalam menanggulangi masalah perubahan iklim. Penelitian bersama ini berfokus pada peningkatan komunikasi media untuk membangun ketahanan masyarakat pedesaan terhadap dampak perubahan iklim, sekaligus meningkatkan kapasitas publik dalam menilai informasi yang tersedia dan berpartisipasi dalam kebijakan yang relevan. “Membangun ketahanan di masyarakat pedesaan yang berisiko melalui peningkatan komunikasi media tentang kebijakan perubahan iklim menjadi titik berat riset yang didanai oleh KONEKSI,” tuturnya.

Direktur Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wahyu Marjaka, menekankan pentingnya partisipasi berbagai pihak untuk menyampaikan pesan iklim secara merata. “Kita perlu memastikan keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan agar informasi tentang iklim dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk di daerah terpencil,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Kusno Wibowo, yang menyatakan bahwa sinergi lintas sektor sangat dibutuhkan agar komunikasi iklim tidak berhenti di tingkat wacana. Menurutnya, pemerintah daerah memiliki peran strategis untuk menjembatani kebijakan nasional dan kebutuhan masyarakat di lapangan. Sementara itu, Prof. Greg Barton dari Deakin University Indonesia Campus menggarisbawahi bahwa niat baik masyarakat untuk menjaga lingkungan tidak selalu disertai pemahaman yang cukup tentang perubahan iklim. “Sering kali, masyarakat Indonesia memiliki niat baik tetapi kurang informasi, dan ini bisa menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan,” jelas Barton.

Hasil riset kolaboratif juga dipaparkan oleh Dr. Anna Klas dari Deakin University, yang menjelaskan perbedaan karakteristik pelaporan media tentang iklim di Indonesia dan Australia, terutama dalam konteks masyarakat pedesaan. Ia menyampaikan bahwa hasil risetnya telah mengembangkan alat berbasis AI multibahasa untuk menyediakan informasi yang mudah diakses dan akurat di wilayah-wilayah berisiko. Sedangkan dari perspektif media, Chief AI & Corporate Strategy Kumparan.com, Andrias Ekoyuono, menekankan perlunya kolaborasi antara pembuat kebijakan, masyarakat, dan pelaku bisnis untuk membangun narasi perubahan iklim yang kredibel. “Kami di Kumparan berupaya memastikan akses informasi yang lebih baik tentang perubahan iklim, dan kuncinya adalah kolaborasi lintas sektor,” tegasnya.

Sebagai universitas yang berkomitmen pada nilai kerakyatan, kemandirian, dan keberlanjutan, UGM secara konsisten mengedepankan peran ilmu pengetahuan dan kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan global berbasis pada solusi nyata dan aplikatif. Dalam konteks perubahan iklim, UGM tidak hanya memproduksi pengetahuan, tetapi juga aktif membangun jejaring kerja sama dengan mitra di dalam dan luar negeri untuk memperkuat kapasitas masyarakat, khususnya di wilayah rentan, agar mampu beradaptasi dan berdaya dalam menghadapi dampak iklim secara berkelanjutan di tingkat lokal maupun global.

Source: https://ugm.ac.id/id/berita/gandeng-media-ugm-dan-deakin-university-dorong-penguatan-komunikasi-kebijakan-perubahan-iklim/

Perluas Wawasan Jurnalistik, Humas DTMI Kunjungi TVRI Yogyakarta

Salah satu tokoh besar dalam dunia otomotif, Henry Ford, pernah menyatakan sebuah kutipan yang berbunyi, “Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young,”. Tentu kata “old” dalam kutipan Ford tersebut tidak hanya dapat diterjemahkan sebagai tua dalam konteks arti usia, namun juga pengetahuan dan informasi. Apabila dalam konteks informasi, maka jika kita tetap belajar, pengetahuan dan informasi yang kita peroleh akan selalu baru dan tersegarkan. Atas dasar tersebut, maka staff Pengelola Layanan Kehumasan dan Protokoler Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM bersama dengan staff pengelola kehumasan, IT, dan kerja sama dari 7 departemen lain di Fakultas Teknik UGM melaksanakan kunjungan studi banding ke kantor dan studio TVRI Yogyakarta.

Kunjungan yg dilaksanakan pada Selasa (06/05) ini merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Fakultas Teknik (FT) UGM dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia kehumasan yang dimiliki oleh FT UGM serta memperluas cakrawala pengetahuan mengenai dunia jurnalistik dan penyiaran. Menerima rombongan dari FT UGM, Kasubag Tata Usaha TVRI Yogyakarta, Elis S, menyatakan bahwa kunjungan kali ini adalah sebuah penerapan prinsip keterbukaan informasi dari TVRI Yogyakarta. ”Kami berharap nanti kita bisa saling sharing dan bisa saling berbagi ilmu,” tuturnya. Senada dengan itu, Ketua Tim Kerja Informasi, Media Sosial, Hubungan Masyarakat, dan Alumni FT UGM Franky Argus Adiwena, S.T. menyatakan melalui kunjungan ini, diharapkan civitas kehumasan, IT, dan kerja sama FT UGM dapat memperoleh tambahan wawasan mengenai dunia jurnalistik dan penyiaran. ”Kami memilih TVRI Yogyakarta karena lokasinya dekat dengan UGM dan di sini kami bisa belajar tentang jurnalistik karena dunia pendidikan tidak lepas dari jurnalistik,” ungkapnya.

Wisnu Wiratmana, Ketua Tim PP Berita TVRI Yogyakarta, menyatakan bahwa saat ini, semua orang bisa membuat berita dengan mudah, terutama dengan gawai yang sudah dimiliki masing-masing orang. ”Meski begitu, dalam menerbitkan dan menayangkan, kita tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan dan Kode Etik Jurnalistik,” tuturnya. Dalam pemaparannya, Wisnu menyampaikan bahwa dalam menghasilkan sebuah berita yang siap tayang, ada 3 tahap yang dilalui, yaitu proses praproduksi yang nantinya akan menghasilkan naskah berita, proses produksi dalam bentuk pengambilan gambar tayangan berita, dan proses pascaproduksi berupa editing hasil pengambilan gambar untuk dapat ditayangkan. ”Saat ini dalam proses produksi berita, kita tidak lagi memerlukan banyak personel karena kita juga memiliki banyak kontributor yang berperan sebagai wartawan lepas,” terangnya. Menambahkan pemaparan Wisnu, Fery Anggara, Current Affair TVRI Yogyakarta, menyatakan bahwa meski berita biasanya bersifat serius, kreativitas adalah elemen penting yang harus ada di dalamnya. ”Kreativitas sebagai nyawa dalam produk jurnalistik, salah satunya berita, akan menjadi pembeda dengan tayangan-tayangan lain yang serupa,” tegasnya. Dalam menggali kreativitas tersebut, Fery menyarankan agar para jurnalis memperbanyak referensi sehingga pemberitaan yang dihasilkan akan semakin baik dan bisa memberikan pengaruh kepada institusi.

Usai pemaparan, rombongan diajak untuk melaksanakan tur studio di TVRI Yogyakarta. Humas DTMI berkesempatan untuk, selain melihat bagaimana bentuk studio produksi berita dan acara di TVRI Yogyakarta, juga bercakap-cakap dengan pimpinan produksi dan tim produksi berita untuk mengetahui bagaimana bentuk naskah teleprompter untuk tayangan berita, berapa lama sebuah naskah diproses, proses approval siapa saja yang harus dilalui sampai naskah dinyatakan siap tayang, serta bagaimana sistem kerja penyediaan stok video untuk produksi podcast.

Melalui kunjungan ini, penulis selaku Humas DTMI berharap wawasan tentang dunia berita dan penyiaran akan semakin luas dengan tambahan pengetahuan praktis dari pengalaman praktisi di lapangan, serta akan dapat menerapkan wawasan tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dalam pekerjaan sehari-hari.

Berangkat Studi Doktoral Mei 2025, Imperial College London Jadi Pilihan Alim

Demi menjaga konsistensi dalam menyajikan pendidikan berkualitas prima dan berkelas dunia, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM selalu mendorong seluruh dosennya untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan memperluas khazanah pengetahuannya. Salah satu usaha dalam rangka meningkatkan kualitas dan pengetahuan dosen, setiap dosen yang baru mencapai gelar magister akan didorong untuk melanjutkan studi strata doktoral ke luar negeri.

Kali ini, dosen yang berkesempatan untuk berangkat ke luar negeri demi melanjutkan studinya ke jenjang doktoral adalah Syahirul Alim Ritonga, S.T., MRes., dosen yang mengampu kuliah di Program Studi (Prodi) Teknik Mesin UGM. Alim memperoleh kesempatan untuk melanjutkan studinya di Imperial College London, Inggris dan akan berangkat pada tanggal 12 Mei 2025. Kembali dipilih Alim sebagai tempatnya melanjutkan studi, Imperial College London menempati peringkat 2 QS World University Ranking yang merupakan pemeringkatan universitas di seluruh dunia, menjadikan universitas tempat Alim meraih gelar magisternya ini sebagai pilihan yang tepat untuk menimba ilmu yang lebih tinggi dan memperoleh pengalaman yang baik. Dalam melaksanakan studi lanjutnya, Alim memperoleh pembiayaan dari Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), sebuah program beasiswa yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dengan pendanaan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan mencakup jenjang D4/S1, S2, dan S3, baik di dalam maupun luar negeri.

”Pamitan” Alim sebelum berangkat ke Inggris dilaksanakan pada Senin (05/05), bertempat di Ruang Sidang A-1 DTMI UGM, bertepatan dengan Rapat Koordinasi Pengurus (RKP) DTMI. Dalam rapat tersebut, Prof. Budi Hartono selaku Ketua DTMI menyampaikan harapan agar studi Alim dapat berjalan dengan lancar. ”Semoga studi berjalan lancar dan kurang lebih 4 tahun lagi dapat kembali lagi ke DTMI,” tuturnya. Prof. Budi juga mengingatkan Alim untuk tetap melakukan hobinya di sela waktu studinya agar dapat meredakan stress. Sekretaris Program Studi (Sekprodi) Doktor Teknik Mesin dan Industri, Muhammad Kusumawan Herliansyah, Ph.D. juga menyampaikan bahwa selama studi lanjut, diharapkan Alim tidak melupakan kewajibannya sebagai dosen. ”Tetap wajib mengisi administrasi dosen, seperti BKD Sister dan Serdos,” terangnya.

Menanggapi semua harapan dan doa yang ditujukan kepadanya, Alim menyampaikan terima kasihnya kepada DTMI atas dukungan yang diberikan kepadanya. ”Saya berterima kasih atas support dan bantuannya selama ini dalam mendampingi saya selama proses untuk memperoleh beasiswa tersebut,” tuturnya.

Selamat menjalani studi lanjut, Pak Alim. Semoga lancar dan sukses selalu di sana, dan dapat pulang kembali ke DTMI seusai studi dengan membawa segudang ilmu dan pengalaman baru.

Kunjungan DTMI ke Kediaman Waluyo Wujud Nyata Kekeluargaan

Menjaga semangat kekeluargaan bukan hanya menjadi konsep abstrak bagi civitas akademika Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, namun juga selalu diusahakan untuk dapat mewujud dalam setiap aktivitas. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan semangat kekeluargaan tersebut antara lain menengok karyawan/keluarga karyawan yang sedang sakit, baru saja melahirkan/istrinya baru saja melahirkan, dan memasuki masa purna tugas. Salah satu karyawan yang baru saja ditengok adalah Waluyo, tenaga kependidikan (tendik) DTMI bagian pramu bakti.

Selama kurang lebih 2 tahun Waluyo terbaring sakit karena mengalami kecelakaan motor pada tahun 2023, dan selama itu pula ia tidak dapat beraktivitas seperti biasa karena kesulitan untuk bangun dan melakukan kegiatan tanpa bantuan orang lain. Ditemani oleh anak dan anggota keluarganya, Waluyo menghabiskan banyak waktunya di tempat tidur dan hanya dapat menjalankan aktivitas apabila dibantu dan didampingi oleh anak dan keluarganya. Oleh karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk bekerja, maka Waluyo mengambil masa Bebas Tugas (BT) sebelum memasuki purna tugas pada Februari 2024. Tepat pada Februari 2025, Waluyo telah memasuki masa purna tugas dengan masa kerja hingga purna tugas adalah 31 tahun 11 bulan.

Menjalani tugas selama 30 tahun lebih di DTMI, Waluyo tentu meninggalkan banyak kenangan dan cerita bersama dengan para tendik. Oleh karena ikatan kekeluargaan yang telah dibina sejak lama, pada Senin (30/04), tim tendik DTMI yang terdiri dari 8 orang mengunjungi Waluyo di kediamannya di Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Rombongan dari DTMI disambut oleh putra Waluyo, Taufik, dan kakak dari Waluyo, Slamet. Selama berada di sana, rombongan DTMI bercengkerama dengan Waluyo, saling bertukar cerita ataupun sekadar berbagi kenangan selama di DTMI. Selama kunjungan, Waluyo tampak bahagia bersenda gurau dengan kawan-kawan lamanya. ”Tampak senang karena bisa bernostalgia dengan kawan-kawan yang sudah lama tidak berjumpa. Pak Wal (panggilan akrab dari Waluyo – red.) juga masih ingat dengan semua rekan-rekan,” ungkap Andhes Puspitalina, salah satu anggota rombongan. Tak lupa dalam kunjungan ini diserahkan juga bingkisan santunan dari DTMI, diwakili oleh Koordinator Urusan Aset, Keuangan, dan Teknologi Informasi Cahyo Budi Utomo. Bingkisan tersebut merupakan sebuah bentuk wujud rasa kekeluargaan dari tendik DTMI untuk Waluyo sebagai kawan sesama tendik sekaligus berisi doa dan harapan untuk kesembuhan dan pemulihan Waluyo.

Sehat selalu, Pak Wal, dalam masa purna tugas. Semoga lekas sembuh dan pulih, sehingga bisa beraktivitas seperti biasa dengan baik.

Tiba Masa Purna Tugas, Sunyoto Sampaikan Terima Kasih dan Pamit dalam RKP DTMI UGM

Bertepatan dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengurus (RKP) Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM pada Senin (28/04), salah satu tenaga kependidikan DTMI UGM, Sunyoto, Asisten Laboratorium Teknologi Mekanik melaksanakan pamit oleh karena ia telah tiba pada masa purna tugas. Acara tersebut dilaksanakan di Ruang Sidang A-1 DTMI UGM.

Dalam salam perpisahannya, Sunyoto menyatakan rasa syukur dan terima kasih atas kesempatan berkarya yang telah diberikan oleh DTMI UGM untuknya. ”Saya juga mohon maaf atas segala kekurangan dan khilaf, apabila ada yang kurang pas dan kurang berkenan di semua Bapak Ibu dosen dan tendik (tenaga kependidikan – red.) DTMI,” tuturnya. Merespon Sunyoto, Ketua DTMI UGM, Prof. Budi Hartono, menyampaikan terima kasih atas pengabdian Sunyoto selama bekerja di DTMI UGM. ”Kami memohon maaf apabila selama ini terdapat komunikasi yang kurang tepat,” ungkapnya. Prof. Budi juga menyampaikan harapan bahwa dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki oleh Sunyoto, setelah memasuki masa purna tugas, ia dapat melanjutkan pengabdiannya di tengah-tengah masyarakat. Prof. Harwin Saptoadi, Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Mesin UGM yang turut hadir dalam RKP juga mengucapkan selamat menjalankan masa purna tugas kepada Sunyoto. ”DTMI berharap agar ilmu dan pengalaman yang dimiliki dapat ditularkan kepada para junior,” tuturnya. Prof. Harwin juga berharap agar Sunyoto tetap menjadi individu yang bermanfaat di masyarakat dan tetap menjaga komunikasi informal dengan seluruh civitas akademika DTMI UGM.

Sunyoto, atau yang akrab dipanggil Pak Nyoto oleh dosen dan rekan-rekan sesama tenaga kependidikan, bertugas di DTMI UGM sejak tanggal 1 Maret 1990, sehingga pada 2025 Sunyoto telah genap mengabdi selama 35 tahun. Tanggal 1 Mei 2025 akan menjadi hari resmi Sunyoto memasuki masa purna tugas.

Menutup pamitnya, Sunyoto memohon doa dari seluruh civitas akademika DTMI UGM agar dalam masa purna tugasnya tetap diberi kesehatan dan keberkahan. ”Saya berharap DTMI UGM akan semakin berkembang dan semakin maju,” pungkasnya.

Membangkitkan Kembali Literasi bersama Literacy Center DTMI x Yogyakarta Book Party

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada 2024, tingkat literasi masyarakat Indonesia masih termasuk rendah. Dilihat dari persentasenya, anak-anak Indonesia yang memperoleh pembacaan buku atau dongen dari orang tuanya hanya sebesar 17,21%, sedangkan aktivitas membaca dan belajar hanya di angka 11,12%. Dengan data yang demikian, tentu situasi darurat literasi bukanlah hal yang dapat disepelekan. Sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca, terutama di kalangan mahasiswa, Literacy Center (Perpustakaan) Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM berkolaborasi dengan Yogyakarta Book Party mengadakan sebuah acara bertajuk ”PUSRENG – Perpustakaan Bareng” pada Minggu (27/04), bertempat Literacy Center DTMI UGM.

Ibnu, salah satu pengurus dari Yogyakarta Book Party, memberikan informasi bahwa PUSRENG adalah agenda khusus dari komunitas tersebut guna menormalisasi orang untuk datang ke perpustakaan. ”Kita mencoba untuk menghidupkan suasana perpustakaan, dengan di dalam perpustakaan itu kita bisa berdiskusi dan segala macam sehingga perpustakaan bisa lebih hidup,” ungkapnya. Ibnu juga mengungkapkan bahwa agenda PUSRENG sebenarnya sudah direncanakan 2 bulan lalu setelah pihak Literacy Center DTMI melakukan kontak terlebih dahulu dengan Yogyakarta Book Party melalui Instagram, namun karena bertepatan dengan renovasi Literacy Center, maka acara diundur dan baru dapat dilaksanakan sekarang. ”Kami memilih DTMI karena pertama posisinya berada di tengah-tengah Yogyakarta, dan kami merasa bahwa ”siapa sih yang tidak mau datang ke UGM?”, sehingga alhamdulillah sekarang partisipannya sangat antusias,” tambahnya.

Acara PUSRENG diadakan dengan memuat beberapa kegiatan di dalamnya. Setelah acara dibuka oleh MC, para peserta yang datang dari kalangan mahasiswa DTMI dan mahasiswa dari fakultas atau universitas lain serta partisipan dari instansi lain diajak oleh mahasiswa asisten Literacy Center untuk menengok koleksi buku dan board game yang ada di sana sebagai sebuah tur singkat. Setelah tur singkat selama 20 menit, peserta dipersilakan untuk melakukan silent reading selama 30 menit. Buku yang dibaca dalam sesi silent reading adalah buku-buku yang dibawa oleh peserta atau buku-buku yang dipinjam dari Literacy Center DTMI. Usai sesi silent reading, peserta dibagi ke dalam 8 kelompok dengan masing-masing kelompok dipandu oleh 1 orang moderator dari Yogyakarta Book Party untuk melakukan diskusi mengenai buku dan isi buku yang telah dibaca. Sesi diskusi berjalan selama 1 jam, kemudian sejenak dihentikan bertepatan dengan waktu salat ashar. Acara dilanjutkan kembali selepas salat ashar dengan agenda permainan board game di dalam kelompok-kelompok yang telah dibagi saat awal acara. Sesi board game dipandu oleh mahasiswa asisten Literacy Center DTMI UGM untuk menjelaskan aturan main dari board game dan membantu peserta memahami alur permainan. PUSRENG kali ini ditutup dengan berfoto bersama.

Adhika Pramudhia Kirana (Teknik Mesin 2022) selaku asisten Literacy Center DTMI merasa terkesan atas pelaksanaan PUSRENG yang berjalan lancar. ”Saya sangat senang bisa ada kegiatan perdana kolaborasi seperti ini yang melibatkan banyak orang dan menghidupkan perpustakaan dengan kegiatan literasi,” tuturnya. Sebagai acara yang diadakan pertama kali, meski antusiasme partisipan cukup besar, tentu tidak terlepas dari hal-hal yang perlu ditingkatkan. Adit, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM yang menjadi partisipan PUSRENG merasa bahwa diskusi perlu dibuat lebih sistematis lagi. ”Diskusi dapat dibuat guideline dan temanya dibuat lebih fokus,” tuturnya.  

Ibnu mengungkapkan bahwa kegiatan PUSRENG ini akan diadakan secara rutin selama 1 atau 2 kali dalam sebulan di tengah-tengah agenda rutin Yogyakarta Book Party berupa membaca bersama di ruang publik terbuka. ”Yogyakarta Book Party memiliki visi untuk menjadikan membaca buku sebagai budaya baru di masyarakat. Harapan kita, event seperti ini menjadi trigger untuk teman-teman senang membaca buku di rumah dan dapat menceritakan buku yang dibaca pekan depan, syukur-syukur nanti dia juga mengajak teman yang lain, sehingga bisa menjadi efek domino yang bagus bagi keberlangsungan literasi kita,” tuturnya. Adhika berharap melalui kegiatan ini bisa memantik minat teman-teman mahasiswa untuk berkomunitas literasi dan membuat kegiatan serupa. ”Semoga semakin ramai yang mau ikut terlibat dan menghidupkan budaya membaca kembali di perpustakaan,” pungkasnya.

Menjalin Silaturahmi dalam Halal Bi Halal DTMI

Membina tali silaturahmi dan kekeluargaan merupakan sebuah nilai yang dijunjung tinggi oleh keluarga besar Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, termasuk di dalamnya adalah mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, alumni, hingga purna karya. Salah satu cara untuk menyambung dan membina tali silaturahmi tersebut adalah dengan menghadiri ”Halal Bi Halal Syawalan” yang diadakan oleh DTMI UGM pada Sabtu (12/04), bertempat di selasar Gedung Prof. Roosseno Soerjohadikoesoemo – Smart Green Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik UGM.

Acara yang dihadiri oleh dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan purna karya ini menjadi momen melepas rindu serta menjaga tali persaudaraan yang sudah sejak lama dibangun dan dibina dalam sepanjang perjalanan sejarah DTMI UGM. Dalam sambutannya, Ketua DTMI, Prof. Budi Hartono menyampaikan bahwa sejarah DTMI dipenuhi oleh banyak prestasi dan tantangan, dan bahwa semakin hari tantangan juga akan bertambah besar. ”Harapannya kita bisa selalu kompak satu dengan yang lainnya, serta menjaga guyub rukun agar bisa saling memberi manfaat,” paparnya. Prof. Budi juga menyampaikan bahwa kepengurusan departemen periode 2020-2025 akan segera berakhir, sehingga ia menyampaikan terima kasih serta permohonan maaf atas kekurangan yang ada pada kepengurusan saat ini. ”Ke depannya tantangan akan semakin banyak, sehingga kami tetap memohon dukungan Bapak Ibu sekalian,” tuturnya. Dalam momen Halal Bi Halal ini, terdapat 2 orang dosen yang berpamitan untuk melaksanakan ibadah haji, yaitu Prof. Kusmono dan Ir. Hari Agung Yuniarto, Ph.D.. Mewakili dosen yang akan berangkat menuju ke tanah suci, Prof. Kusmono memberikan sambutannya untuk menyampaikan pamit. ”Setelah 13 tahun menunggu, akhirnya pada 20-22 Mei 2025 kami akan melaksanakan ibadah haji. Saya mohon maaf atas segala khilaf, dan mohon doa agar keberangkatan, proses ibadah di sana, sampai kepulangan bisa berjalan dengan lancar,” tuturnya.

Mengusung tema ”Menjaga Keseimbangan Mental dan Spiritual dalam Menggapai Kebahagiaan”, Ust. Saebani selaku penceramah menyampaikan bahwa syawalan merupakan sebuah produk kebudayaan Indonesia. ”Di dalamnya terdapat pengamalan sila-sila dari Pancasila, sehingga kita diharapkan untuk memiliki hubungan yang semakin kokoh dengan Tuhan, menjalin persatuan di tengah ramainya permusuhan, satu dalam perbedaan, dan saling mengenal dengan baik agar dapat hidup dengan rukun,” paparnya.

Melalui Halal Bi Halal Syawalan ini, semoga kerohanian keluarga besar DTMI UGM semakin kuat, dan relasi antar insan DTMI UGM dapat terjalin dengan semakin erat dan baik sampai kapanpun.