Pos oleh :

dep-tmi.ft

Fatimah Al Aina Paparkan Strategi Pengadaan Berbasis Analisis Klaster, Dukung Efisiensi Industri Energi dan SDGs

Fatimah Al Aina, mahasiswa Program Magister berbasis Penelitian (Master by Research) Teknik Industri memaparkan hasil penelitiannya dalam Seminar Hasil 2 yang berlangsung di Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Kamis (12/06). Dengan mengusung judul “Analisis Cluster Pengadaan sebagai Masukan dalam Perancangan Organisasi Tim Pengadaan pada Industri Minyak dan Gas”, penelitian ini menunjukkan kontribusi penting terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama pada tujuan ke-9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) dan tujuan ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Di bawah bimbingan Ir. Ardiyanto, S.T., M.Sc., Ph.D., AEP, IPM, penelitian ini menyoroti pentingnya strategi perancangan kerja tim pengadaan dalam industri minyak dan gas, sebuah sektor yang secara inheren kompleks akibat regulasi ketat, tantangan teknis, serta kesulitan logistik di lapangan. Fatimah menggunakan metode analisis klaster untuk mengolah data historis pengadaan, dan berhasil mengelompokkan aktivitas pengadaan ke dalam dua klaster utama berdasarkan karakteristik antara pengadaan barang dan jasa.

Dalam seminar yang diuji oleh Prof. Ir. Budi Hartono, S.T., MPM, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., dan Ir. Andi Rahadiyan Wijaya, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Fatimah menekankan bahwa temuan ini tidak hanya membantu memahami struktur kerja yang lebih efisien, tetapi juga memberikan dasar strategis dalam pembentukan organisasi tim pengadaan yang lebih responsif dan adaptif terhadap jenis pengadaan yang dilakukan.

“Dengan pendekatan berbasis data, perusahaan dapat menyusun struktur tim yang lebih optimal sesuai jenis pengadaan yang dominan, sehingga efisiensi operasional meningkat dan risiko pengadaan dapat ditekan,” ujar Fatimah dalam presentasinya.

Penelitian ini menjadi bukti nyata bahwa transformasi digital dan analitik data dapat memainkan peran besar dalam mengatasi tantangan struktural di sektor energi, sekaligus memberikan dukungan bagi pengembangan sistem industri yang berkelanjutan dan efisien. Implementasi strategi yang berbasis pada temuan ini juga mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan—dua nilai penting dalam mendorong tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Jajaki Kerja Sama, DTMI UGM Terima Kunjungan Akademisi Amerika Serikat

Riset-riset yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM telah banyak yang menembus dan memperoleh pengakuan dunia, dan dalam menghasilkan riset-riset berkelas dunia, civitas DTMI UGM banyak berkolaborasi dengan dosen, mahasiswa, dan peneliti mancanegara dari berbagai perguruan tinggi di seluruh penjuru dunia.

Salah satu dosen DTMI UGM, Prof. Deendarlianto, sudah tidak asing lagi namanya dalam penelitian dan kerja sama riset taraf internasional. Oleh karena semangat risetnya yang terus menggelora, Prof. Deendarlianto menerima kunjungan para dosen dan mahasiswa yang datang dari berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat, yang terlaksana pada Selasa (10/06) bertempat di Laboratorium Mekanika Fluida DTMI UGM. Rombongan tamu tersebut terdiri dari Magaly Koch, dosen utama Boston University Institute for Global Sustainability (IGS); Sucharita Gopal, dosen Department of Earth & Environment di Boston University dan research affiliate di 5 pusat studi di universitas tersebut serta dosen utama Boston University Institute for Global Sustainability (IGS); Christine Regalla, Lektor Kepala di School of Earth and Sustainability; dan diikuti oleh para mahasiswa program Doktoral dan Magister dari berbagai universitas, seperti Carnegie Mellon University, Colorado School of Mines, North Carolina State University, Boston University, University of Colorado Boulder, University of North Carolina at Chapel Hill, University of Washington Seattle Campus, University of Puerto Rico Mayaguez, dan University of Georgia. Prof. Deendarlianto menuturkan bahwa tujuan dari kehadiran rombongan periset dari Amerika Serikat tersebut adalah untuk memberikan atmosfer akademik baru bagi mahasiswa Magister dan Doktoral Teknik Mesin UGM serta menjajaki kemungkinan joint research antar grup dan publikasi. ”Kita propose tentang the future of Indonesia yang mereka kembangkan. Mereka ingin tahu juga kita punya riset hidrogen, green dan white yang dikembangkan oleh Teknik Mesin dan Teknik Geologi, dengan kaitan sustainability yang Prof. Alva (Prof. Alva Edy Tontowi, dosen DTMI UGM – red.) kembangkan,” tuturnya.

Dalam pertemuan ini, Prof Deendarlianto memberikan presentasi mengenai riset green hydrogen, skenario mengenai pengembangan energi hidrogen oleh pemerintah, proses dalam menghasilkan green hydrogen, dasar permasalahan perlunya ada riset mengenai hidrogen, serta peran UGM dalam riset hidrogen. ”UGM mengajukan proposal mengenai terminologi dari hidrogen, dan riset yang dilakukan juga mencakup ranah legalitas dan teknis,” paparnya. Dalam menjajaki potensi kerja sama dengan UGM, Prof. Gopal menyatakan bahwa pihaknya perlu untuk mengetahui riset apa saja yang ada di UGM, peraturan, dan mitigasinya. ”Kita akan perlu banyak berdiskusi,” tuturnya. Setelah presentasi usai diberikan, mahasiswa dan dosen tamu diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menjadi diskusi.

Fatimah Kembangkan Sistem Digitalisasi Pengadaan di PHE, Dorong SDGs Sektor Tata Kelola dan Inovasi Industri

Mahasiswa Program Magister Berbasis Penelitian dari Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Fatimah Dinnurina, melaksanakan Seminar Hasil 2 dengan topik strategis bertajuk “Pengembangan Digitisasi Penyusunan Standard Form Pengadaan Barang/Jasa di PT Pertamina Hulu Energi (PHE)”.

Penelitian ini dibimbing oleh Ir. I Gusti Bagus Budi Dharma, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., dan merupakan bagian dari upaya akademik dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 9 (Industri, Inovasi dan Infrastruktur) dan SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh).

Seminar yang berlangsung pada Rabu (11/06) ini menghadirkan tim penguji yang terdiri dari:

  • Ir. Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
  • Ir. Budhi Sholeh Wibowo, S.T., M.T., PDEng., IPM., ASEAN Eng.
  • Ir. Achmad Pratama Rifai, S.T., M.Eng., Ph.D.

Fatimah menjelaskan bahwa proses pengadaan barang dan jasa di lingkungan PT Pertamina Hulu Energi, sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, memiliki kompleksitas tinggi dan tuntutan kepatuhan yang ketat, terutama terkait aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan (K3LL). Sistem manual yang masih digunakan dalam penyusunan standard form pengadaan dinilai menimbulkan beban administratif dan membuka peluang terhadap kesalahan dokumentasi yang berujung pada temuan audit.

Melalui pemetaan alur dokumen, pengembangan mock-up sistem, serta evaluasi berbasis System Usability Scale (SUS), penelitian ini membuktikan bahwa digitalisasi mampu:

  • Meningkatkan efisiensi waktu penyusunan dokumen lebih dari 10% di seluruh metode pengadaan (tender terbuka, pemilihan langsung, dan penunjukan langsung),
  • Mengurangi potensi kesalahan administratif,
  • Mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan.

”Dengan pendekatan terstruktur melalui pembuatan Data Flow Diagram (DFD) dan uji coba langsung terhadap pelaku pengadaan, sistem digitalisasi ini mendapat respons positif, dengan nilai SUS yang menunjukkan tingkat kepuasan pengguna dalam kategori “acceptable”,” tutur Fatimah.

Penelitian ini memberikan kontribusi nyata terhadap upaya transformasi digital di sektor energi, sejalan dengan SDG 9 yang mendorong industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, serta inovasi berbasis teknologi. Selain itu, penguatan tata kelola pengadaan juga mendukung pencapaian SDG 16 melalui penciptaan sistem kelembagaan yang efektif, transparan, dan akuntabel.

Sebagai entitas strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional, PT Pertamina Hulu Energi membutuhkan sistem yang tidak hanya efisien, tetapi juga menjunjung tinggi integritas dan reputasi. Inovasi yang dikembangkan Fatimah Dinnurina menjadi wujud nyata sinergi antara akademisi dan industri untuk menjawab tantangan zaman dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Citra Rancang Sistem Informasi Kontrak Migas, Dorong Efisiensi dan Dukung SDGs

Citra Atma Pertiwi, mahasiswa Program Magister Teknik Industri memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi untuk Memonitor Informasi Kritikal Kontrak pada Perusahaan Minyak dan Gas Bumi”dalam rangkaian Seminar Hasil 2 di Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM pada Rabu (11/06).  Topik tesis Citra menjadi bagian dari kontribusi akademik UGM dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan ke-9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) serta tujuan ke-16 (Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh).

Penelitian Citra yang dibimbing oleh Ir. I Gusti Bagus Budi Dharma, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., berfokus pada pengembangan sistem informasi berbasis dashboard digital untuk memonitor kontrak-kontrak krusial dalam industri minyak dan gas bumi. Melalui pendekatan Rapid Application Development (RAD) dan dukungan alat bantu seperti Use Case Diagram dan Data Flow Diagram, sistem ini dirancang agar mampu mengatasi tantangan keterlambatan informasi dan inefisiensi alur kerja yang selama ini terjadi akibat penggunaan sistem manual.

Dalam seminar yang turut dihadiri oleh para penguji yaitu Ir. Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Ir. Budhi Sholeh Wibowo, S.T., M.T., PDEng., IPM., ASEAN Eng., dan Ir. Achmad Pratama Rifai, S.T., M.Eng, Ph.D., Citra menjelaskan bahwa sistem yang dirancangnya terbukti mampu memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan efisiensi operasional. “Di antaranya, waktu akses terhadap informasi kontrak dapat dipangkas hingga 92,26%, jumlah permintaan amandemen mendesak yang melewati batas waktu layanan (SLA) menurun dari 20% menjadi 8%, serta peningkatan close-out contract sebesar 3%,” papar Citra.

Hasil ini tidak hanya relevan dalam konteks efisiensi bisnis, tetapi juga mendukung tata kelola perusahaan yang lebih transparan dan akuntabel—dua prinsip penting dalam pencapaian SDGs. ”Melalui integrasi teknologi informasi dalam pengelolaan kontrak, riset ini mendorong inovasi di sektor energi nasional dan memperkuat kapasitas kelembagaan dalam menghadapi tantangan industri yang terus berkembang,” pungkas Citra.

Seminar ini menjadi bukti konkret bagaimana kontribusi riset mahasiswa dapat memberi solusi nyata terhadap permasalahan dunia industri, sekaligus mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Isyfan Kembangkan Model Dinamika Sistem untuk Ketersediaan Garam Purworejo, Dukung SDGs Pangan dan Ketahanan Daerah

Dalam rangkaian Seminar Hasil di Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM pada Rabu (11/06), Isyfan Falah memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul Pengembangan Model Dinamika Sistem untuk Meningkatkan Ketersediaan Garam Konsumsi di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini memberikan kontribusi nyata terhadap upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-2 (Tanpa Kelaparan), ke-9 (Industri, Inovasi dan Infrastruktur), serta ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).

Di bawah bimbingan Ir. Nur Mayke Eka Normasari, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Isyfan mengembangkan sebuah model berbasis pendekatan system dynamics untuk menganalisis dan mengevaluasi keterkaitan antara variabel-variabel utama dalam sistem produksi, distribusi, dan konsumsi garam di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah — sebuah wilayah pesisir yang sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi sentra produksi garam lokal.

Dalam presentasinya yang diuji oleh Ir. Subagyo, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., serta Ir. Yun Prihantina Mulyani, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Isyfan menunjukkan bagaimana pemodelan menggunakan Vensim PLE dan validasi model melalui mean absolute percentage error (MAPE) sebesar 3,17% dapat menghasilkan simulasi yang andal dalam merancang kebijakan peningkatan ketersediaan garam secara berkelanjutan.

Hasil simulasi model menyarankan bahwa strategi perluasan tambak garam secara bertahap membentuk reinforcing loop yang berdampak positif terhadap peningkatan kapasitas produksi dan kemandirian pasokan garam konsumsi di daerah. ”Selain itu, variabel seperti produktivitas tambak, jumlah penduduk, dan tingkat konsumsi per kapita diidentifikasi sebagai elemen kunci yang perlu diperhatikan dalam perumusan kebijakan,” papar Isyfan.

Penelitian ini tak hanya relevan bagi pembangunan daerah, tetapi juga mencerminkan pendekatan ilmiah berbasis data dan teknologi untuk penguatan ketahanan pangan dan sumber daya lokal — salah satu pilar utama dalam pembangunan berkelanjutan.

Model yang dikembangkan diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah, akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya sebagai alat bantu perencanaan kebijakan berbasis simulasi yang adaptif dan responsif terhadap dinamika kebutuhan masyarakat dan potensi sumber daya.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Publikasi DTMI: Nanoengineered polyaniline/ carbon black VXC 72 hybridized with woven abaca for superior electromagnetic interference shielding

Penulis : Martin Guillermo C. Fernandez (1); Muhammad Luthfi Hakim (2); Zufar Alfarros (3); Gil Nonato C. Santos (4); Ir. Muhammad Akhsin Muflikhun, S.T., MSME., Ph.D (5)

Scientific Reports (SJR Q1, H-Index 347), 2025

DOI : https://doi.org/10.1038/s415G8-025-GG521-8

Sebuah studi inovatif yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada bersama De La Salle University, Filipina, berhasil mengembangkan material komposit berbasis serat alami abaka yang dioptimalkan dengan polyaniline (PAni) dan carbon black (CB) VXC 72 untuk perlindungan elektromagnetik atau electromagnetic interference (EMI) yang superior.

Gangguan elektromagnetik menjadi isu penting dalam era digital modern, karena dapat mengganggu fungsi perangkat elektronik dan komunikasi. Material pelindung EMI yang ringan, tahan korosi, dan efisien menjadi sangat dibutuhkan, terutama untuk aplikasi pada industri telekomunikasi, kesehatan, dan dirgantara.

Dalam penelitian ini, serat abaka dianilasi dengan polyaniline melalui proses in situ chemical oxidative polymerization dan dilapisi carbon black menggunakan metode dip- and-dry. Kombinasi PAni dan CB berhasil membentuk jaringan konduktif yang kuat pada permukaan serat alami tersebut, sehingga meningkatkan kemampuan material untuk menyerap gelombang elektromagnetik hingga 74,34% pada rentang frekuensi ultratinggi (500 MHz hingga 4500 MHz).

Pengujian menunjukkan bahwa komposit PAni/CB/Abaka memiliki efektivitas pelindung elektromagnetik (shielding effectiveness) rata-rata mencapai 5,96 dB dengan puncak penurunan gelombang hingga 7,45 dB pada 4,5 GHz. Selain itu, mekanisme utama pelindungannya adalah penyerapan gelombang, bukan hanya pemantulan, sehingga membuat material ini ringan dan tahan terhadap korosi, berbeda dengan pelindung berbasis logam konvensional.

Analisis mikroskop elektron dan spektrum FTIR mengkonfirmasi bahwa PAni menempel kuat pada serat abaka dengan distribusi yang merata, sedangkan CB berfungsi sebagai titik nukleasi yang memperkuat struktur polimer. Pengukuran resistivitas listrik juga menunjukkan bahwa komposit hybrid ini memiliki resistivitas terendah, menandakan konduktivitas listrik yang baik.

Penelitian ini menegaskan potensi besar penggunaan serat alami yang diperkaya nanomaterial konduktif sebagai alternatif berkelanjutan dan multifungsi untuk perlindungan elektromagnetik fleksibel. Pengembangan ini membuka peluang bagi inovasi material pelindung yang ramah lingkungan, efisien, dan aplikatif di berbagai sektor teknologi tinggi.

Penulis utama sekaligus penanggung jawab penelitian, Dr. Muhammad Akhsin Muflikhun, menyatakan bahwa “kombinasi polyaniline dan carbon black pada serat abaka tidak hanya meningkatkan kemampuan shielding secara signifikan tetapi juga mempertahankan sifat mekanik dan keawetan material, memberikan alternatif yang sangat menjanjikan untuk pelindung elektromagnetik masa depan.” Studi ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi riset lanjutan dalam pengembangan material pintar berbasis serat alami dan nanokomposit konduktif.

Kontributor: Rita Yulianti, S.IP.

Prof. Nur Aini Masruroh: OR Tawarkan Solusi Tangguh untuk Permasalahan yang Semakin Kompleks

Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Ir. Nur Aini Masruroh, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Teknik Industri pada Kamis (22/05), bertempat di Balai Senat, Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada. Dalam pengukuhan tersebut, Prof. Nur Aini Masruroh menyampaikan pidato dengan tajuk “Strategi Efisiensi Sistem Melalui Riset Operasi”.

Sumber: Laman web UGM

Dalam pidatonya, Prof. Aini memaparkan bahwa di era disrupsi ini, masyarakat global menghadapi tantangan yang semakin rumit di bidang sosial, ekonomi, kesehatan, hingga lingkungan. Beberapa tren besar mempengaruhi kondisi sistem saat ini dan masa mendatang, yakni dunia yang saling terhubung, isu keberlanjutan, ketidakpastian, dan pengelolaan kompleksitas. Di tengah situasi yang tidak pasti dan serba terbatas, Operation Research (OR) atau riset operasi menawarkan pendekatan analitis untuk mendukung pengambilan keputusan yang strategis dan adaptif. Memaparkan pidatonya, Prof. Aini menjelaskan bahwa OR adalah area pengetahuan yang berfokus pada pengembangan model matematika untuk merepresentasikan dan memperbaiki sistem nyata maupun teoretis serta merancang metode penyelesaian yang dapat memberikan hasil secara efisien dan tepat waktu atau real-time efficiency. “Selama lebih dari 75 tahun, OR telah berkembang dari metode analisis militer menjadi disiplin ilmu tersendiri yang memanfaatkan model kuantitatif untuk menyelesaikan masalah nyata secara efisien,” paparnya.

Menyoal rantai pasok dan logistik, Prof. Aini menjelaskan bahwa Di tengah dinamika global, disrupsi pasokan, dan perubahan pola permintaan, OR dinilai mampu mengoptimalkan aliran barang dan meningkatkan ketahanan rantai pasok. “Pendekatan OR dapat meningkatkan keandalan sistem logistik serta mengurangi biaya sambil merespon permintaan pasar secara lebih responsif dan adaptif,” jelasnya.

Selain itu, Prof. Aini menekankan pentingnya kolaborasi multisektor dalam pengambilan keputusan, yang dapat difasilitasi melalui pendekatan group decision making dan multiobjective optimization. Dirinya juga membaca potensi besar kolaborasi antara OR dan kecerdasan buatan (AI) untuk menghadapi disrupsi teknologi. Menurutnya, integrasi keduanya tidak hanya mempercepat proses optimasi, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di berbagai sektor. “AI dan OR merupakan kombinasi kuat untuk menciptakan solusi yang lebih efisien dalam manajemen rantai pasok, optimasi portofolio, hingga sistem tenaga listrik,” ujarnya.

Riset operasi, lanjutnya, juga berperan dalam menciptakan sistem yang berkelanjutan, khususnya dalam pengelolaan energi dan lingkungan. Pendekatan ini memungkinkan organisasi untuk melakukan efisiensi energi melalui penjadwalan yang efektif, pengelolaan permintaan, hingga pemanfaatan teknologi digital seperti AI, blockchain, dan generative models. “Tujuannya bukan hanya efisiensi ekonomi, tetapi juga menekan beban lingkungan dan mempercepat transisi menuju sistem energi yang lebih ramah lingkungan,” terang Prof. Aini.

Menurutnya, masa depan riset operasi bergantung pada kemampuannya beradaptasi dengan teknologi baru dan mengintegrasikan pendekatan lintas disiplin. “Dengan memanfaatkan AI, big data, dan metode optimasi hybrid, OR akan terus menawarkan solusi yang tangguh untuk permasalahan yang makin kompleks di berbagai sektor,” pungkasnya.

Prof. Aini dikukuhkan sebagai salah satu dari 526 guru besar aktif di UGM dan menjadi guru besar aktif ke-84 di Fakultas Teknik dari 104 guru besar yang pernah dimiliki.

Sumber: Riset Operasi dan AI Potensial Jadi Strategi Efisiensi Sistem Bagi Industri Hadapi Persaingan Global

Butimo Dukung Ekosistem Industri Batik 4.0 melalui Produksi dan Jasa Batik CNC

Upaya UGM untuk terus berpartisipasi dalam pengembangan industri 4.0 sekaligus mengembangkan produk-produk Industri Kecil Menengah (IKM) dan melestarikan hasil kebudayaan Indonesia selalu dilakukan dalam wujud nyata penelitian dan inovasi dari para civitasnya, termasuk dosen dan mahasiswa di Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Salah satu dari civitas DTMI yang bergerak di bidang IKM 4.0 adalah Ir. Andi Sudiarso, Ph.D., dosen DTMI yang mengembangkan teknologi pembuatan batik menggunakan mesin Computer Numerical Control (CNC) dengan jenama ”Butimo”.

Didirikan pada 2016, Butimo yang berada di bawah naungan CV Batik Teknologi Indonesia dikembangkan Andi selama 10 tahun dengan semangat untuk tidak hanya menciptakan efisiensi dalam proses produksi batik, namun juga dalam rangka menjaga keaslian batik dan keberlanjutan atau regenerasi pelaku seni batik di Indonesia. Berbeda dengan kain motif batik yang diproduksi dengan cara print, produk kain batik yang diproduksi oleh Butimo tetap menggunakan malam dan canting serta menggunakan proses manual dalam finishing. Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan menyatakan bahwa mesin CNC yang digunakan oleh Butimo hanya membantu efisiensi proses klowong (proses pemindahan desain dari pola ke kain), sedangkan proses selanjutnya tetap menggunakan tenaga perajin dan dilakukan secara manual. ”Pada tahap klowong, proses pemindahan desain dengan mesin tersebut hanya memakan waktu sekitar 3 jam, dibandingkan dengan metode klowong tradisional yang biasanya memakan waktu 2 hingga 3 hari, sedangkan tahapan pewarnaan dan isen-isen (pengisian motif halus) tetap dilakukan oleh perajin batik secara manual dengan menggunakan canting dan malam panas, jadi esensi produksi Batik Tulis sebagai produk handmade tetap terjaga meski dibantu teknologi,” tutur Budi.

Tidak hanya berinovasi untuk proses produksi, Butimo juga memanfaatkan teknologi untuk memberi kemudahan konsumen dalam memperoleh produk-produk kain batik Butimo. Konsumen yang ingin memiliki produk Butimo dapat memesan batik sesuai desain yang diinginkan melalui laman web Butimo, kemudian desain diproses, dan selanjutnya mesin CNC mengeksekusi desain tersebut secara otomatis. Sistem tersebut mengembangkan transparansi produksi yang membuat konsumen bisa mengetahui sampai tahap mana proses pengerjaan batik yang dipesan. Melalui transparansi yang diberikan oleh Butimo, maka tercipta kepercayaan dan pengalaman belanja yang baru di industri batik.

Selain memproduksi batik dengan jenamanya sendiri, Butimo juga turut andil dalam mengembangkan ekosistem industri batik sebagai mitra bagi banyak perajin batik. Jasa yang disediakan oleh Butimo adalah dengan menyediakan jasa klowong dan pelatihan serta konsultasi bagi para perajin batik. “Kami melayani segala keperluan IKM. Hanya klowong saja bisa, dengan desain juga bisa, jasa isen-isen bisa, pewarnaan kita siapkan, hingga sampai baju Batik pun kami bisa,” tutur Andi. Selain itu, mesin batik Tekno yang dikembangkan oleh Andi juga disewakan dan bahkan dijual bagi pelaku IKM batik yang ingin mengembangkan bisnisnya.

Berkat dedikasi yang tanpa henti, Andi Sudiarso, Ph.D. dan Butimo memperoleh penghargaan Penghargaan Upakarti kategori Jasa Pengabdian yang dipersembahkan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) pada 2024. Selain itu, Butimo berhasil menembus panggung internasional dengan turut berpartisipasi dalam ajang Hannover Messe yang merupakan pameran teknologi industri terbesar dunia yang diselenggarakan di Jerman. Kehadiran teknologi lokal dari Indonesia ini mendapat perhatian karena menggabungkan aspek budaya dan teknologi dengan elegan. Butimo juga telah memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri bagi Industri Kecil (TKDN-IK) pada produknya, dengan nilai TKDN sebesar 40 persen, sehingga dapat memperluas pasar hingga segmen pengadaan belanja pemerintah.

Sebagai IKM binaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Reni Yanita menyampaikan bahwa teknologi yang diangkat oleh Butimo berperan dalam pembangunan ekosistem industri 4.0 di Indonesia. ”Kontribusi Butimo tidak hanya pada aspek produksi internal, tetapi juga dalam menciptakan ekosistem pemberdayaan IKM batik lainnya. Ini sejalan dengan semangat kolaborasi dan gotong royong yang menjadi fondasi pengembangan industri nasional,” tutur Reni.

Sumber berita: Siaran pers Kemenperin Indonesia dan laman ANTARA
Sumber foto: akun Instagram Butimo

Kunjungan Industri Pascasarjana Teknik Mesin UGM Sambangi Jawa Timur, Jajaki Kolaborasi Riset dan Pelajari Operasional Industri

Sebagai bagian dari penguatan wawasan praktis dan sarana penerapan keilmuan di lapangan, sebanyak 43 mahasiswa program pascasarjana (20 mahasiswa S3 dan 23 mahasiswa S2) Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM telah melaksanakan Kunjungan Industri yang berlangsung pada 21-25 Mei 2025. Menuju ke arah timur Pulau Jawa, tim Kunjungan Industri mengunjungi beberapa lokasi di Jawa Timur dan Bali, seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, dan Tuksedo Studio, Bali. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendampingan langsung dari Ir. Fauzun, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. selaku dosen pembimbing.

Kunjungan Industri diawali di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Di ITS, mahasiswa UGM mendapatkan pemaparan langsung mengenai riset dan teknologi dibidang Teknik Mesin yang dilakukan oleh mahasiswa maupun dosen ITS, sehingga dapat memperkaya referensi dan koneksi kerja sama bagi mahasiswa peserta KI. Selain memaparkan kegiatan-kegiatan riset yang telah atau sedang terlaksana, ITS juga membuka diskusi dengan Pascasarjana Teknik Mesin UGM tentang kolaborasi riset serta publikasi bersama.

Selanjutnya, rombongan KI melanjutkan perjalanan ke PLTU Paiton, salah satu pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Indonesia. Di PLTU Paiton, mahasiswa peserta KI memperoleh pengetahuan mendalam mengenai sistem operasional pembangkit yang ada di sana, manajemen energi, serta penerapan prinsip efisiensi dan keberlanjutan dalam proses produksi energi skala besar. Sebagai salah satu bidang keahlian Teknik Mesin, ilmu praktis mengenai energi menjadi informasi yang baik bagi peserta.

Destinasi selanjutnya dari KI kali ini adalah di Tuksedo Studio, Bali, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam rekayasa ulang dan perakitan mobil klasik Eropa. Mahasiswa disuguhi proses pengerjaan yang sangat presisi, mulai dari desain, pemodelan 3D, hingga fabrikasi dan finishing. Tuksedo memberikan perspektif unik tentang bagaimana teknik manufaktur dan desain mekanikal dapat diaplikasikan dalam industri kreatif dan bernilai tinggi.

Yulia Venti Yoanita, salah satu panitia KI menyatakan bahwa kegiatan KI kali ini memberikan pengalaman langsung yang sangat berharga. ”Kunjungan Industri ini memperluas wawasan mahasiswa terkait aplikasi nyata dari teori-teori yang telah dipelajari di kelas. Selain itu, kunjungan ini juga memperkuat jejaring akademik dan industri sebagai fondasi pengembangan riset ke depan,” tuturnya.

Kontributor: Panitia KI Pascasarjana Teknik Mesin dan UGM dan Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Gandeng Media, UGM dan Deakin University Dorong Penguatan Komunikasi Kebijakan Perubahan Iklim

Kampanye mitigasi perubahan iklim kepada seluruh lapisan masyarakat memerlukan dukungan media dalam memperkuat komunikasi publik yang inklusif dan efektif. Pendekatan yang adaptif dan relevan secara lokal menjadi kunci, terlebih di wilayah pedesaan yang rentan terhadap dampak iklim. Indonesia sendiri telah memulai langkah ini melalui Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) 2014 yang menekankan pentingnya sosialisasi dan peningkatan kesadaran publik atas perubahan iklim dan dampaknya.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia, Nezar Patria, mengatakan isu perubahan iklim membutuhkan respons berbasis bukti dengan tingkat urgensi tinggi, bukan sekadar menunggu konsensus ilmiah yang absolut. Ia menyampaikan bahwa perubahan iklim merupakan isu yang membutuhkan tindakan berbasis bukti kuat dan urgensi tinggi, alih-alih menunggu semua fakta ilmiah benar-benar mutlak. Namun demikian, Nezar juga menyoroti tantangan di tingkat praktik, di mana sebagian besar jurnalis merupakan generalis yang harus menangani isu perubahan iklim yang kompleks. “Jurnalis sangat membantu menjembatani kesenjangan komunikasi antara ilmuwan dan media,” ujar Wakil Menteri dalam workshop CONNECT! #8 bertema ‘Media Communication on Climate Change Policies’. Kegiatan ini berlangsung di Smart Green Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik pada Selasa (3/6).

Direktur Kemitraan dan Relasi Global (DKRG)UGM, Prof. Puji Astuti, mengatakan KONEKSI bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada mendorong penguatan komunikasi media serta membuka ruang kolaborasi lintas sektor antara peneliti, pemerintah, mitra pembangunan, dan praktisi, khususnya dalam membahas hasil penelitian bersama UGM dan Deakin University yang melibatkan 14 peneliti dari Indonesia dan Australia. “Kerja sama ini bertujuan memperkuat kemitraan antar lembaga untuk menghasilkan kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya.

Puji menambahkan kerja sama antara perguruan tinggi dari dua negara dengan media ini merupakan wujud nyata diplomasi pendidikan antar bangsa, sekaligus memperkuat kepercayaan publik terhadap komunikasi kebijakan iklim. “Kami berupaya memahami bagaimana masyarakat, khususnya di pedesaan, menerima, memroses, dan mempercayai informasi terkait kebijakan iklim, serta bagaimana kita bisa membangun kepercayaan publik melalui komunikasi yang inklusif dan berbasis data,” ungkap Puji.

Minister Counsellor for Governance and Human Development dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia, Tim Stapleton, turut menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan Australia terus berkembang untuk mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Salah satunya melalui kerja sama riset antara UGM dan Deakin University yang akan meningkatkan pembelajaran dua arah antar negara dalam menanggulangi masalah perubahan iklim. Penelitian bersama ini berfokus pada peningkatan komunikasi media untuk membangun ketahanan masyarakat pedesaan terhadap dampak perubahan iklim, sekaligus meningkatkan kapasitas publik dalam menilai informasi yang tersedia dan berpartisipasi dalam kebijakan yang relevan. “Membangun ketahanan di masyarakat pedesaan yang berisiko melalui peningkatan komunikasi media tentang kebijakan perubahan iklim menjadi titik berat riset yang didanai oleh KONEKSI,” tuturnya.

Direktur Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wahyu Marjaka, menekankan pentingnya partisipasi berbagai pihak untuk menyampaikan pesan iklim secara merata. “Kita perlu memastikan keterlibatan aktif dari berbagai pemangku kepentingan agar informasi tentang iklim dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk di daerah terpencil,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Kusno Wibowo, yang menyatakan bahwa sinergi lintas sektor sangat dibutuhkan agar komunikasi iklim tidak berhenti di tingkat wacana. Menurutnya, pemerintah daerah memiliki peran strategis untuk menjembatani kebijakan nasional dan kebutuhan masyarakat di lapangan. Sementara itu, Prof. Greg Barton dari Deakin University Indonesia Campus menggarisbawahi bahwa niat baik masyarakat untuk menjaga lingkungan tidak selalu disertai pemahaman yang cukup tentang perubahan iklim. “Sering kali, masyarakat Indonesia memiliki niat baik tetapi kurang informasi, dan ini bisa menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan,” jelas Barton.

Hasil riset kolaboratif juga dipaparkan oleh Dr. Anna Klas dari Deakin University, yang menjelaskan perbedaan karakteristik pelaporan media tentang iklim di Indonesia dan Australia, terutama dalam konteks masyarakat pedesaan. Ia menyampaikan bahwa hasil risetnya telah mengembangkan alat berbasis AI multibahasa untuk menyediakan informasi yang mudah diakses dan akurat di wilayah-wilayah berisiko. Sedangkan dari perspektif media, Chief AI & Corporate Strategy Kumparan.com, Andrias Ekoyuono, menekankan perlunya kolaborasi antara pembuat kebijakan, masyarakat, dan pelaku bisnis untuk membangun narasi perubahan iklim yang kredibel. “Kami di Kumparan berupaya memastikan akses informasi yang lebih baik tentang perubahan iklim, dan kuncinya adalah kolaborasi lintas sektor,” tegasnya.

Sebagai universitas yang berkomitmen pada nilai kerakyatan, kemandirian, dan keberlanjutan, UGM secara konsisten mengedepankan peran ilmu pengetahuan dan kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan global berbasis pada solusi nyata dan aplikatif. Dalam konteks perubahan iklim, UGM tidak hanya memproduksi pengetahuan, tetapi juga aktif membangun jejaring kerja sama dengan mitra di dalam dan luar negeri untuk memperkuat kapasitas masyarakat, khususnya di wilayah rentan, agar mampu beradaptasi dan berdaya dalam menghadapi dampak iklim secara berkelanjutan di tingkat lokal maupun global.

Source: https://ugm.ac.id/id/berita/gandeng-media-ugm-dan-deakin-university-dorong-penguatan-komunikasi-kebijakan-perubahan-iklim/