Pos oleh :

dep-tmi.ft

Riset Ultraviolet Curing Hendri Inovasi Solidifikasi 3D Printing Material Pasta

Hendri Van Hoten, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul ”Pengembangan Sistem Solidifikasi 3D Printer untuk Printing Material Pasta (Slurry) Menggunakan Ultraviolet Curing”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Jumat (16/05), bertempat di Ruang Sidang A-3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.

Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Hendri yang beranggotakan Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dan Prof. Dr. Eng. Ir.Herianto, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Mesin Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng..

Dalam penelitiannya, Hendri menyatakan bahwa Teknologi 3D printing berbasis bioceramics dengan material hydroxyapatite (HA) merupakan solusi potensial untuk pembuatan implan tulang, namun menghadapi tantangan dalam proses solidifikasi dan stabilitas struktur. Metode Direct Ink Writing (DIW) berbasis slurry menawarkan fleksibilitas penggunaan material, tetapi proses solidifikasi masih perlu dikembangkan. Salah satu pendekatan inovatif adalah UV curing yang dapat mempercepat proses solidifikasi dan meningkatkan akurasi printing.

Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem 3D printing DIW berbasis slurry dengan teknologi UV curing untuk mengoptimalkan parameter printing scaffold tulang secara presisi dan efisien. Sistem ini diprediksi dapat meningkatkan efisiensi produksi, akurasi dimensi, dan sifat mekanik scaffold berbasis HA.

Hasil penelitian menunjukkan nilai parameter 3D printing optimum dengan jarak cahaya UV ke material uji 10 mm dan kecepatan cetak 1 mm/s. Kedalaman curing optimum adalah 8,029 mm dengan waktu curing maksimum untuk cahaya UV diam sebesar 0,299 detik, setelah 0,3 detik profil produk curing mulai berubah. ”Pengamatan menggunakan SEM menunjukkan kedalaman curing sempurna sebesar 1272 μm dari permukaan material, dengan nilai kekerasan material tertinggi 61,3 HD dan terendah 57,8 HD pada parameter optimum,” pungkas Hendri.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Sri Indrawati dan Ekonomi Sirkuler: Riset Sosio Kultural, Dimensi Produk dan Sustainability

Sri Indrawati, mahasiswa Program Doktor Teknik Industri UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Indonesia, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul “Model Perencanaan Produk Untuk Mengakselerasi Adopsi Circular Product Berdasarkan Karakteristik Entitas Utama di Indonesia”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Kamis (08/05), bertempat di Ruang Sidang B-1 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.

Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Sri yang beranggotakan Ir. Subagyo, Ph.D., IPU., ASEAN.Eng. dan Ir. Agus Darmawan, S.T., M.S., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Industri Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng..

Dalam penelitiannya, Sri menyatakan bahwa transisi menuju ekonomi sirkular mendorong evolusi pengembangan produk ke arah Circular Product Design (CPD), yang mengintegrasikan strategi ekonomi sirkular seperti narrowing, slowing, dan closing untuk memperpanjang masa pakai produk dan menciptakan multiple lifecycles. Namun, implementasi CPD menghadapi tiga persoalan utama: perilaku stakeholders, kompleksitas desain, dan kelayakan ekonomi. Penelitian ini mengembangkan model perancangan circular product tahap awal yang melibatkan multi-stakeholder dan aspek socio-cultural secara komprehensif, serta mempertimbangkan dimensi produk dan aspek sustainability.

Empat tahapan utama penelitian meliputi identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan industri, pengembangan model perancangan, dan evaluasi kelayakan model. Teori yang digunakan antara lain extended theory of planned behavior (TPB), structural equation modeling (SEM), neuroscience, analisis data kualitatif, dan pemodelan sistem dinamik. Studi kasus menggunakan produk circular diapers yang memberikan kontribusi besar terhadap masalah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Indonesia.

Hasil survei menunjukkan bahwa actual behavioral control lebih berpengaruh daripada intention dalam perilaku pembelian circular diapers. Sekitar 39,6% responden memiliki perilaku pembelian aktual rendah meskipun intensi cukup tinggi. “Faktor ketersediaan produk dan frekuensi pembelian sebelumnya penting dalam menggerakkan adopsi produk ini, ditambah variabel kepedulian lingkungan dan pengetahuan produk,” papar Sri. Intensitas pembelian juga dapat diprediksi dengan neuroscience menggunakan aktivitas gelombang otak dengan akurasi lebih dari 70%.

Dari sisi industri, praktik CPD dipengaruhi oleh faktor strategis seperti capability, opportunity, dan motivasi. Penelitian mengusulkan kerangka kerja evaluasi strategi CPD yang disesuaikan dengan karakteristik entitas utama di Indonesia, meliputi evaluasi faktor strategis, identifikasi strategi CPD, dan analisis indikator sustainability. Validasi kerangka kerja akan dilakukan secara empiris melalui model simulasi dinamik.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Dukung Industri Batik 4.0, Denny Kembangkan Sistem Inspeksi Klowong Batik Tulis Real-Time

Denny Sukma Eka Atmaja, mahasiswa Program Doktor Teknik Industri UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Telkom, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul “Perancangan Sistem Inspeksi Secara Real-time Proses Klowong Batik Tulis dengan Teknologi Automatic Repair Berbasis Deep Learning”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Rabu (14/05), bertempat di Ruang Sidang B-1 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.

Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Denny yang beranggotakan Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dan Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Industri Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng..

Dalam penelitiannya, Denny menyatakan bahwa proses klowong adalah tahap penting dalam pembuatan batik tulis yang menentukan kualitas dan keaslian motif. Dalam menghadapi era Industri 4.0, dibutuhkan sistem produksi batik yang otomatis, efisien, dan berkelanjutan. Salah satu solusinya adalah pemanfaatan mesin CNC batik dalam produksi. ”Namun pengawasan kualitas klowong masih dilakukan manual dan rentan kesalahan,” tuturnya.

Penelitian ini mengembangkan sistem inspeksi otomatis berbasis deep learning untuk mendeteksi dan memperbaiki cacat klowong secara real-time, tanpa campur tangan manusia. Tahapannya meliputi pengambilan citra dari mesin CNC, pelabelan dataset berdasarkan standar kualitas pakar, serta pengujian dua pendekatan deteksi cacat: metode tradisional (integral image dan NCC) dan metode CNN dengan berbagai arsitektur (VGG19_bn, DenseNet121, MobileNetV2, dsb.). Hasil menunjukkan bahwa integral image unggul dalam efisiensi dan akurasi deteksi dibanding NCC, dengan FPR 1,92%, ACR 96,82%, dan waktu proses 0,0194 detik/gambar. Dalam klasifikasi, VGG19_bn mencatat performa tertinggi (akurasi 99,11%), disusul DenseNet121 dan MobileNetV2.

”Sistem ini berhasil mengintegrasikan deteksi cacat dan perbaikan otomatis selama proses klowong berlangsung, mendukung visi Batik 4.0 serta meningkatkan daya saing industri batik tulis nasional melalui otomasi dan kecerdasan buatan,” pungkas Denny.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Disertasi Nurbaiti Inovasi Rekonstruksi Pasca Reseksi Mandibula

Mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Nurbaiti telah melaksanakan ujian tertutup pada Jumat (24/01), bertempat di Ruang Sidang A3 DTMI UGM. Dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu tersebut dinyatakan lulus sebagai Dr. Nurbaiti dalam ujian tertutup terhadap disertasinya yang berjudul ”Pengembangan Biomaterial Komposit Berbasis Hydroxyapatite Untuk Rekonstruksi Pasca Reseksi Mandibula Dengan Teknik Direct Ink Writing 3D Printing”. Penguji dalam ujian tertutup ini adalah Prof. Budi Hartono sebagai Ketua Departemen, Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. sebagai promotor, Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. sebagai kopromotor 1, Dr. drg.Maria Goreti Widiastuti, Sp.BM (K). Sebagai kopromotor 2, Prof. Dr. Ir. Kusmono, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. sebagai penguji 1, Dr. Ir. Budi Arifvianto, S.T., M.Biotech. sebagai penguji 2, Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng. sebagai Ketua Program Studi, dan turut mengundang Prof. Dr. Ir. Joko Triyono S.T., M.T. dari Teknik Mesin Universitas Negeri Sebelas Maret sebagai penguji eksternal.

Disertasi Dr. Nurbaiti berbicara tentang pengobatan ameloblastoma, tumor jinak yang sering menyerang mandibula dan menyebabkan kerusakan tulang. Saat ini, perbaikannya menggunakan logam seperti titanium, namun sering gagal karena fenomena stress shielding. Sebagai alternatif, digunakan material komposit yang lebih sesuai dengan struktur alami tulang manusia, yaitu campuran bahan organik dan anorganik.

Penelitian ini bertujuan mengembangkan material artificial mandibula berbasis komposit hydroxyapatite (HA) dan collagen, dengan tambahan nanoselulosa (CNC) untuk mencegah retak dan asam sitrat untuk modifikasi permukaan HA guna meningkatkan sifat mekanik, fisik, dan biologi.

Penelitian dilakukan dalam enam tahap, termasuk pemodelan mandibula, modifikasi mesin 3D printer Direct Ink Writing, pembuatan material, dan serangkaian pengujian. ”Hasil optimasi menunjukkan parameter cetak terbaik adalah 10,009 mm/menit untuk kecepatan dan 0,505 mm untuk tinggi lapisan,” papar Nurbaiti.

Material HA-modifikasi/collagen/CNC menunjukkan peningkatan signifikan dalam kekerasan (3,36 HV) dan kekuatan tekan (7,166 MPa) dibanding material tanpa modifikasi. Kristalinitas meningkat drastis dari 28% menjadi 73%, dan uji biologi menggunakan sel osteoblas menunjukkan material ini tidak toksik dan biokompatibel.

Kesimpulannya, material komposit HA-modifikasi/collagen/CNC hasil penelitian ini sangat potensial untuk aplikasi implan mandibula karena sifat mekanik dan biokompatibilitasnya yang unggul.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Ari Wibowo Kembangkan Sistem Optimasi Penggilingan Tebu

Ari Wibowo, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin UGM sekaligus dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Mesin Industri Pertanian Politeknik LPP Yogyakarta, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul “Pemodelan, Simulasi dan Optimisasi Numerik pada Proses Penggilingan Tebu dengan Algoritma Arbitrary Lagrangian-Eulerian”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Jumat (02/05), bertempat di Ruang Sidang A-3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.
Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Ari yang beranggotakan Prof. Dr. Ir. Gesang Nugroho, S.T., M.T., IPM dan Ir. Muhammad Akhsin Muflikhun, ST, MSME., Ph.D., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Mesin Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng..
Dalam penelitiannya, Ari menyatakan bahwa sejak abad ke-19, gula menjadi komoditas penting dunia dan mendorong industrialisasi produksi melalui pendirian pabrik-pabrik gula. Salah satu tantangan utama adalah proses ekstraksi nira dari tebu, yang kompleks karena melibatkan campuran fase cair dan padat serta penggunaan mesin berdaya besar. Upaya awal memahami proses ini dilakukan lewat teori ekstraksi gilingan sejak 1900-an, namun eksperimen langsung sulit dilakukan. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komputasi, pendekatan modern melalui pemodelan dan simulasi numerik mulai dikembangkan.

Penelitian ini memfokuskan pada pemodelan numerik ekstraksi nira dengan konfigurasi gilingan tiga rol menggunakan metode Arbitrary Lagrangian Eulerian (ALE) dalam perangkat lunak LS-DYNA. ”Model divalidasi dengan data eksperimen nyata, yang memerlukan karakterisasi mekanik cacahan tebu karena tidak tersedia dalam katalog material. Variasi parameter uji meliputi kehalusan cacahan dan varietas tebu. Parameter utama yang dianalisis dalam model adalah tekanan, beban, dan torsi rol, dengan variasi rasio kompresi,” papar Ari. Tahap akhir adalah optimasi parameter untuk mendapatkan kondisi ekstraksi optimal.

”Hasilnya diharapkan memberikan model numerik yang tervalidasi tinggi, metode baru untuk penyetelan gilingan yang lebih presisi, serta peningkatan efisiensi proses ekstraksi di industri gula,” pungkasnya.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Menemukan Passion dan Memulai Karir melalui Polygon Connect

Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM menerima kunjungan dari PT Insera Sena (Polygon Group) yang mengadakan acara bertajuk ”Polygon Connect – Your Career, Your Future” pada Sabtu (17/05), bertempat di Ruang Sidang A-1 DTMI UGM. Polygon Connect merupakan sebuah program campus hiring dari Polygon Group untuk memperkenalkan industri sepeda dari berbagai insight serta menjaring bibit-bibit terbaik dari kampus-kampus untuk bergabung bersama Polygon Group.

Memberikan sambutan pembuka dalam acara tersebut, Dr.Eng. Titis Wijayanto, Ketua Program Studi (Kaprodi) Sarjana Teknik Industri UGM mengucapkan terima kasih atas kehadiran PT Insera Sena untuk berbagi di DTMI UGM. ”Acara ini merupakan kesempatan yang baik, karena melalui sharing prospek karir dari Polygon, siapa tahu ada alumni yang tertarik untuk berkarir di sana,” tuturnya. Setelah sambutan dan pemberian cenderamata, acara dilanjutkan dengan sharing session dengan tajuk ”Unlocking Your Potential”. Sebelum memasuki materi, Saraswati Nugrahaeni, HR Business Partner PT Insera Sena memberikan pemaparan singkat mengenai profil perusahaan dari PT Insera Sena. ”PT Insera Sena berdiri sejak 1989 dan berpusat di Sidoarjo, namun saat pertama berdiri, belum memproduksi sepeda dengan brand Polygon hingga 1990. Setelah kami memproduksi Polygon, Insera Sena membuka ritel sepedanya bernama Rodalink pada 1995, dan saat ini telah menjadi ritel sepeda terbesar se-Asia Tenggara. Rodalink memiliki 50 outlet, tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Singapura,” papar Saras. Mencakup paparan Saras, saat ini PT Insera Sena juga telah memproduksi sepeda listrik untuk mengikuti perkembangan electric vehicle, dengan pabrik baterainya bernama PT Greenway Energy Indonesia.

Memasuki materi utama, peserta acara diminta untuk menyampaikan apa saja kesulitan dalam mereka mencari pekerjaan. Dari 2 orang yang memberikan pendapatnya, dapat ditarik garis besar bahwa informasi mengenai perusahaan maupun posisi yang dilamar masih dirasa minim. Saras, menilik pengalamannya sebagai HR, memberikan saran kepada para peserta untuk rajin mengakses laman web karir dari perusahaan yang dituju. ”Informasi tentang posisi yang dilamar sudah banyak tertera di laman tersebut,” tuturnya. Meski peserta merasa bahwa informasi yang ada di laman web karir dirasa kurang rinci, Saras menjelaskan bahwa, berdasar pengalamannya, informasi yang semakin rinci akan semakin memperkecil minat seseorang untuk melamar. ”Jika dalam lowongan tertera ”fresh graduate” atau ”final year student (untuk magang)”, saya sarankan untuk langsung melamar saja jika sesuai dengan kondisi pelamar saat itu,” paparnya. Selalu memperbarui CV (Curriculum Vitae – red.) juga disarankan oleh Saras agar format CV pelamar selalu up to date. Perihal pengembangan diri, Saras menganjurkan pelamar baru untuk memperhatikan 3 hal, yaitu bakat, passion, dan kemauan. ”Bakat dan passion penting sebagai modal awal untuk menentukan posisi dan perusahaan apa yang dilamar, kemudian diikuti dengan kemauan yang tinggi agar mencapai posisi yang diinginkan,” pungkasnya.

Selepas sharing session, peserta mengikuti psikotes daring on the spot dan hasilnya dapat langsung diketahui oleh HR untuk menentukan pelamar dapat melanjutkan ke tahap berikutnya atau tidak.

Mendulang Ilmu Mengolah Sampah dan Biogas di PIAT UGM

Guna memperluas wawasan mahasiswa kaitannya dengan bidang keilmuan dalam wujud nyata, Program Studi (Prodi) Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM melaksanakan kunjungan ke Rumah Inovasi Daur Ulang (RInDU) dan Peternakan Sapi dan Biogas yang dikelola oleh Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (10/05) ini diikuti oleh mahasiswa Teknik Industri yang mengambil mata kuliah Ekologi Industri yang diampu oleh Ir. Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng..

RInDU menjadi lokasi pertama yang dikunjungi oleh mahasiswa. Fokus pembelajaran yang dilaksanakan di lokasi tersebut adalah mengenai pengolahan sampah secara umum dan budidaya maggot dalam kegiatan pengolahan sampah tersebut. Pipit Noviyani, Koordinator Lapangan Energi dan Pengelolaan Limbah RinDU PIAT UGM menjelaskan bahwa dalam 3 tahun, RinDU telah mengalami perubahan yang cukup signifikan. ”Pada awalnya kami berperan dalam mengolah sampah yang dihasilkan oleh lingkungan UGM dan berperan sebagai TPS3R pembina dan pendamping untuk lingkungan sekitar. Namun karena pengolahan keseluruhan sampah tidaklah mudah, sehingga diganti hanya sampah organik saja yang diangkut ke sini,” tuturnya. Pipit mengungkapkan bahwa sampah organik yang dihasilkan di lingkungan UGM mencapai 60% dari keseluruhan sampah. ”Apabila kita bisa menyelesaikan pengolahan sampah organik, kita telah menyelesaikan 60% pengolahan sampah sebelum diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir – red.),” tambahnya. Sejak Juli 2024, RinDU telah melakukan pemrosesan secara keseluruhan untuk sampah yang ada di lingkungan UGM setelah TPA Piyungan, Bantul dinyatakan berhenti beroperasi. ”Dalam 1 hari, sampah di lingkungan UGM yang masuk mencapai 4 sampai 5 truk, yang nantinya akan kami bagi menjadi 3: compactor untuk mengangkut sampah daun, dump truck untuk mengangkut sampah ranting, dan dump truck untuk mengangkut sampah campur, karena di lingkungan UGM sendiri cukup sulit untuk memisahkan jenis sampah,” ungkap Pipit. RinDU saat ini menerima kiriman sampah dari UGM pada hari Senin sampai Jumat, dengan catatan apabila pada hari Sabtu ada kegiatan tambahan di lingkungan UGM, maka RinDU dapat menerima kiriman sampah pada hari Sabtu. ”Pemilahan sampah campur saat ini dilakukan dengan cara manual dan dengan menggunakan mesin, meskipun mesin yang ada belum memiliki sensor dan hanya membedakan berat melalui saringan. Untuk sampah organik berupa daun kami komposkan menggunakan campuran sludge dari PT SGM yang dapat membantu proses pengomposan,” papar Pipit. Untuk mengolah sampah sisa makanan, RinDU memanfaatkan pengembangbiakan maggot atau belatung dalam membantu proses penguraiannya. ”Setiap Senin, Rabu, dan Jumat kami menerima sampah sisa makanan dari Pujale (Pusat jajanan lembah – red.). Selain itu, kami juga membantu pengolahan sampah sisa makanan dari SMA Masa Depan yang lokasinya berada di sekitar sini,” tutur Pipit. Pengolahan sampah sisa makanan oleh maggot  di RInDU memiliki kapasistas 6 ton per bulan, dengan kondisi saat ini penyerapannya adalah 4 ton per bulan menyesuaikan sampah sisa makanan yang selama ini masuk. Oleh karena peserta kunjungan adalah mahasiswa semester 6, Pipit menyatakan bahwa dalam KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang akan mereka jalani nanti, mahasiswa dapat menjadikan pengolahan sampah sebagai program kerja. ”Misalkan ada program tentang pengomposan, atau program budidaya maggot, bisa mengajukan pelatihan di sini, karena PIAT akan membuka pelatihan KKN di bulan Juni. Di akhir Mei nanti, akan ada kuliah umum yang mengenalkan program-program pengolahan sampah, dan di bulan Juni praktik,” tuturnya.

Beralih ke lokasi Peternakan Sapi dan Biogas, mahasiswa diajak untuk melihat dan mengamati pengolahan biogas di sana. Maulida Diva Kirana, Staf Agroedutainment PIAT UGM memaparkan bahwa sapi yang diternakkan di sana ada 2 jenis, yaitu sapi perah dan sapi potong. ”Untuk sapi perah, sehari kami memerah 2 kali, dengan 1 ekor sapi kurang lebih menghasilkan 15 liter susu, dan untuk sapi potong, saat ini kami berfokus ke jenis simmental,” paparnya.  Mengenai produksi biogas, Jumadi Hanif selaku Koordinator Lapangan Bidang Peternakan Ruminansia Kecil dan Pelestarian Satwa, menjelaskan bahwa biogas diperoleh dari kotoran sapi yang diternakkan di sana. ”Kotoran tersebut kami ibaratkan sebagai bahan bakar untuk biogas, karena memang dalam kotoran itu terkandung amonia yang nanti kita tangkap menggunakan digester, yang nanti hasilnya adalah gas metana dan dikonversi bisa menjadi listrik atau gas alam yang bisa gunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan lain-lain,” paparnya. Peternakan PIAT UGM memiliki 3 digester dengan yang saat ini aktif digunakan hanya 1 karena letaknya berdekatan dengan kandang sapi. ”Setiap harinya digester akan kita isi kotoran berbentuk padat, kemudian kita campur air dengan perbandingan 1:10, dengan 1 ember kotoran dan 10 ember air. Setelah dimasukkan, pengaduk kita nyalakan untuk mengaduk kotoran menjadi bubur, kemudian akan masuk ke dalam digester ini untuk difermentasi dengan bakteri-bakteri pengurai. Gas yang dihasilkan nanti akan ditangkap dalam sebuah penampung dan dialirkan ke ruangan berisi plastik untuk menampung gas metana,” papar Jumaidi. Buangan dari proses tersebut, tutur Jumaidi, dapat langsung digunakan sebagai pupuk padat atau cair. Gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar saat ini masih berupa purwarupa dan masih selalu menjalani pengembangan oleh PIAT UGM.

Selepas kunjungan dari RinDU dan Peternakan Sapi dan Biogas PIAT UGM, mahasiswa diminta untuk membuat laporan kaitannya dengan informasi dan segala macam penjelasan teknis yang diperoleh.

Foto: Dokumentasi Tim PIAT UGM

Tim Gamantaray Berjaya di COMET 6.0

Salah satu tim lomba UGM, Gamantaray, sekali lagi meraih prestasi dalam ajang COMET 6.0 2025 yang diadakan oleh Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Tim Gamantaray meraih juara 1 pada cabang lomba Fuel Engine Remote Control Boat Race Competition, menjadi yang terbaik di antara 15 tim yang turut bertanding dalam ajang tersebut.

Dalam persiapan menghadapi final race yang dilaksanakan pada 2-4 Mei 2025, Haikal Ahmad Siregar, mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2022 sekaligus Ketua Divisi Mekanis tim Gamantaray, menjelaskan bahwa persiapan tim dimulai dengan mempersiapkan wahana yang akan berkompetisi. “Dari segi manufaktur, kami melakukan riset untuk membuat hull (lambung kapal – red.) agar bisa seringan mungkin dan dapat melaju cepat,” tutur Haikal. Oleh karena cabang yang diikuti oleh Gamantaray adalah Fuel Engine Remote Control, wahana yang dilombakan dirancang menggunakan mesin 2 tak 32 cc sebagai standar yang ditentukan dalam perlombaan, dengan bahan bakar yang digunakan adalah Pertamax Turbo. Dalam hal desain badan wahana, Haikal memaparkan bentuk desain dari wahana dirancang menurut jenis lintasan. ”Kalau lintasan banyak belokan, kita akan lebih condong untuk membentuk hull lebih lancip yang secara manuver lebih bagus, sedangkan pada kompetisi ini, lintasannya banyak lurusan dan kita menggunakan hull yang lebih datar, sehingga pada lintasan lurus lebih stabil,” paparnya. Sebelum pelaksanaan rangkaian lomba, tim panitia COMET telah memberitahukan bentuk lintasan yang harus dihadapi oleh tim Gamantaray. ”Kami sudah bisa memperkirakan di lintasan itu ada 1 putar balikan, belokan kanan, kanan lagi, kemudian lurusan, sehingga kita memilih untuk hull lebih datar karena belokannya hanya dua kali dan yang krusial adalah bagian lurusan karena jaraknya panjang dan kami mengejar waktu untuk drag race,” tutur Haikal.

Memulai persiapan dari Januari 2025, tim Gamantaray melaksanakan manufaktur kapal pada Maret 2025. Sebelum kapal diselesaikan dari proses manufaktur, pelatihan pilot baru untuk pemegang kendali kapal menggunakan wahana yang sudah ada terlebih dahulu. ”Karena pilot kami berasal dari angkatan 2023 dan baru tahun pertama di Gamantaray, kami sering-sering lakukan latihan agar terbiasa memegang remote,” terang Haikal. Haikal menambahkan bahwa pelatihan pilot yang dilaksanakan sejak Januari kemudian ditingkatkan frekuensinya yang awalnya satu minggu sekali menjadi satu minggu 3-4 kali pada saat H-1 bulan menuju final race. ”Dari latihan yang dilakukan, sangat terlihat progress-nya, dinilai dari pencapaian waktu tempuh kita yang semakin berkurang,” tuturnya.

Dalam pembagian tugas tim, dalam tim utama Gamantaray ada 3 bagian, yaitu ketua tim, mekanik, dan pilot. Haikal menerangkan bahwa segala hal yang berkaitan dengan kondisi wahana merupakan tanggung jawab ketua tim dan mekanik. ”Pilot tidak perlu memikirkan kondisi kapal, yang penting dia mengurusi jalannya kapal saja,” tuturnya. Penentuan pembagian tersebut dilakukan sejak rekrutmen terbuka, dengan semua pendaftar dites menjadi pilot dan dinilai potensinya lebih baik di bidang apa.

Salah satu elemen yang menjadi tantangan tim Gamantaray dalam ajang COMET 6.0 ini adalah pilot yang baru tahun pertama. ”Cukup struggle dalam mengajari agar dapat menyesuaikan diri dalam melakukan manuver, dan kapan untuk menekan rem dan gas,” tutur Haikal. Meski demikian, Haikal mengakui bahwa pilot baru tersebut memiliki progess yang baik dibanding pilot sebelumnya dengan pencapaian tahun pertamanya adalah juara fun race, sedangkan untuk pilot yang baru dapat meraih juara 1 pada kompetisi pertamanya.

Sebagai sebuah tim, Gamantaray menilai bahwa dari lomba COMET 6.0 ini, stabilitas dan konsistensi adalah kunci baik dari segi wahana maupun anggota. ”Banyak tim lain yang mengalami kesulitan dalam menyalakan mesin karena kendala pada stabilitas mesin. Jadi sekencang apapun kapalnya, jika mesinnya tidak stabil, maka sulit untuk menang,” tutur Haikal.

Tim Gamantaray akan terus berfokus untuk mencetak prestasi dengan segala usaha dimaksimalkan untuk meraih juara. ”Apapun perlombaannya, target kita adalah juara. Jadi akan kita buktikan kualitas kita dari hasil,” tegas Haikal. Haikal menuturkan bahwa demi hasil yang maksimal, perlu persiapan yang matang dalam menghadapi lomba, serta memfokuskan diri pada hal-hal yang menjadi kegemaran atau kesukaan. ”Saya masuk Gamantaray karena lumayan tertarik dengan perkapalan, sehingga ketika masuk di situ jadi nyaman, bukan merasa terpaksa dalam menjalani,” tuturnya. Dalam mengatur keseimbangan dengan kuliah, Haikal mengaku bahwa mengatur jam istirahat serta berolahraga biasa ia lakukan. ”Selama kegiatan yang dijalani baik, mengatur waktu tidur satu atau 2 jam per minggu masih tidak apa-apa. Selain itu olahraga juga berpengaruh. Untuk itu, biasanya sembari trial kapal, kami juga berenang di Wisdom Park,” ujarnya. Pentingnya memiliki hobi atau kegemeran juga dinilai penting dalam menjaga kesehatan pikiran. ”Di tengah kesibukan yang berulang terus dan menjenuhkan, hobi hadir untuk menghibur dan refresh otak kita,” pungkasnya.  

Sumber foto: Laman Web UGM

Meraih Prestasi dalam Mechanical Fest 2025

Melanjutkan tradisi prestasi, tim yang terdiri dari mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Teknik Mesin dan Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM kembali meraih gelar juara dalam perhelatan Mechanical Festival yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang babak finalnya dilaksanakan pada 2-3 Mei 2025. Dalam kompetisi tesebut, mahasiswa DTMI memperoleh juara 5 untuk cabang Pipeline Design Competition dan juara 1 untuk Innovative Paper and Poster Competition.

Ghitha Aufar Mazaya, mahasiswa Teknik Mesin 2022, bersama dengan timnya mengikuti cabang Pipeline Design Competition. ”Kompetisi tersebut dibagi menjadi 3 babak, yaitu eliminasi, semifinal, dan final. Pada babak eliminasi yang diadakan secara online, dengan instruksi untuk membuat sebuah jalur perpipaan dari Brebes menuju Nusakambangan,” tuturnya. Pada babak eliminasi, peserta diberikan data berupa unduhan dari Google Earth dengan titik-titik koordinat. ”Dalam merancang pipa, kami mempertimbangkan berbagai faktor, seperti jarak, kondisi medan, dan faktor-faktor lain seperti kawasan dilindungi dan pegunungan. Jarak rute jalur pipa yang kami rancang adalah mencapai 124 kilometer,” tutur Aufar. Menurut Aufar, permintaan konsumen juga menjadi faktor yang harus diperhatikan, terutama kaitannya dengan biaya pembangunan jalur pipa yang akan mengantarkan fluida berupa gas dengan tekanan dari Brebes sampai Nusakambangan tetap, yaitu 400 psi. ”Penempatan kompresor penting karena berkaitan dengan safety. Selain itu, bila daya operasional dari kompresor tinggi, bisa jadi over budget. Perancangan juga tidak boleh melewati crossing karena itu bisa membuat biaya tinggi, serta tidak boleh melewati kawasan padat penduduk dan fasilitas umum, seperti jalan raya dan rel kereta api, maka itu menjadi tantangan kami,” tambahnya.  Perancangan jalur perpipaan dalam kompetisi ini mengikuti standar dan peraturan yang sudah ada dalam referensi dari panitia yang menjadi panduan tim. ”Dalam melakukan penghitungan analisis tegangan dalam kompresor, kami menggunakan perangkat lunak atau software yang sudah disediakan panitia, dengan lisensi selama 1 tahun untuk software tersebut,” terang Aufar. Analisis yang dilakukan tim Aufar tidak hanya sekali jadi, namun dilakukan pemeriksaan agar bagian yang salah dapat ditemukan dan segera diperbaiki. ”Kami jadi perlu lebih teliti lagi di babak eliminasi, karena banyak yang kecolongan di babak itu,” ujarnya. Lolos babak eliminasi, tim Aufar melaju ke babak semifinal yang kegiatannya termasuk company visit ke PT Geo Dipa Energi Unit Patuha. Company visit juga memuat kasus nyata yang harus dikerjakan oleh peserta yang berupa penggunaan panas bumi secara langsung dalam sektor pertanian, budi daya maggot, dan penghangat ruangan, sehingga peserta diminta untuk merancang pipa dalam mengalirkan panas bumi tersebut, serta kasus pergeseran pipa yang ada di sumur panas bumi PT Geo Dipa sehingga membutuhkan banyak support, dan peserta diminta memetakan peletakkan support yang ideal dan penambahan komponen-komponen lain untuk menghindari pergeseran terjadi lagi. ”Selain kasus nyata, di babak semifinal kami juga diminta untuk mengerjakan basic knowledge test mengenai rancangan dan juga referensi yang kami gunakan. Soalnya terdiri dari 7 nomor dan dikerjakan selama 1 jam,” tutur Aufar. Menurut Aufar, kunci dari babak semifinal adalah time management, karena pemodelan yang membutuhkan waktu lama dan komponen analisis yang banyak dengan waktu yang terbatas, sehingga banyak tim yang kelabakan. Lolos ke babak final, tim Aufar menjalani final pitching, yaitu presentasi hasil kerja pada babak eliminasi sampai semifinal, dengan dewan juri adalah praktisi dalam dunia energi terbarukan dan disaksikan oleh guru besar dari ITB. Meski dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri, Aufar mengaku ia dan timnya belum dapat mencapai hasil maksimal. ”Untuk beberapa hal yang belum ditampilkan di presentasi, kami belum dapat menjawab dengan baik,” akunya. Biarpun demikian, tim UGM dapat meraih juara 5, mengalahkan keseluruhan 40 tim peserta.

Untuk cabang Innovative Paper and Poster Competition, tim UGM yang beranggotakan Danu Ari Wibowo, Yoga Sanjaya, dan Sandi Hutama, yang sama seperti cabang Pipeline Design, berisi mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin dan Teknik Industri. Dalam paper tim UGM, Sandi menyatakan bahwa mereka mengangkat topik mengenai bidang energy recovery. “Lebih tepatnya kami mengangkat tentang “Optimalisasi Waste Heat Brine Panas Bumi Dieng Melalui Brine Heat Extraction Sebagai Penghangat Ruangan Guna Mewujudkan Energy Recovery dan Pariwisata Berkelanjutan”,” tuturnya. Dalam paper tersebut, tim UGM memaparkan bahwa Fluida sisa (brine) panas bumi di Dieng yang memiliki energi panas tinggi belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, wilayah Dieng yang bersuhu rendah (10–20°C) masih mengandalkan kayu bakar dan LPG untuk penghangat ruangan, yang menimbulkan emisi karbon. Penelitian ini mengevaluasi potensi pemanfaatan waste heat dari brine melalui rancangan sistem heat exchanger dan analisis teknis serta ekonominya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa brine bersuhu 180°C mampu memanaskan udara dari 15°C ke 40°C dengan kapasitas perpindahan panas 18,126 kWt. Proyek ini menargetkan penerapan di 30 homestay pada tahun pertama dengan skema angsuran, dan secara ekonomi dinilai layak dengan IRR 16,75% dan NPV sebesar Rp4,96 miliar dalam 11 tahun. Inisiatif ini mendukung pemulihan energi dan pariwisata berkelanjutan di kawasan Dieng. Yoga menuturkan bahwa ada 57 tim yang bertanding di cabang Innovative Paper and Poster. “Kami melalui tahap seleksi abstrak, kemudian dari situ di seleksi 10 tim untuk masuk ke babak full paper dan presentasi,” tuturnya. Tim UGM dalam cabang tersebut menjalani 2 macam penilaian, yaitu expo dan presentasi. Untuk expo, peserta akan membuka booth dan melaksanakan penjelasan kepada para pengunjung booth serta peserta dari cabang lain yang berkunjung mengenai isi poster yang dipamerkan. “Expo poster dilakukan bersama dengan presentasi, jadi kami di ITB 2 hari, hari pertama mulai expo jam 1 siang sekaligus presentasi di hadapan dewan juri secara bertahap sesuai urutan dari jam 1 hingga malam, kemudian di hari kedua full expo,” tutur Yoga. Sandi menjelaskan bahwa di dalam expo, pengunjung bisa memberikan vote untuk menentukan most favorite poster. “Penilaian juara 1 didasarkan pada bobot 25% poster di luar vote, 25% presentasi, dan 50% full paper,” papar Sandi. Babak presentasi dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari akedemisi ITB, anggota BRIN, dan praktisi industri.

Aufar menilai bahwa tim UGM masih perlu untuk menambah pengalaman dalam bidang terkait untuk dapat memperoleh hasil maksimal apabila mengikuti kompetisi serupa. ”Tim yang meraih juara 1 sampai 4, saat kami lihat, ternyata angkatannya setahun lebih tua dari kami dan kami kebanyakan tidak mengambil mata kuliah ranah perpipaan,” ujarnya. Selain perihal pengalaman, menurut Aufar dan tim, pertanyaan tidak terduga dari juri juga perlu untuk diantisipasi oleh tim, terutama jika pertanyaan bukan seputar mechanical analysis. ”Kebetulan ada anggota yang dari Teknik Industri, sehingga kami bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di luar mechanical analysis, namun untuk eksplorasinya, kami belum maksimal,” tuturnya. Oleh karena dalam 1 tim terdiri dari mahasiswa Teknik Mesin dan Industri, anggota dari Teknik Industri juga menyesuaikan dengan ranah keilmuan Teknik Mesin. ”Kami membagi tugas dalam tim. Untuk Teknik Industri, kami bagi untuk topik flow dan budgeting,” jelas Aufar. Pembagian topik juga dilakukan menjelang presentasi, sehingga kasus yang diberikan dapat tertangani dengan baik.

Pengalaman lomba dengan kasus aktual merupakan pengalaman yang berharga bagi Aufar dan tim. ”Banyak materi yang tidak kami peroleh di perkuliahan, seperti peraturan atau code, karena kami tidak terlalu menjurus ke ranah tersebut,” tuturnya. Berada dalam 1 tim dengan latar belakang berbeda juga mendorong Aufar dan tim untuk belajar koordinasi dan komunikasi agar tercipta 1 sudut pandang yang selaras. ”Kami belajar mengatur waktu di dalam kondisi yang penuh tekanan, dengan kondisi saat itu kami satu bulan mengerjakan babak eliminasi menabrak bulan Ramadan dan libur Lebaran. Karena kami bertemu secara offline 2 minggu, mau tidak mau selama Lebaran kami mengerjakan secara online melalui telepon WhatsApp, dan kami juga belajar secara mandiri dengan membagi tugas ke anggota,” paparnya. Melalui pengalamannya, Aufar menyarankan agar mahasiswa dalam mengikuti lomba untuk aktif bergerak dalam mencari referensi-referensi yang sudah ada untuk membantu dalam penyelesaian kasus atau persoalan yang dilombakan. ”Jangan hanya terfokus pada satu tempat, banyak hal di luar bidang kita yang perlu kita pelajari dan penting untuk merawat pengetahuan yang kita miliki, karena itu juga akan menunjang kita,” pungkasnya.

Penelitian Rakan: Drone Mengurangi Jarak Tempuh dan Dampak Lingkungan

Dalam upaya mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), Rakan Raihan Ali Mohamad, mahasiswa Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, menggelar seminar hasil penelitian dengan judul Perencanaan Lokasi Drone Charging Station Menggunakan Data Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Memaksimalkan Service Level Pengiriman Makanan, pada Rabu, 7 Mei 2025 di Ruang M-10 FT UGM.

Di bawah bimbingan Prof. Ir. Bertha Maya Shopa, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Rakan mengangkat isu krusial dalam layanan pengiriman makanan berbasis on-demand (ODFD) yang semakin berkembang pesat di kawasan urban. Pertumbuhan ODFD yang tinggi telah meningkatkan volume kendaraan dan rute logistik yang berdampak pada kemacetan, peningkatan emisi karbon, dan efisiensi sistem logistik secara keseluruhan.

Sebagai solusi, penelitian ini mengeksplorasi pemanfaatan drone sebagai moda pengiriman alternatif yang ramah lingkungan, namun memiliki tantangan berupa keterbatasan jarak tempuh. Untuk mengatasinya, Rakan mengembangkan algoritma berbasis ant colony optimization yang digunakan untuk merancang lokasi strategis drone charging station. Studi kasus dilakukan di area dalam Ring Road Yogyakarta dengan memanfaatkan data dari OpenStreetMap.

”Penelitian ini menunjukkan hasil signifikan, yakni cakupan layanan mencapai 93,56% dari total titik potential demand, dengan simulasi tiga skenario pengiriman: drone dengan jangkauan 2 km, drone 4 km, dan sepeda motor,” papar Rakan. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa penggunaan drone dapat secara substansial mengurangi total jarak tempuh dan dampak lingkungan, terutama dalam indikator global warming potential (GWP), acidification potential (AP), dan abiotic depletion potential (ADP).

Seminar ini turut dihadiri oleh tim penguji yang terdiri dari Ir. Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Ir. Sekar Sakti, S.T., M.BA., M.Sc., serta Dr.Eng. Ir. Muh Arif Wibisono, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan potensi teknologi drone dalam mendukung efisiensi pengiriman, tetapi juga memperlihatkan dampak positif terhadap pengurangan emisi karbon dan efisiensi sumber daya, sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan. Rakan berharap temuannya dapat menjadi kontribusi nyata dalam pengembangan sistem logistik urban yang cerdas dan berkelanjutan.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.