Seminar Hasil Dyan: Pengaruh Saliva Tiruan terhadap Kekuatan Material Gigi Tiruan Berbasis 3D Printing

Mahasiswa Program Magister Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Dyan Herjuna, mempresentasikan hasil penelitian tugas akhirnya dalam Seminar Hasil pada Selasa (21/10) bertempat di Ruang Sidang A-4, Laboratorium Dinamika Gedung A. Penelitian berjudul “Pengaruh Cairan Saliva Tiruan terhadap Sifat-Sifat Mekanis Material Denture Base yang Difabrikasi dengan Pencetakan 3-Dimensi (3D) Berbasis Stereolitografi” ini dipresentasikan di hadapan tim penguji yang terdiri dari Ir. Muslim Mahardika, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D., IPM., Ardi Wiranata, S.T., M.Eng., Ph.D., serta Dr. Budi Arifvianto, S.T., M.Biotech.

Dalam presentasinya, Dyan menjelaskan bahwa performa denture base sangat bergantung pada sifat material dan metode pembuatannya. Proses konvensional dengan polimerisasi heat-curing pada material poly (methyl methacrylate) atau PMMA memiliki beberapa kekurangan seperti waktu fabrikasi yang lama dan potensi ketidakakuratan. Teknologi additive manufacturing (AM) dengan metode Stereolithography (SLA) menawarkan alternatif yang lebih cepat dan presisi untuk pembuatan basis gigi tiruan.

Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa performa jangka panjang material resin fotopolimer berbasis SLA masih perlu dikaji lebih lanjut, khususnya terkait pengaruh variasi pH saliva terhadap degradasi sifat mekanis dan struktur material. Pengujian dilakukan secara komprehensif mencakup kekuatan lentur, tarik, tekan, impak, serta kekerasan, dengan perendaman dalam saliva buatan pada pH 4, 7, dan 9. Karakterisasi lanjutan dilakukan menggunakan analisis sorpsi air, Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), dan Scanning Electron Microscopy (SEM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman pada pH 4 (asam) menyebabkan penurunan signifikan pada seluruh sifat mekanis resin SLA. Analisis FTIR mengonfirmasi bahwa degradasi utama disebabkan oleh proses hidrolisis pada ikatan ester, diperparah oleh derajat konversi awal (Degree of Conversion / DC%) yang hanya mencapai 53,33%. Walaupun material ini masih memenuhi standar ISO 20795-1 untuk sorpsi air, kekuatan lenturnya belum memenuhi kriteria standar internasional.

Dari hasil tersebut, Dyan menyimpulkan bahwa material SLA resin ini lebih cocok untuk aplikasi jangka pendek seperti trial denture, namun belum direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang sebagai prostesis definitif.

Kontributor: Andhes Puspitalian, S.Hut.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses