
Pertumbuhan industri elektronik yang pesat ternyata membawa dampak lingkungan yang serius akibat meningkatnya limbah elektronik yang tidak terkelola dengan baik. Merespons tantangan tersebut, Erlina, mahasiswi Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, mengusulkan sebuah framework inovatif dalam Seminar Proposal berjudul “Pengembangan Framework Reverse Logistics Limbah Elektronik Berbasis Multi-Objektif dengan Mempertimbangkan Perilaku Konsumen” yang digelar pada Rabu (25/06).
Dalam paparannya, Erlina menyoroti bahwa berdasarkan data Fortune Business Insights (2024), nilai pasar produk elektronik global diperkirakan mencapai USD 815.16 billion dan terus meningkat dengan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 7.85%. Pertumbuhan ini memperpendek siklus hidup perangkat dan memperparah tumpukan e-waste, yang menurut Konvensi Basel, tergolong sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
“Limbah elektronik sering kali tidak dikelola dengan baik dan menimbulkan risiko serius terhadap lingkungan dan kesehatan,” ungkap Erlina. Untuk itu, ia mengembangkan model reverse logistics yang mempertimbangkan tidak hanya aspek biaya dan emisi, tetapi juga perilaku konsumen dalam mengembalikan limbah elektronik, khususnya ponsel pintar di wilayah Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan multi-objective optimization berbasis data sekunder dan dukungan perangkat lunak seperti Google Maps, Google Earth, dan Google Colab. Hasilnya diharapkan dapat memberikan rekomendasi lokasi PCC (Phone Collection Center) yang strategis dan efisien, menentukan harga jual limbah yang optimal, serta rute transportasi pengumpulan yang minim emisi dan waktu.
Studi ini tidak hanya memperkaya literatur reverse logistics, tetapi juga berpotensi memberi dampak praktis bagi pemerintah dan pelaku industri dalam membangun sistem pengelolaan limbah elektronik yang berkelanjutan.
Penelitian Erlina ini berkaitan erat dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs), yaitu:
– SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, melalui pengelolaan limbah elektronik yang lebih tertib dan efisien.
– SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dengan mengoptimalkan siklus hidup produk elektronik.
– SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, lewat pengurangan emisi dari proses pengumpulan limbah.
– SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, dengan pengembangan model logistik berkelanjutan berbasis teknologi dan data.
Dengan pendekatan sistemik dan berbasis perilaku, Erlina menunjukkan bagaimana pengelolaan limbah elektronik dapat diubah menjadi peluang inovasi yang memberi manfaat bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat secara bersamaan.
Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.