
Muji Prihajatno, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Kelautan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone, telah melaksanakan Seminar Hasil 2 untuk penelitian disertasinya yang berjudul ”Peningkatan Sifat-Sifat Mekanis Sambungan Las Tak Sejenis Magnesium Paduan AZ31B-H24 dan Aluminium Paduan AA6061-T6 pada Pengelasan Friction Stir Welding (FSW) dengan Variasi Putaran Tool dan Geometri Pin serta Perlakuan Shot Peening”. Seminar Hasil 2 tersebut dilaksanakan pada Senin (26/05), bertempat di Ruang Sidang A-3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 2 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.
Dalam Seminar Hasil 2 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Muji yang beranggotakan Prof. Ir. Mochammad Noer Ilman, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. dan Dr.Eng. Ir. R. Rachmat A. Sriwijaya, S.T., M.T., IPM, ASEAN Eng., sebagai pembahas adalah Ir. Muhammad Waziz Wildan, M.Sc., Ph.D., IPU. serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Mesin Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng..
Dalam penelitiannya, Muji menyatakan bahwa Friction Stir Welding (FSW) adalah teknologi penyambungan solid-state yang sangat cocok untuk material ringan seperti paduan magnesium dan aluminium. Berbeda dengan fusion welding, FSW menghindari cacat akibat proses solidification. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh bentuk geometri pin (silinder, segi empat, dan segi tiga) serta variasi kecepatan putaran tool (910, 1500, dan 2280 rpm) terhadap perilaku laju perambatan retak fatik (fatigue crack growth rate / FCGR) pada sambungan FSW dari paduan AZ31B-H24 dan AA6061-T6.
Uji yang dilakukan mencakup pengamatan struktur mikro, kekerasan micro-Vickers, uji tarik, pengukuran residual stress dengan neutron diffraction dan x-ray diffraction, uji FCGR menggunakan spesimen M(T) dan SECT, faktografi dengan SEM, serta uji tekstur EBSD dan uji korosi.
Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan putaran tool meningkatkan tensile strength. Nilai Ultimate Tensile Strength (UTS) tertinggi adalah 229,0 MPa untuk AZ31B-H24 dengan pin silinder dan 222,7 MPa untuk AA6061-T6 dengan pin segi empat pada 2280 rpm. Ketahanan FCGR terbaik diperoleh pada AZ31B-H24 dengan pin segi empat (n = 3,919; C = 2,290×10⁻¹⁰) dan AA6061-T6 dengan pin segi tiga (n = 2,940; C = 4,366×10⁻¹⁰).
Distribusi kekerasan micro-hardness membentuk profil “V” pada AZ31B-H24 (terendah di zona Stir Zone / SZ) dan “W” pada AA6061-T6 (terendah di Heat-Affected Zone / HAZ). Profil residual stress membentuk pola “M” dengan nilai tertinggi di HAZ, dipengaruhi oleh temperatur, struktur mikro, dan deformasi material. Residual stress berdampak pada FCGR dan ketahanan korosi.
”Penerapan shot peening terbukti efektif menurunkan residual stress, meningkatkan ketahanan terhadap retak fatik, dan memperlambat laju korosi,” papar Muji.
Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.