
Komitmen generasi muda dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) kembali ditunjukkan oleh Zabina Asfahani, mahasiswi program Double Degree antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dan National Taiwan University of Science and Technology (NTUST). Zabina baru saja melaksanakan Seminar Hasil Tugas Akhir yang digelar secara daring pada Jumat (16/05), melalui Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM.
Dalam seminar bertajuk “Optimasi Pricing Strategies untuk Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik Roda Dua dengan Intervensi Pemerintah: Studi Kasus Indonesia”, Zabina mempresentasikan hasil penelitiannya yang mengusulkan model rantai pasok sirkular (closed-loop supply chain/CLSC) yang mengintegrasikan sektor formal dan informal dalam proses daur ulang baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Penelitian yang dibimbing oleh Prof. Ir. Bertha Maya Shopa, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. ini diuji oleh panel penguji yang terdiri dari Ir. Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., dan Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.
Zabina menyoroti realitas di negara berkembang seperti Indonesia, di mana infrastruktur daur ulang baterai secara formal masih terbatas. ”Di sisi lain, sektor informal justru memainkan peran besar dalam pengumpulan dan pemrosesan limbah, meskipun kerap dilakukan dengan cara yang merusak lingkungan, seperti pembakaran baterai SLA secara manual oleh pemulung, yang menyebabkan pencemaran timbal berbahaya,” papar Zabina.
Dengan menggunakan pendekatan teori permainan Stackelberg, penelitian ini mengembangkan model CLSC dua saluran yang menggambarkan interaksi antara pelaku formal dan informal, serta bagaimana harga beli baterai bekas bisa diatur secara optimal. Studi ini juga mengevaluasi berbagai bentuk intervensi pemerintah—seperti subsidi dan skema penghargaan-denda—terhadap profitabilitas pelaku dan dampak lingkungannya.
Tiga temuan utama dari riset ini adalah:
- Integrasi sektor informal ke dalam CLSC terbukti menghasilkan aliran baterai yang lebih stabil, hasil lingkungan yang lebih baik, dan operasi yang menguntungkan;
- Intervensi pemerintah berpengaruh besar terhadap strategi harga dan keuntungan pelaku, di mana skema penghargaan-denda paling menguntungkan bagi produsen, sementara subsidi memberi manfaat besar bagi pelaku daur ulang formal dan pengumpul informal;
- Skema penghargaan-denda terbukti menghasilkan social welfare tertinggi dengan menyeimbangkan profitabilitas, performa lingkungan, dan biaya pemerintah.
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan pada pencapaian SDGs, khususnya SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDG 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Melalui pendekatan strategis dan berbasis kebijakan, Zabina menawarkan solusi nyata dalam mengelola limbah baterai kendaraan listrik yang semakin meningkat seiring tren elektrifikasi transportasi.
Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.