Arsip:

SDGs 9

Mahasiswa Prodi Doktoral Teknik Industri UGM Kenalkan Artificial Intelligence dalam Teknik Industri pada Kuliah Tamu Universitas Setia Budi Surakarta

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Doktoral Teknik Industri UGM, Hasan Mastri Siswadi dan Andri Nasution, diundang untuk menjadi pemateri dalam kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Prodi Teknik Industri Universitas Setia Budi Surakarta pada Kamis (14/11), bertempat di Ruang A.1.1-A.1.2 Universitas Setia Budi Surakarta. Acara kuliah tamu ini adalah acara yang dikhususkan bagi mahasiswa Teknik Industri Universitas Setia Budi Surakarta saja.

Hasan dan Andri memberikan kuliah umum dengan tema “Peran Artificial Intelligence dalam Bidang Teknik Industri”. Setelah acara dibuka oleh Ketua Prodi Teknik Industri Universitas Setia Budi Surakarta, Erni Suparti, S.T., M.T., Andri memulai kuliah umum dengan memberikan penjelasan umum mengenai Artificial Intelligence secara umum agar mahasiswa, terutama mahasiswa tingkat sarjana, dapat memahami dengan baik terlebih dahulu mengenai dasar-dasar Artificial Intelligence, termasuk konsep dan penggunaan dasarnya. Setelah penjelasan umum tentang Artificial Intelligence, Hasan memaparkan penggunaan Artificial Intelligence secara khusus dalam bidang Teknik Industri, khususnya dalam bidang Additive Manufacturing.

Dengan adanya kuliah tamu mengenai peran dan penggunaan Artificial Intelligence dalam bidang Teknik Industri, mahasiswa diharapkan untuk dapat terus belajar memperbarui pengetahuannya di tengah berkembang pesatnya Artificial Intelligence agar kemampuan dan pengetahuannya tetap relevan dan tidak dapat digantikan secara total oleh kecerdasan buatan.

Penelitian Rooftop PV Hantarkan Dr. Yun Prihantina Mulyani Raih Insan UGM Berprestasi 2024

Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Ir. Yun Prihantina Mulyani, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., menjadi salah satu pemenang anugerah Insan UGM Berprestasi 2024 untuk kategori “Publikasi Terbaik Tema Perubahan Iklim dan Adaptasi Lingkungan 2024” dari 5 pemenang kategori penghargaan Bidang Publikasi Terbaik pada Rabu (13/11) bertempat di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM. Penghargaan tersebut diperoleh Dr. Yun melalui publikasinya yang berjudul “Analyzing Public Discourse on Photovoltaic (PV) Adoption in Indonesia: A Topic-Based Sentiment Analysis of News Articles and Social Media” yang diterbitkan oleh Elsevier B.V. dan memperoleh poin Impact Factor 9,8 dan h-Index 309. Dr. Yun menyatakan bahwa penganugerahan penghargaan dilaksanakan berdasar pangkalan data publikasi dosen yang dimiliki oleh universitas. “Jurnal dengan tema-tema yang telah ditentukan dipilih berdasarkan Impact Factor yang tinggi,” jelas Dr. Yun. Untuk angka h-Index, Dr. Yun menjelaskan bahwa salah satu indikator jumlah nilai yang diperoleh adalah jumlah sitasi dari publikasi yang dimiliki. “Semakin banyak yang mensitasi, maka semakin banyak yang menganggap bahwa penelitian itu relevan dan impactful. Selain itu, dengan terbitnya penelitian kita di jurnal higher impact, maka bisa dikatakan bahwa kualitas penelitian kita baik dan kesempatan untuk diseminasi hasil penelitian akan lebih baik lagi karena lebih banyak orang yang melihat,” tambah Dr. Yun.

Penelitian yang memenangkan penghargaan tersebut merupakan luaran hibah LPDP UKICIS yang merupakan kolaborasi antara Indonesia dan Inggris. Proyek penelitian LPDP UKICIS diketuai oleh Ir. Hilya Mudrika Arini, Ph.D. dengan anggota Ir. Yun Prihantina Mulyani, Ph.D., Prof. Budi Hartono, Dhyana Paramitha, S.T., M.Sc., dan Anas Saifurrahman, S.T., M.B.A., M.Sc.. Dalam hibah tersebut, terdapat beberapa work package yang tersedia bagi anggota hibah dan Dr. Yun mengambil work package yang berkaitan dengan public discussion mengenai rooftop PV atau panel surya yang saat ini sedang dalam proses adaptasi di Indonesia. Dalam penelitiannya, Dr. Yun berfokus pada aspek manusia pada konteks transisi energi. “Jika kita terlalu fokus pada teknologi dan mengabaikan aspek manusia sebagai pengguna, maka transisi energi akan sulit dilaksanakan, sehingga kami dari tim Teknik Industri UGM berfokus bagaimana manusia bisa menerima transisi energi,” tutur Dr. Yun. Pengambilan data dari penelitian tersebut bersumber dari media sosial dan media daring konvensional, dengan mencoba mengamati perbincangan publik berkaitan dengan adopsi rooftop PV untuk menemukan driver dan barrier dari pengadopsian rooftop PV.  

Melalui pengamatan yang dilaksanakan dengan mengamati komentar media sosial dan isi berita di media daring konvensional, Dr. Yun memperoleh data bahwa media daring konvensional cenderung bersikap sebagai pendukung program pemerintah dalam melaksanakan transisi energi melalui rooftop PV, namun di sisi lain juga memposisikan diri pada pihak yang netral saat berbicara mengenai investasi rooftop PV yang cukup tinggi nilainya bagi masyarakat akar rumput. Dari media sosial, diperoleh temuan bahwa komentar masyarakat berada pada spektrum negatif. Beberapa hal yang paling banyak disoroti masyarakat adalah terkait dengan biaya investasi awal dan perawatan yang cukup tinggi dan kontinuitas suku cadang. Masyarakat juga berharap alternatif teknologi yang lebih terjangkau tetapi efektif. Selain itu, banyak hasil tangkapan diskusi yang mengarah pada misinformasi. Misalnya, masyarakat menganggap bahwa dengan menggunakan rooftop PV akan menyebabkan kerusakan alat elektronik di rumah karena naik turunnya pasokan listrik. Padahal, PV ini akan diinstalasi dalam jaringan PLN, sehingga tegangannya stabil dan tidak akan merusak alat elektronik. Ada juga misinformasi lainnya yaitu masyarakat ragu mengadopsi rooftop PV karena sensitif terhadap petir. Padahal, PV ini sudah teruji tahan lama dan tangguh di berbagai jenis cuaca termasuk guntur atau badai petir. Meski memiliki kecenderungan untuk berada pada spektrum netral negatif, ditemukan bahwa beberapa elemen masyarakat sudah memliki kesadaran penggunaan rooftop PV sebagai bentuk energi yang lebih ramah lingkungan.  Secara garis besar, dapat ditarik pokok utama bahwa pemerintah belum memiliki regulasi atau peraturan  dan promosi kuat yang dapat mendorong adopsi rooftop PV. Komunikasi melalui media massa perlu fokus pada edukasi masyarakat untuk meminimalkan misinformasi yang menghalangi adopsi. Meski telah menemukan banyak hal dalam penelitian yang dilakukan, Dr. Yun menyatakan bahwa masih ada aspek motivasi dan emosional yang belum dapat ditangkap dari komentar-komentar di media sosial maupun pemberitaan di media daring konvensional. “Aspek emosional dapat ditangkap melalui survei, dan akan kita dalami di penelitian selanjutnya,” tuturnya. Dr. Yun menyatakan bahwa aspek motivasi adalah salah satu unsur penting dalam proses desain teknologi tepat guna.

Setelah penelitian hibah LPDP UKICIS ini berlangsung, Dr. Yun menginformasikan bahwa UGM  juga menjadi pemenang dalam sebuah konsorsium South East Asia – Europe Joint Funding Scheme for Research and Innovation (JFS)bekerja sama dengan Swiss, Jepang, dan Kamboja, sehingga penelitian mengenai rooftop PV akan terus berjalan per November 2024 hingga 3 tahun ke depan. Penelitian ini akan menempatkan Swiss dan Jepang sebagai leading countries dalam penggunaan PV, Indonesia pada posisi medium, dan Kamboja pada posisi low. Dari penelitian tersebut, diharapkan akan muncul luaran berupa business model yang dapat menjadi win-win solution bagi seluruh stakeholder. Selain itu, penelitian juga akan berusaha memetakan regulasi apa saja yang sudah mendukung transisi energi ke PV dan apa saja yang belum. UGM juga akan bekerja sama dengan Swiss dalam konsorsium tersebut guna menyusun predictive tools terkait dengan maintenance dari PV. “Sebelum terjadi kegagalan, kita sudah bisa menemukan komponen apa yang bermasalah, sehingga harapannya penggunaan PV akan bersifat jangka panjang dan sepadan dengan investasinya,” jelas Dr. Yun. Untuk tim penelitinya, kali ini konsorsium JFS diketuai oleh Dr. Yun dengan anggota tim merupakan ekstensi dari LPDP UKICIS. Sebagai pesan penutup bagi mahasiswa, Dr. Yun memberikan tips bahwa jika mahasiswa ingin mencoba menemukan permasalahan untuk diangkat ke penelitian, maka mahasiswa bisa lebih giat untuk mengunjungi kanal-kanal berita populer yang berbasis riset yang membahas riset dengan bahasa yang lebih kasual. “Jika mahasiswa pusing membaca jurnal, maka bisa mengunjungi media-media populer yang berbasis riset, karena informasi yang diperoleh sebagai hasil berselancar di mesin pencarian biasanya tidak melalui proses editorial dan kalaupun iya, bisa jadi itu hanya opini. Mengunjungi media berbasis riset bisa menjadi langkah pertama bagi mahasiswa untuk menemukan isu-isu yang relevan, yang kemudian didalami kembali di jurnal penelitian,” pungkas Dr. Yun.

Mahasiswa Doktoral Teknik Mesin UGM Presentasikan Makalah di Jepang

Mahasiswa Program Doktoral Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Nurbaiti, menjadi pemakalah dalam The 9th International Conference on Materials Technology and Applications 2024 (ICMTA 2024) pada 6-8 November 2024, bertempat di Osaka, Jepang.

Pada acara yang diselenggarakan oleh Science and Engineering Institute ini, Nurbaiti berkesempatan untuk mempresentasikan makalahnya dalam seminar internasional yang berjudul “Morphology and Deviation dimension of Hydroxyapatite/Collagen Composite After Printing with Three-Dimensional Bioprinting” di depan khalayak internasional. Dalam makalahnya, Nurbaiti memaparkan bahwa oleh karena besarnya kebutuhan perancah dan cangkok tulang seiring dengan meningkatnya jumlah kelainan tulang yang terjadi secara umum, maka ia meneliti morfologi, dimensi deviasi, penyusutan, dan kekerasan dari material hidroksiapatit (HA)/komposit kolagen yang menyerupai tulang manusia. HA dicetak menggunakan three-dimensional bioprinting berbasis ekstrusi dengan kecepatan pencetakan 10 mm/menit dan tinggi lapisan 0.5 mm, dengan komposisi HA dan material kolagen 70% dan 30%, agar menyerupai tulang alami manusia. Produk dari penelitian ini yang diproduksi menggunakan teknologi 3D printing nantinya dapat membantu kebutuhan perancah dan cangkok tulang bagi para penderita kelainan tulang.

Selain ICMTA 2024, digelar sekaligus juga The 13th International Conference on Nanostructures, Nanomaterials, and Nanoengineering 2024 (ICNN 2024) di lokasi yang sama. Selain Nurbaiti, ICMTA 2024 juga menghadirkan beberapa pembicara, antara lain Prof. Umemura Kazuo dari Tokyo University of Science yang menjelaskan tentang Migration of Livings: from Diatom Gliding Phenomenon in Microchambers to Human Activities with STEPN Web3.0 Application Software, Prof. Mikio Ito dari Fukui University of Technology yang menjelaskan tentang Fabrication of Diamond Particle Dispersed Metal Matrix Composites by Spark Plasma Sintering (SPS) for High Thermal Conductive Materials, dan Prof. Chih-Lang Lin dari Central Taiwan University of Science and Technology yang menjelaskan tentang Study of the Factors on Controlling Cured Layer Thickness in DLP 3D Printing. Melalui ICMTA 2024, Nurbaiti menyatakan bahwa ia memperoleh ilmu yang bermanfaat tentang aplikasi material dan teknologi yang digunakan pada saat ini. Selain itu, ia juga memperoleh relasi dari banyak negara yang semakin membuka peluang untuk berbagai kolaborasi di masa mendatang.

Tim Reactics Chem-E-Car UGM Duduki Posisi Top 7 Global Performance pada AIChE Annual Chem-E-Car Competition di Amerika Serikat

Tim Reactics Chem-E-Car UGM kembali menorehkan pencapaian gemilang di ajang bergengsi kompetisi Chem-E-Car (Chemical Engineering Car) yang diselenggarakan oleh American Institute of Chemical Engineerings (AIChE) telah selesai diselenggarakan pada 25-28 Oktober silam di San Diego Convention Center, California, Amerika Serikat dengan menempati peringkat 7 secara global, sekaligus menjadikannya sebagai peringkat kedua di tingkat Asia setelah berhasil mengalahkan 51 kompetitor dari negara lainnya. Kompetisi ini merupakan kegiatan tahunan yang melibatkan mahasiswa dari berbagai belahan dunia untuk mendesain dan membangun prototipe mobil bertenaga sumber energi kimia, yang akan berjalan dengan aman dan berhenti pada jarak tertentu.

Dalam kompetisi AIChE Annual Chem-E-Car Competition, peserta menunjukkan kebolehan mobil hasil rancangannya dan dinilai melalui beberapa uji kriteria, seperti concept, safety, presentasi, dan race. Menurut Muhammad Manaf Romli (Teknik Mesin 2021) sebagai salah satu anggota tim, kriteria yang paling menantang adalah kriteria race. “Penilaian terberat di bagian ketepatan jaraknya, yaitu semakin mendekati jarak yang ditentukan, maka poinnya semakin tinggi, sehingga jarak yang ditempuh harus semakin akurat jika ingin poinnya besar,” tutur Romli. Sebagai informasi, penyelenggara menentukan bahwa jarak yang harus ditempuh oleh peserta adalah 26,62 meter, sedangkan jarak yang dapat ditempuh oleh mobil hasil karya tim Reactics Chem-E-Car UGM adalah 25,57 meter.

Ikhlasul Amal Abda’i (Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika, Fakultas MIPA) selaku Ketua Tim menjelaskan bahwa Tim Reactics Chem-E-Car UGM telah melakukan riset mendalam dan uji coba ekstensif sejak Maret hingga Oktober 2024 untuk menyiapkan tim dalam menghadapi kompetisi. “Kompetisi ini jadi kesempatan pertama kami untuk bersaing secara langsung dengan universitas-universitas top dunia. Dengan berbagai persiapan, dari awal kami yakin bisa memberikan usaha terbaik dan bersaing di level global,” jelas Ikhlasul dihubungi secara daring, Selasa (12/11). Muhammad Andriano Hasnam (Departemen Teknik Nuklir dan Fisika) selaku manajer tim menyatakan bahwa meskipun menghadapi tantangan eksternal yang sangat berbeda dari Indonesia, seperti zona waktu, suhu, dan berbagai kondisi limitasi lainnya, tim mampu memberikan performa yang membanggakan. “Mereka cepat beradaptasi dengan sangat baik secara fisik dan mental, sehingga bisa tampil prima dan solid dalam setiap tahapan kompetisi,” tutur Andriano yang juga dihubungi secara daring, Selasa (12/11).

Kesuksesan Tim Reactics Chem-E-Car UGM saat itu juga tidak luput dari dukungan para dosen pembimbing, yaitu Budhijanto, ST., MT., Ph.D., IPM, Addin Suwastono, S.T., M.Eng., Mokhammad Fajar Pradipta, S.Si., M.Eng., dan Robertus Dimas Dhewangga Putra, S.T., M.Eng., PhD. Andriano juga mengucapkan terima kasih kepada TEKAGAMA (Alumni Teknik Kimia Gadjah Mada) sebagai sponsor dan donatur yang memberangkatkan tim untuk mengikuti kompetisi di Amerika Serikat. Meski tidak ikut berangkat ke Amerika Serikat, Romli sangat bersyukur bisa berkontribusi dalam mempersiapkan mobil karya timnya sebelum dilombakan di kompetisi. “Bagi saya sendiri, ini merupakan pengalaman yang berharga. Salah satu kesempatan yang mungkin tidak akan tercapai jika saya tidak kuliah di sini. Saya juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari departemen, fakultas, dan universitas yang sudah memberangkatkan tim kami,” pungkas Romli.

Disadur dengan perubahan seperlunya dari: https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-raih-prestasi-internasional-pada-ajang-kompetisi-chem-e-car-di-amerika-serikat/

Narasumber wawancara: Muhammad Manaf Romli (Teknik Mesin 2021)

PLN ICE 2024: Universitas Gadjah Mada Raih Juara 1 dalam Kompetisi Rancang Bangun Gokart Listrik

Tim SEMAR RACING KART TEAM UGM raih Juara di PLN ICE 2024, kompetisi inovasi kelistrikan nasional, menunjukkan inovasi mahasiswa UGM di bidang teknologi energi. Tim SEMAR RACING KART TEAM dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih Juara 1 dalam kategori rancang bangun gokart listrik dan Juara 2 Balap Gokart listrik yang diselenggarakan di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor Jawa Barat pada tanggal 5-7 November 2024. Lomba yang bertajuk “Innovation and Competition in Electricity” ini merupakan ajang tahunan yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk berkompetisi dalam inovasi teknologi di bidang kelistrikan yang diikuti oleh 52 tim dari perguruan tinggi seluruh Indonesia. Kompetisi ini melibatkan 31 perguruan tinggi dari Jawa dan 21 perguruan tinggi luar Jawa.

General Manager PT PLN Puslitbang Mochamad Soleh, mengatakan, ajang PLN ICE Kategori Rancang Bangun Gokart Listrik ini merupakan rangkaian peringatan Hari Listrik Nasional ke-79 dan sekaligus bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN atau PLN Peduli. “Melalui kegiatan PLN ICE 2024, kami mengajak para akademisi dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk menunjukan inovasi terbaiknya pada kompetisi rancang bangun gokart listrik,” ujar Soleh, dalam keterangan resminya.

Pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras dan dedikasi tim SEMAR RACING KART TEAM UGM dalam menciptakan solusi inovatif yang mendukung pengembangan sektor kelistrikan di Indonesia, prinsip-prinsip desain kendaraan listrik, menguasai teknologi komponen kendaraan listrik, pemahaman terhadap regulasi sesuai standar keamanan yang berlaku.. Semoga keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkompetisi di ajang nasional maupun internasional.

Selamat kepada Tim SEMAR RACING KART TEAM UGM!
Anggota team: Muhammad Idham Novanto / ketua (Teknik Mesin 2020), Muhammad Zuhdi (Teknik Mesin 2022), Muhammad Raihan Tsani (Teknik Mesin 2022), Dwi Fikri Mustakim (Teknik Mesin 2021), Arvian Naufal Zufar (Teknik Mesin 2020), dan Hannan Nur Muhammad (Teknik Elektro 2021)
Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Jayan Sentanuhady, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng.

source:
PLN Bikin Kompetisi Bikin Gokart Listrik Antar Mahasiswa
PLN ICE 2024: Universitas Gadjah Mada Raih Juara 1 dalam Kompetisi Rancang Bangun Gokart Listrik – Pantau.com
PLN gelar kompetisi rancang gokart listrik antar perguruan tinggi

Tekun Berproses dan Terus Belajar melalui Lomba bersama Alif

Juara merupakan tradisi bagi Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, sebuah tradisi yang dilestarikan oleh semua unsur yang terdapat di departemen, mulai dari dosen, mahasiswa, hingga tenaga kependidikan. Bukan merupakan hal baru bila tersiar kabar bahwa civitas akademika DTMI UGM menjadi juara di suatu lomba atau memperoleh penghargaan, seperti mahasiswa Teknik Industri Angkatan 2021 bernama Muhammad Alif Rahman.

Alif bersama dengan timnya berjaya membawa nama Teknik Industri UGM dengan menjadi juara pada 3 kompetisi tingkat nasional sekaligus di bulan Oktober 2024, yaitu Kahforward Innovation Competition 2024 (juara 2 dan The Most Innovative Project Winner), Sebelas Maret Business Case Competition 2024 (juara 1 dan The Most Problem Solving Winner), dan UI Innovation War Business Case Competition 2024 (First Runner Up (juara harapan 1)). Meski 3 kompetisi tersebut melaksanakan tahap akhir pada bulan Oktober, Alif menginformasikan bahwa sebenarnya tahapan awal dan semifinalnya sudah berlangsung sebelum Oktober, seperti kompetisi Kahforward yang dimulai pada bulan Juni, Sebelas Maret Business Case Competition di bulan Agustus, dan UI Innovation War pada bulan Agustus juga. Mengenai 3 lomba yang dimenangkan, Alif menyatakan bahwa ketika ia memperoleh info lomba-lomba yang mengangkat business case tersebut, ia   langsung menghubungi teman-temannya di Teknik Industri karena dalam perkuliahan, Teknik Industri juga menyinggung tentang bisnis. Oleh karena 3 kompetisi yang dimenangkan Alif dan tim bersifat terbuka untuk semua disiplin, meski Alif dan tim seluruhnya merupakan mahasiswa Teknik Industri, mereka tidak segan untuk menimba ilmu dari mahasiswa yang berasal dari disiplin-disiplin ilmu lain yang berkaitan dengan kompetisi business case. “Aku merasa ini bisa dikerjakan teman-teman Teknik Industri sehingga aku mengajak teman-teman untuk ikut, tetapi jika kami melihat cakupan business case yang luas dan ada yang di luar bidang Teknik Industri, kami juga meminta pendapat teman-teman dari fakultas-fakultas lain,” tutur Alif.

Dalam berproses selama mengikuti lomba secara berkelompok, tentu dinamika tidak dapat dihindari. Alif menyatakan bahwa ketika sedang mengerjakan business case selama 1-2 minggu dan melaksanakan brainstorming, kemudian terjadi dinamika dalam kelompoknya, ia merasa cukup terbantu dengan ketentuan tim dalam kompetisi business case yang diharuskan beranggotakansebanyak 3 orang. “Jika anggotanya ada 3 orang dan terdapat perbedaan pendapat antara anggota 1 dengan yang lain, maka ada yang bisa menjadi penengah untuk kemudian bersama-sama mencari solusi terbaik, dengan mengambil insight dari masing-masing anggota untuk kemudian dicari jalan tengahnya,” ujarnya. Alif juga mengakui bahwa dalam berproses, masing-masing anggota juga belajar untuk saling mengalah, terutama apabila terdapat ide anggota lain yang dirasa lebih baik untuk menyelesaikan persoalan dalam lomba jika dibandingkan dengan idenya sendiri setelah melaksanakan diskusi. “Kita ada tahap pengumpulan ide, kemudian diskusi untuk menentukan kelemahan dan kelebihan ide masing-masing, sehingga ide-ide yang belum sesuai dengan kebutuhan penyelesaian lomba ini akan kami eliminasi. Harapannya adalah masing-masing anggota juga bisa berbesar hati jika idenya belum dapat digunakan,” tambahnya. Alif menuturkan bahwa komunikasi yang baik dari semua anggota kelompok menjadi kunci penting agar dapat menyelesaikan tantangan lomba dengan baik. “Kita tentukan, semisal hari ini tidak bisa mengerjakan, kita bisa bicarakan mengapa tidak bisa dan kapan waktu yang semua anggota bisa,” jelasnya.

Alif sendiri sudah tidak asing dengan dunia lomba. Sejak SMP ia sudah mengikuti banyak perlombaan, mulai dari lomba kepramukaan, karya tulis ilmiah, dan business case ketika ia berkuliah di Teknik Industri. “Ketika kuliah ketemu business case, aku merasa ini hal baru dan seru kalau ditekuni, sehingga jika aku belum mencapai achievement paling tinggi di business case, aku akan coba terus,” tutur Alif. Aktif mengikuti kompetisi memungkinkan Alif untuk bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang, terutama dengan peserta lain dan juga top company yang menjadi penyelenggara kompetisi sehingga bisa memperluas relasi. Meski begitu, Alif menyatakan bahwa oleh karena diperlukan ketekunan dalam mengikuti lomba, maka kesediaan mengikuti lomba diserahkan kepada mahasiswa masing-masing, “Semua tergantung apakah seseorang mau belajar hal baru atau tidak, bisa tekun atau tidak, dan apakah mengikuti lomba adalah hal yang menarik bagi dia,” jelasnya.

 Kuliah Teknik Industri yang mencakup banyak bidang membuatnya membutuhkan sebuah ajang untuk penerapan, dan menurut Alif, mengikuti lomba adalah salah satunya. “Ketika di kuliah, kita terpaku dengan sistem, semisal kita ada masalah, maka tahap penyelesaiannya sudah ada. Dalam lomba, kita bisa melakukan eksplorasi dengan lebih bebas, bukan hanya bidang ilmu Teknik Industri saja, namun juga bidang-bidang ilmu lain yang terkait,” tuturnya. Dengan memahami konsep-konsep sederhana dari bidang ilmu lain, Alif juga menemukan manfaat untuk mengumpulkan bekal guna menghadapi dunia kerja yang bersifat majemuk divisi dan bidangnya.

Saat ditanya mengenai pesan kepada adik-adik tingkatnya yang tertarik untuk mengikuti lomba, Alif menyatakan agar berani mencoba. “Lomba ada banyak macamnya, mulai dari lomba keindustrian, lomba business case, dan lomba-lomba yang lain, sehingga di tahun-tahun awal akan lebih baik jika mencoba berbagai bidang lomba. Jika sudah dicoba semua, maka bisa membuat prioritas untuk mengikuti lomba-lomba yang dirasa menarik dan dapat diikuti,” tuturnya. Alif juga menyarankan untuk sesering mungkin mengikuti seminar keilmuan dalam rangka mencari pembimbing yang bisa memandu dalam mengerjakan lomba, terutama lomba business case. Sebagai penutup, Alif berpesan agar mahasiswa menekuni proses yang berjalan dan agar tidak cepat puas dengan apa yang telah diperoleh. “Jika kita sudah mendapat pencapaian yang tinggi, maka kita harus berusaha untuk mendapatkan yang lebih tinggi lagi,” pungkasnya.

Dosen DTMI Hadiri Konferensi Bidang Teknologi Manufaktur di Nanjing, Tiongkok

Dua Dosen DTMI Prof. Dr. Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng., bersama dengan Prof. Dr. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM. ASEAN Eng., dan Prof. Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D. (DTETI) menghadiri undangan “The Conference on Intelligent Manufacturing Technology and Equipment” di Nanjing, Tiongkok pada Sabtu hingga Kamis (29-31/10) minggu ini. Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi riset antara Nanjing University of Aeronautics and Astronautics (NUAA) dengan Fakultas Teknik melalui Engineering Research and Innovation Center (ERIC). Dalam konferensi ini, para peserta berdiskusi mengenai berbagai inovasi terbaru di bidang teknologi manufaktur cerdas dan peralatan, serta peluang kolaborasi riset yang dapat dikembangkan antara kedua institusi.

Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara NUAA dan Fakultas Teknik UGM, serta membuka peluang baru untuk penelitian bersama yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perkembangan teknologi manufaktur di masa depan. Selain itu, kolaborasi ini juga diharapkan dapat mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui pengembangan teknologi manufaktur cerdas dan peralatan, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) yang tecermin dalam kerja sama global antara NUAA dan UGM.

Dengan demikian, kunjungan ini tidak hanya memperkuat hubungan akademis dan riset antara kedua institusi, tetapi juga berkontribusi pada upaya global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

source: Prof. Tumiran Hadiri Konferensi Bidang Teknologi Manufaktur di Nanjing, Tiongkok – jteti ft ugm

Semar UGM Menyabet Dua Piala Juara 1 Kategori Urban Listrik dan Prototype Listrik Kompetisi Mobil Hemat Energi 2024

Jakarta, 9 Oktober 2024 – Tim Semar Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) 2024. Dalam kompetisi yang digelar pada 5-10 Oktober 2024 di Jakarta International E-Prix Circuit, Ancol, Tim Semar berhasil membawa pulang dua gelar juara 1 pada kategori Urban Listrik dan Prototype Listrik.

Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) adalah ajang bergengsi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan Balai Pengembangan Talenta Indonesia dan Pusat Prestasi Nasional.

Pada tahun ini, kompetisi diikuti oleh 60 tim dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Tim Semar UGM berhasil mencapai prestasi luar biasa dengan capaian efisiensi 298,8 km/kWh di kategori Urban Listrik dan 938 km/kWh di kategori Prototype Listrik. Prestasi ini menjadi pencapaian baru bagi Tim Semar, khususnya karena tahun ini merupakan tahun pertama Tim Semar menurunkan kendaraan di kelas Urban Listrik dan sekaligus mencatatkan kemenangan berturut-turut dalam dua tahun terakhir di kelas Prototype listrik.

Keberhasilan ini menjadi bukti nyata dari inovasi dan komitmen para mahasiswa UGM yang berasal dari berbagai disiplin ilmu teknik. Dalam kategori Urban Listrik, Tim Semar memperkenalkan kendaraan listrik hemat energi yang didesain modern serta ramah lingkungan, dengan fokus pada efisiensi energi tinggi dan emisi nol. Di kategori Prototype Listrik, tim mengembangkan kendaraan ringan berteknologi futuristik yang mampu menempuh jarak jauh dengan konsumsi energi minimal.

“Kami sangat bersyukur dan bangga atas pencapaian ini. Kemenangan ini merupakan hasil kerja keras seluruh anggota tim, dukungan dosen pembimbing, serta support penuh dari Universitas Gadjah Mada,” ujar Hans Tobias, Ketua Tim Semar. “Kami berharap inovasi ini bisa mendorong perkembangan teknologi kendaraan listrik di Indonesia yang lebih efisien dan ramah lingkungan.”

Keberhasilan Tim Semar semakin memperkuat posisi UGM sebagai universitas yang berperan aktif dalam pengembangan teknologi inovatif di Indonesia, khususnya di bidang kendaraan hemat energi. Setelah kemenangan ini, Tim Semar bertekad untuk terus mengembangkan inovasi mereka dan bersiap menghadapi tantangan kompetisi internasional berikutnya, yaitu Shell Eco-marathon Asia Pacific and the Middle East yang akan diselenggarakan di Qatar pada Februari 2025. Mereka berharap dapat kembali mengharumkan nama Indonesia di tingkat global dengan inovasi kendaraan hemat energi yang semakin canggih dan kompetitif. (Tim Semar/website: FT UGM)

Angkat Proyek Promosi Pariwisata Lombok, Mahasiswa Teknik Industri UGM Raih Juara 2 Project Management Challenge 2024

PROLOG Team mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Industri Universitas Gadjah Mada sukses meraih Juara 2 pada ajang Project Management Challenge 2024 yang diselenggarakan pada Senin (30/09). Perlombaan yang diselenggarakan setiap tahun oleh Project Management Institute – Indonesia Chapter ini merupakan kompetisi tingkat internasional, yang kali ini diadakan di Kota Malang, Jawa Timur pada tanggal 28 hingga 30 September 2024. Pada tahun ini, kompetisi ini membawakan tema “Smart Tourism: Exploring Solutions for Sustainable Development Goals”, dengan Grand Final diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia dan Malaysia.

“Senang dan terharu sekali rasanya dapat berpartisipasi dalam meraih gelar Juara 2 pada Project Management Challenge 2024 kali ini. Di tengah persaingan yang ketat dengan mahasiswa program sarjana dan magister di Indonesia dan Asia, kami tetap mampu membuktikan kualitas dan kerja sama tim kami. Tentunya, semua ini berkat doa dan dukungan dari orang-orang terdekat kami,” ungkap Gregor Dalton, leader dari PROLOG Team.

Dalam kompetisi Project Management Challenge 2024, PROLOG Team mengangkat proyek “MANDALIKA: Mobile Application for Discovering and Exploring Lombok Attraction”, yang diharapkan mampu memperkenalkan Lombok pada wisatawan mancanegara melalui berbagai event menarik, salah satunya MotoGP. Penyusunan perencanaan proyek tersebut juga dibantu oleh Ir. Hilya Mudrika Arini, Ph.D. dan Ir. Sinta Rahmawidya Sulistyo, Ph.D. sebagai dosen pembimbing. Pada tahap Grand Final, berbagai masukan dari dewan juri yang berpengalaman mampu menyempurnakan ide dan pemahaman para peserta terkait implementasi manajemen proyek dalam dunia profesional.

Selain mempresentasikan proyek MANDALIKA tersebut, PROLOG Team juga harus menyusun ide dan rencana proyek baru berdasarkan hasil observasi dan analisis secara langsung pada Kampung Warna Warni Jodipan dan Kampung Tridi di Kota Malang. Mereka dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyusun ide proyek yang akan diterima secara langsung oleh Pemerintah Kota Malang. “Hal ini sangat challenging karena kita harus menyusun ide dan rencana proyek secara matang hanya dalam waktu 1 malam atau kurang dari 12 jam sehingga kami tidak memiliki waktu tidur dan istirahat,” ungkap Muthi Amalia, anggota PROLOG Team dan mahasiswa Fast Track Teknik Industri UGM.

Hasil tidak mengkhianati usaha, PROLOG Team mampu meraih gelar Juara 2 pada ajang Project Management Challenge 2024, di mana hal tersebut menandakan bahwa Program Studi Sarjana Teknik Industri UGM mampu mempertahankan gelar juaranya sejak Project Management Challenge 2023 silam. Harapannya, mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Industri UGM mampu berpartisipasi kembali pada Project Management Challenge 2025 yang akan diadakan di Kota Yogyakarta dan mampu merebut gelar juara 1 nantinya.

Artikel: Gregor Dalton Maranatha Lekatompessy
Penyunting: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.
Narahubung: Gregor Dalton Maranatha Lekatompessy (087705727327)

Teladan Semangat Riset Tiada Henti M. Akhsin Muflikhun, Ph.D.

Masih banyak yang beranggapan bahwa memperoleh gelar Doktor artinya mahasiswa telah purna dalam melaksanakan studinya. Tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa menyelesaikan studi doktoral, usai pula dalam riset dan menuntut ilmu. Di antara banyak orang yang bepikir demikian, masih ada insan yang tidak pernah merasa cukup dengan menuntaskan gelar doktornya dan berdedikasi tinggi untuk selalu melaksanakan riset.

 Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, M. Akhsin Muflikhun, Ph.D. baru saja memperoleh pencapaian berupa menjadi salah satu dari 7 dosen UGM dan 150 orang dari seluruh Indonesia yang masuk dalam pemeringkatan World’s Top 2 Percent Scientist 2024 yang dirilis oleh Stanford University dan Elsevier. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan Dr. Akhsin, pemeringkatan World’s Top 2 Percent Scientist disusun berdasarkan jumlah publikasi riset dan sitasi oleh Stanford University, dengan mengacu pada kanal-kanal basis data riset seperti Scopus (yang diterbitkan oleh Elsevier), Google Scholar, dan Researchgate, dan juga melihat pengaruh yang diberikan oleh riset yang dilakukan. Dr. Akhsin sendiri memiliki 106 publikasi riset dengan 797 sitasi di jurnal internasional terindeks Scopus dan pada kanal Google Scholar, Dr. Akhsin memiliki 1013 sitasi, dengan bidang riset terkait synthesis nanomaterials, failure analysis, mechanics of materials, composite structures, dan hybrid laminates, sehingga dinilai layak untuk masuk dalam jajaran pemeringkatan World’s Top 2 Percent Scientist 2024. Salah satu publikasi terbaru Dr. Akhsin, Promising CO2 gas sensor application of zinc oxide nanomaterials fabricated via HVPG technique yang terbit di Heliyon tahun 2024 hasil kolaborasi dengan  Prof. Santos dari Physics Department, DLSU, Filipina yang berfokus pada inovasi sensor gas berbahan nanomaterials yang praktis dan dapat dibawa dengan mudah.

Saat ditanya mengenai apakah ada riset unggulan yang dimiliki, Dr. Akhsin mengaku ia tidak mempunyai riset unggulan. “Sebagai peneliti, sepanjang hidup kita sebagai periset, kita berusaha untuk memperoleh magnum opus atau karya tertinggi. Terkadang ketika kita sudah menganggap karya A sebagai magnum opus, bisa jadi kita bisa menemukan karya lain yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga kita berusaha semua karya kita adalah magnum opus,”  tutur Dr. Akhsin. Mencontohkan penelitiannya dengan Prof. Santos, Dr. Akhsin masih memiliki keinginan untuk mengembangkan riset HVPG menjadi VVPG sehingga akan terus ada inovasi pengembangan. Dr. Akhsin membagikan sebuah motivasi dari sensei atau profesor pembimbing doktoral ketika ia menempuh studi di Jepang, bahwa lulus S3 tidak berarti itu adalah suatu pencapaian, dengan ibarat bahwa hal tersebut sama halnya dengan menyelesaikan masa training. “Kehidupan researcher baru akan dimulai ketika lulus S3, sehingga pengembangan ilmu yang sudah ada merupakan tantangan yang dimiliki setelah lulus,” jelas Dr. Akhsin. Dr. Akhsin menceritakan ketika pulang usai menuntaskan studi S3 dan membawa semangat tinggi untuk memulai kehidupan sebagai peneliti, situasi di kampus DTMI dan UGM secara keseluruhan masih sepi karena bertepatan dengan tingginya wabah COVID 19, namun memasuki tahun-tahun berikutnya, mulai banyak mahasiswa yang bergabung menjadi mahasiswa DTMI, baik dari program studi sarjana, magister, maupun doktor. Dengan banyaknya mahasiswa, Dr. Akhsin memberikan sebuah kunci sukses sebagai seorang peneliti, yaitu dengan menjaga konektivitas dengan mahasiswa, karena tentu sebagai peneliti, jika sendiri, memiliki banyak keterbatasan, namun dengan menjaga konektivitas dengan mahasiswa sebagai mitra riset melalui motivasi dan inspirasi, sehingga mahasiswa dapat memiliki rasa “haus” akan penelitian. Dr. Akhsin juga menanamkan kepada mahasiswa bahwa pencapaian tertinggi bukanlah sertifikat, melainkan publikasi jurnal ilmiah.

Berkenaan dengan minat riset dari mahasiswa, Dr. Akhsin menegaskan bahwa mahasiswa di Indonesia dan luar negeri memiliki karakter yang berbeda, sehingga penanganannya pun harus berbeda. Dr. Akhsin mencontohkan bahwa untuk mahasiswa sarjana, perlu ditanamkan bahwa pemeringkatan, pembelajaran, dan pencapaian, semuanya harus dicapai dan dilaksanakan secara individual agar muncul semangat, dan untuk mahasiswa pascasarjana adalah dengan menanamkan bahwa tidak perlu menghasilkan karya terlalu bersar, karena lebih baik menelurkan karya yang sedikit berbeda, namun hal itu adalah suatu kebaruan. Menutup wawancara, Dr. Akhsin meminjam kutipan dari Pandji Pragiwaksono, bahwa sedikit berbeda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik. “Sebisa mungkin, carilah sesuatu yang beda, karena sesuatu yang beda itu pasti terlihat,” pungkas Dr. Akhsin.