Arsip:

SDGs 4

Tekun Berproses dan Terus Belajar melalui Lomba bersama Alif

Juara merupakan tradisi bagi Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, sebuah tradisi yang dilestarikan oleh semua unsur yang terdapat di departemen, mulai dari dosen, mahasiswa, hingga tenaga kependidikan. Bukan merupakan hal baru bila tersiar kabar bahwa civitas akademika DTMI UGM menjadi juara di suatu lomba atau memperoleh penghargaan, seperti mahasiswa Teknik Industri Angkatan 2021 bernama Muhammad Alif Rahman.

Alif bersama dengan timnya berjaya membawa nama Teknik Industri UGM dengan menjadi juara pada 3 kompetisi tingkat nasional sekaligus di bulan Oktober 2024, yaitu Kahforward Innovation Competition 2024 (juara 2 dan The Most Innovative Project Winner), Sebelas Maret Business Case Competition 2024 (juara 1 dan The Most Problem Solving Winner), dan UI Innovation War Business Case Competition 2024 (First Runner Up (juara harapan 1)). Meski 3 kompetisi tersebut melaksanakan tahap akhir pada bulan Oktober, Alif menginformasikan bahwa sebenarnya tahapan awal dan semifinalnya sudah berlangsung sebelum Oktober, seperti kompetisi Kahforward yang dimulai pada bulan Juni, Sebelas Maret Business Case Competition di bulan Agustus, dan UI Innovation War pada bulan Agustus juga. Mengenai 3 lomba yang dimenangkan, Alif menyatakan bahwa ketika ia memperoleh info lomba-lomba yang mengangkat business case tersebut, ia   langsung menghubungi teman-temannya di Teknik Industri karena dalam perkuliahan, Teknik Industri juga menyinggung tentang bisnis. Oleh karena 3 kompetisi yang dimenangkan Alif dan tim bersifat terbuka untuk semua disiplin, meski Alif dan tim seluruhnya merupakan mahasiswa Teknik Industri, mereka tidak segan untuk menimba ilmu dari mahasiswa yang berasal dari disiplin-disiplin ilmu lain yang berkaitan dengan kompetisi business case. “Aku merasa ini bisa dikerjakan teman-teman Teknik Industri sehingga aku mengajak teman-teman untuk ikut, tetapi jika kami melihat cakupan business case yang luas dan ada yang di luar bidang Teknik Industri, kami juga meminta pendapat teman-teman dari fakultas-fakultas lain,” tutur Alif.

Dalam berproses selama mengikuti lomba secara berkelompok, tentu dinamika tidak dapat dihindari. Alif menyatakan bahwa ketika sedang mengerjakan business case selama 1-2 minggu dan melaksanakan brainstorming, kemudian terjadi dinamika dalam kelompoknya, ia merasa cukup terbantu dengan ketentuan tim dalam kompetisi business case yang diharuskan beranggotakansebanyak 3 orang. “Jika anggotanya ada 3 orang dan terdapat perbedaan pendapat antara anggota 1 dengan yang lain, maka ada yang bisa menjadi penengah untuk kemudian bersama-sama mencari solusi terbaik, dengan mengambil insight dari masing-masing anggota untuk kemudian dicari jalan tengahnya,” ujarnya. Alif juga mengakui bahwa dalam berproses, masing-masing anggota juga belajar untuk saling mengalah, terutama apabila terdapat ide anggota lain yang dirasa lebih baik untuk menyelesaikan persoalan dalam lomba jika dibandingkan dengan idenya sendiri setelah melaksanakan diskusi. “Kita ada tahap pengumpulan ide, kemudian diskusi untuk menentukan kelemahan dan kelebihan ide masing-masing, sehingga ide-ide yang belum sesuai dengan kebutuhan penyelesaian lomba ini akan kami eliminasi. Harapannya adalah masing-masing anggota juga bisa berbesar hati jika idenya belum dapat digunakan,” tambahnya. Alif menuturkan bahwa komunikasi yang baik dari semua anggota kelompok menjadi kunci penting agar dapat menyelesaikan tantangan lomba dengan baik. “Kita tentukan, semisal hari ini tidak bisa mengerjakan, kita bisa bicarakan mengapa tidak bisa dan kapan waktu yang semua anggota bisa,” jelasnya.

Alif sendiri sudah tidak asing dengan dunia lomba. Sejak SMP ia sudah mengikuti banyak perlombaan, mulai dari lomba kepramukaan, karya tulis ilmiah, dan business case ketika ia berkuliah di Teknik Industri. “Ketika kuliah ketemu business case, aku merasa ini hal baru dan seru kalau ditekuni, sehingga jika aku belum mencapai achievement paling tinggi di business case, aku akan coba terus,” tutur Alif. Aktif mengikuti kompetisi memungkinkan Alif untuk bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang, terutama dengan peserta lain dan juga top company yang menjadi penyelenggara kompetisi sehingga bisa memperluas relasi. Meski begitu, Alif menyatakan bahwa oleh karena diperlukan ketekunan dalam mengikuti lomba, maka kesediaan mengikuti lomba diserahkan kepada mahasiswa masing-masing, “Semua tergantung apakah seseorang mau belajar hal baru atau tidak, bisa tekun atau tidak, dan apakah mengikuti lomba adalah hal yang menarik bagi dia,” jelasnya.

 Kuliah Teknik Industri yang mencakup banyak bidang membuatnya membutuhkan sebuah ajang untuk penerapan, dan menurut Alif, mengikuti lomba adalah salah satunya. “Ketika di kuliah, kita terpaku dengan sistem, semisal kita ada masalah, maka tahap penyelesaiannya sudah ada. Dalam lomba, kita bisa melakukan eksplorasi dengan lebih bebas, bukan hanya bidang ilmu Teknik Industri saja, namun juga bidang-bidang ilmu lain yang terkait,” tuturnya. Dengan memahami konsep-konsep sederhana dari bidang ilmu lain, Alif juga menemukan manfaat untuk mengumpulkan bekal guna menghadapi dunia kerja yang bersifat majemuk divisi dan bidangnya.

Saat ditanya mengenai pesan kepada adik-adik tingkatnya yang tertarik untuk mengikuti lomba, Alif menyatakan agar berani mencoba. “Lomba ada banyak macamnya, mulai dari lomba keindustrian, lomba business case, dan lomba-lomba yang lain, sehingga di tahun-tahun awal akan lebih baik jika mencoba berbagai bidang lomba. Jika sudah dicoba semua, maka bisa membuat prioritas untuk mengikuti lomba-lomba yang dirasa menarik dan dapat diikuti,” tuturnya. Alif juga menyarankan untuk sesering mungkin mengikuti seminar keilmuan dalam rangka mencari pembimbing yang bisa memandu dalam mengerjakan lomba, terutama lomba business case. Sebagai penutup, Alif berpesan agar mahasiswa menekuni proses yang berjalan dan agar tidak cepat puas dengan apa yang telah diperoleh. “Jika kita sudah mendapat pencapaian yang tinggi, maka kita harus berusaha untuk mendapatkan yang lebih tinggi lagi,” pungkasnya.

Semangat Berkompetisi Tanpa Henti dari Danu, Yoga, dan Adhika

Dalam menjalani masa perkuliahan, selain belajar untuk memperoleh nilai yang baik, mahasiswa juga perlu untuk mengasah berbagai keterampilan yang tidak diajarkan di dalam kelas.  Banyak cara yang bisa dilakukan oleh mahasiswa, salah satunya dengan mengikuti berbagai macam lomba, seperti yang dilaksanakan oleh Danu Ari Wibowo, Yoga Sanjaya , dan Adhika Pramudia Kirana; mahasiswa Teknik Mesin UGM angkatan 2022 berikut.

Danu dan tim berhasil menjuarai Lomba Esai Ilmiah dalam perhelatan “Pekan Ilmiah Nasional” yang diselenggarakan Universitas Lampung pada 14-15 September 2024, dengan pencapaian Best Paper dan Best Presentation, menjadikan mereka Juara Umum mengungguli peserta dari berbagai universitas, seperti Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan ITERA. “Sejak bulan Agustus kami sudah mulai membuat abstrak dan diserahkan pada tanggal 20 Agustus. Kemudian sekitar 1 atau 2 minggu setelah itu, kami menerima pengumuman finalisnya yang akan presentasi secara luring di Universitas Lampung pada 14 September,” tutur Danu. “Setelah kami mengirim abstrak dan dinilai menarik, kami membuat  full paper untuk dipresentasikan dengan sesi tanya jawab selama 10 menit,” papar Adhika. Dalam paper yang dibuat oleh tim Danu, Yoga, dan Adhika, topik yang diangkat adalah mengenai mengubah sampah plastik menjadi senyawa zeolit dalam rangka mengurangi penumpukan sampah plastik sekaligus mengurangi emisi gas karbon dioksida.  

Selain Lomba Esai Ilmiah di Universitas Lampung, Danu, Yoga, dan Adhika juga sering menjadi juara dalam berbagai lomba, antara lain National Essay Competition (NEC) Integrated Youth Renewable Energy Festival (IYREF) di ITB pada Mei 2024, Business Plan Competition Integrated Youth Renewable Energy Festival (IYREF) di ITB pada bulan yang sama, Speech Competition – Prokontra x Development Course Telkom University 2024 juga di bulan yang sama, dan Speech Competition in National English Skills Competition UIN Mahmud Yunus Batusangkar 2024 pada Agustus 2024. Danu menyatakan bahwa pada setiap jenjang sekolahnya, ia sudah sering mengikuti lomba. “Jadi sekolah itu nggak cuma datang, belajar terus pulang, tapi dari SD pasti ikut beberapa lomba, SMP ikut lomba, SMA ikut lomba, jadi di kuliah ini karena ada semangat dari sekolah jadi keterusan,” papar Danu.  Yoga memaparkan hal serupa bahwa sudah sejak SMA ia mengikuti lomba-lomba OSN dan karya tulis ilmiah dan kebetulan dalam perjalanan tersebut ia beberapa kali bertemu dengan Danu. “Ternyata pas di kuliah satu prodi, yaudah kita jadi partner lomba karya tulis ilmiah, dan saya mendapat manfaat terutama kepenulisan, karena membantu untuk nanti mengerjakan tugas akhir,” jelas Yoga. Adhika mengungkapkan alasan yang berbeda, bahwa ia mengikuti banyak lomba untuk memperkaya portofolio. “Saya punya keinginan untuk S2 ke luar negeri, dan dari yang saya baca portofolio bisa menjadi penguat pada saat seleksi. Selain itu, karena saya suka membaca, saya rasa perlu untuk dikeluarkan dalam bentuk tulisan, dengan melatih cara berpikir kritis dan juga dalam bentuk lisan berupa latihan speaking,” tutur Adhika.

Ketika ditanya mengenai manfaat apa yang diperoleh selama mengikuti lomba, Adhika mengatakan bahwa memperoleh pengalaman yang berharga menjadi manfaat yang berharga. “Bisa berdinamika dengan kelompok, bertemu dengan banyak orang dan pergi ke kota lain, sehingga saya bersyukur bisa diberi kesempatan untuk ikut lomba,” jelas Adhika. Di luar manfaat yang diperoleh, Adhika menerangkan bahwa komitmen untuk disiplin menjadi tantangan dalam dinamika tim lomba. “Kita sudah membuat timeline dengan deskripsi pekerjaan-pekerjaannya, yang sampai saat ini saya pribadi masih berusaha untuk lebih disiplin dalam pemenuhannya,” ucap Adhika. Danu menambahkan manajemen waktu juga menjadi tantangan yang dihadapi dalam mengerjakan persoalan lomba secara individu. “Kita ada yang kuliah, ada yang ikut organisasi, dengan segala tugasnya, sehingga kami harus mengorbankan waktu yang seharusnya bisa istirahat atau main untuk mengerjakan lomba,” terang Danu. Mengenai perbedaan dalam kelompok, Yoga menyatakan bahwa dalam kelompok, terdapat tantangan untuk mengkombinasikan ide-ide dari anggota tim. “Kita kan tim, harus satu tujuan. Meski beda pemikiran, kita harus menyatukan ide dari semua anggota,” ucap Yoga. Dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada, Adhika menjelaskan bahwa menurunkan ego dan bersikap objektif diperlukan dalam mencapai tujuan untuk bersama-sama belajar dan bertumbuh. Sebagai pesan penutup, Yoga berpesan kepada teman-teman atau adik tingkat yang tertarik untuk mengikuti lomba agar jangan takut gagal dan totalitas dalam mengikuti lomba. “Dalam kegagalan, pasti ada sesuatu yang kita dapat dan manfaatkan untuk ke depannya,” tutur Yoga. Danu menuturkan hal yang senada, bahwa lebih baik menyesal mencoba dibanding menyesal karena tidak mencoba. “Selama masih ada kesempatan dan waktu, tidak ada salahnya untuk mencoba. Perkara lolos atau tidak, itu urusan belakangan,” jelas Danu. Adhika menambahkan bahwa penting untuk mengambil risiko dengan terukur agar bisa mengambil keputusan lebih tepat. Danu memberi pesan pemungkas bahwa mahasiswa Teknik Mesin perlu membuka cakrawala pandangan agar tidak terpaku pada tim-tim lomba yang sudah ada dan populer sehingga bisa mengikuti lomba-lomba lain yang sesuai dengan bakat dan minatnya, dengan begitu juga akan menambah ragam prestasi yang ada.

IMT Atlantique Paparkan Informasi Master of Science dalam “Sharing Session”

Program Studi Magister Teknik Industri Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Departemen Teknik Kimia dan Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika mengadakan Sharing Session dengan mengundang IMT Atlantique Perancis pada Rabu (30/10), bertempat di Meeting Room 1 Gedung Prof. Roosseno Soerjohadikoesoemo – Smart and Green Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik UGM.

Sharing Session kali ini mengundang mahasiswa Program Studi Magister Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Nuklir, dan Teknik Fisika, serta mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Teknik Industri. IMT Atlantique dengan diwakili oleh Francois Keo selaku International Development Manager memberikan paparan informasi mengenai program Double Degree Magister yang dapat diambil oleh mahasiswa UGM. Untuk mahasiswa Teknik Industri, Francois memaparkan bahwa mahasiswa dapat mengambil Master of Science dengan konsentrasi Management and Optimization of Supply Chains and Transport. Sebagai bagian dari kolaborasi FICEM (French Indonesian Consortium in Engineering and Management), Francois menyatakan bahwa program Double Degree antara UGM dan IMT Atlantique maupun program-program kerja sama dengan UGM lainnya sudah berjalan selama kurang lebih 9 tahun dan tahun depan akan merayakan tahun yang ke-10. “Kerja sama yang terjalin berjalan dengan sangat baik. Kami mendapat pendanaan dari program Erasmus dua kali, lalu terdapat juga program “Nusantara Phd.” Antara IMT Atlantique dan UGM, kami juga mengembangkan banyak proyek bersama, dan juga banyak alumni program kami di bidang Teknik Industri, Teknik Nuklir, dan sekarang bidang Lingkungan dan Energi. Bisa dikatakan kerja sama antara kedua universitas sangat baik dan UGM adalah partner yang sangat berharga,” tutur Francois.  Francois menambahkan bahwa meski FICEM bermula dengan fokus Teknik Industri dan Teknik Nuklir, saat ini IMT Atlantique juga membuka kesempatan bagi mahasiswa dari program studi lain, salah satunya Teknik Mesin, untuk dapat mendaftar pada program Magister 2 tahun yang berfokus pada Project Management for the Environmental & Energy Engineering (PM3E) dengan kuliah dibawakan dalam Bahasa Inggris secara penuh.

Program Magister yang ditawarkan oleh IMT Atlantique memiliki skema 1 tahun pertama studi dan pada semester kedua pada tahun kedua, mahasiswa akan melaksanakan internship selama 6 bulan penuh di perusahaan/industri atau melaksanakan riset di laboratorium. Bagi mahasiswa yang tertarik untuk mendaftar beasiswa, IMT Atlantique saat ini menerima mahasiswa yang memperoleh beasiswa LPDP.

Meski saat ini program yang ditawarkan oleh IMT Atlantique terbatas pada mahasiswa pascasarjana, Francois menyatakan bahwa IMT Atlantique memiliki rencana untuk membuka program-program untuk mahasiswa program sarjana di waktu-waktu mendatang, salah satunya adalah International Undergraduate Program (IUP) yang terbuka juga bagi mahasiswa di UGM.

Teladan Semangat Riset Tiada Henti M. Akhsin Muflikhun, Ph.D.

Masih banyak yang beranggapan bahwa memperoleh gelar Doktor artinya mahasiswa telah purna dalam melaksanakan studinya. Tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa menyelesaikan studi doktoral, usai pula dalam riset dan menuntut ilmu. Di antara banyak orang yang bepikir demikian, masih ada insan yang tidak pernah merasa cukup dengan menuntaskan gelar doktornya dan berdedikasi tinggi untuk selalu melaksanakan riset.

 Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, M. Akhsin Muflikhun, Ph.D. baru saja memperoleh pencapaian berupa menjadi salah satu dari 7 dosen UGM dan 150 orang dari seluruh Indonesia yang masuk dalam pemeringkatan World’s Top 2 Percent Scientist 2024 yang dirilis oleh Stanford University dan Elsevier. Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan Dr. Akhsin, pemeringkatan World’s Top 2 Percent Scientist disusun berdasarkan jumlah publikasi riset dan sitasi oleh Stanford University, dengan mengacu pada kanal-kanal basis data riset seperti Scopus (yang diterbitkan oleh Elsevier), Google Scholar, dan Researchgate, dan juga melihat pengaruh yang diberikan oleh riset yang dilakukan. Dr. Akhsin sendiri memiliki 106 publikasi riset dengan 797 sitasi di jurnal internasional terindeks Scopus dan pada kanal Google Scholar, Dr. Akhsin memiliki 1013 sitasi, dengan bidang riset terkait synthesis nanomaterials, failure analysis, mechanics of materials, composite structures, dan hybrid laminates, sehingga dinilai layak untuk masuk dalam jajaran pemeringkatan World’s Top 2 Percent Scientist 2024. Salah satu publikasi terbaru Dr. Akhsin, Promising CO2 gas sensor application of zinc oxide nanomaterials fabricated via HVPG technique yang terbit di Heliyon tahun 2024 hasil kolaborasi dengan  Prof. Santos dari Physics Department, DLSU, Filipina yang berfokus pada inovasi sensor gas berbahan nanomaterials yang praktis dan dapat dibawa dengan mudah.

Saat ditanya mengenai apakah ada riset unggulan yang dimiliki, Dr. Akhsin mengaku ia tidak mempunyai riset unggulan. “Sebagai peneliti, sepanjang hidup kita sebagai periset, kita berusaha untuk memperoleh magnum opus atau karya tertinggi. Terkadang ketika kita sudah menganggap karya A sebagai magnum opus, bisa jadi kita bisa menemukan karya lain yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga kita berusaha semua karya kita adalah magnum opus,”  tutur Dr. Akhsin. Mencontohkan penelitiannya dengan Prof. Santos, Dr. Akhsin masih memiliki keinginan untuk mengembangkan riset HVPG menjadi VVPG sehingga akan terus ada inovasi pengembangan. Dr. Akhsin membagikan sebuah motivasi dari sensei atau profesor pembimbing doktoral ketika ia menempuh studi di Jepang, bahwa lulus S3 tidak berarti itu adalah suatu pencapaian, dengan ibarat bahwa hal tersebut sama halnya dengan menyelesaikan masa training. “Kehidupan researcher baru akan dimulai ketika lulus S3, sehingga pengembangan ilmu yang sudah ada merupakan tantangan yang dimiliki setelah lulus,” jelas Dr. Akhsin. Dr. Akhsin menceritakan ketika pulang usai menuntaskan studi S3 dan membawa semangat tinggi untuk memulai kehidupan sebagai peneliti, situasi di kampus DTMI dan UGM secara keseluruhan masih sepi karena bertepatan dengan tingginya wabah COVID 19, namun memasuki tahun-tahun berikutnya, mulai banyak mahasiswa yang bergabung menjadi mahasiswa DTMI, baik dari program studi sarjana, magister, maupun doktor. Dengan banyaknya mahasiswa, Dr. Akhsin memberikan sebuah kunci sukses sebagai seorang peneliti, yaitu dengan menjaga konektivitas dengan mahasiswa, karena tentu sebagai peneliti, jika sendiri, memiliki banyak keterbatasan, namun dengan menjaga konektivitas dengan mahasiswa sebagai mitra riset melalui motivasi dan inspirasi, sehingga mahasiswa dapat memiliki rasa “haus” akan penelitian. Dr. Akhsin juga menanamkan kepada mahasiswa bahwa pencapaian tertinggi bukanlah sertifikat, melainkan publikasi jurnal ilmiah.

Berkenaan dengan minat riset dari mahasiswa, Dr. Akhsin menegaskan bahwa mahasiswa di Indonesia dan luar negeri memiliki karakter yang berbeda, sehingga penanganannya pun harus berbeda. Dr. Akhsin mencontohkan bahwa untuk mahasiswa sarjana, perlu ditanamkan bahwa pemeringkatan, pembelajaran, dan pencapaian, semuanya harus dicapai dan dilaksanakan secara individual agar muncul semangat, dan untuk mahasiswa pascasarjana adalah dengan menanamkan bahwa tidak perlu menghasilkan karya terlalu bersar, karena lebih baik menelurkan karya yang sedikit berbeda, namun hal itu adalah suatu kebaruan. Menutup wawancara, Dr. Akhsin meminjam kutipan dari Pandji Pragiwaksono, bahwa sedikit berbeda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik. “Sebisa mungkin, carilah sesuatu yang beda, karena sesuatu yang beda itu pasti terlihat,” pungkas Dr. Akhsin.

“PT. Sucofindo Cabang Semarang Goes To Campus” Kenalkan  K3L dan SMK3 dalam Industri

Bekerja sama dengan PT. Sucofindo cabang Semarang, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) FT UGM mengadakan kuliah tamu bertajuk “PT. Sucofindo Cabang Semarang Goes To Campus” pada Sabtu (21/09), bertempat di Ruang Sidang A-1 DTMI FT UGM. Kuliah tamu menghadirkan pembicara dari kalangan praktisi dan terbuka bagi mahasiswa Teknik Industri dan Teknik Mesin UGM. Materi Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) menjadi topik besar dalam kuliah tamu, dengan peserta mahasiswa Teknik Industri yang sedang menempuh  mata kuliah K3L dan mahasiswa Teknik Mesin yang sedang menempuh mata kuliah Tribologi.

Kuliah tamu dibuka dengan penyampaian sambutan oleh Ketua Program Studi (Kaprodi) Sarjana Teknik Industri UGM, Dr.Eng. Titis Wijayanto, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan mengenai company profile PT. Sucofindo cabang Semarang oleh Kepala Bidang (Kabid) Inspeksi Pengujian, Wahyu Prabowo, S.Hut., sebagai perwakilan dari manajemen PT. Sucofindo. Memasuki agenda utama, materi mengenai K3L disampaikan oleh Nurrina Riska Amalia, S.K.M, M.K.K.K. selaku QSHE Officer PT. Sucofindo cabang Semarang. Nurrina memaparkan bahwa kecelakaan dalam dunia kerja sangat mungkin terjadi apabila K3L tidak memperoleh perhatian khusus, dengan kerugian bukan hanya diderita oleh korban kecelakaan kerja, namun juga perusahaan. Dalam materinya, Nurrina menjelaskan bahwa kerugian yang ditanggung oleh perusahaan dalam peristiwa kecelakaan kerja rupanya cukup besar, karena mencakup berbagai hal selain biaya pengobatan, salah satunya adalah perbaikan atau penggantian alat yang rusak akibat kecelakaan. Oleh karena besarnya dampak yang ditimbulkan oleh karena pengabaian K3L, Nurrina menegaskan perlu adanya SMK3 yang terorganisir di dalam perusahaan guna  menerapkan K3L dengan optimal sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012 atau ISO 45001, sehingga bisa mencegah munculnya potensi bahaya demi meminimalisir risiko kecelakaan kerja.

Diwawancara di lokasi kuliah tamu, dosen DTMI UGM sekaligus Kepala Laboratorium Ergonomika dan anggota tim Task Force SMK3 FT UGM, Ardiyanto, Ph.D. menyatakan bahwa dalam kuliah tamu kali ini, mahasiswa mendapatkan berbagai macam insight mengenai penerapan K3L di dunia industri, karena dalam perkuliahan mahasiswa lebih banyak memperoleh aspek teoretis. “Mahasiswa wajib mengetahui tentang K3L karena berdasar body of knowledge Teknik Industri, salah satu unsur pembentuknya adalah safety atau keselamatan, sehingga apabila seseorang ingin lulus sebagai sarjana Teknik Industri, dia harus memahami K3L, sehingga kuliah tamu ini menambah khazanah ilmu sebagai bekal untuk lulus sebagai sarjana Teknik Industri,” tutur Ardiyanto. Ardiyanto menambahkan bahwa alumni Teknik Industri UGM banyak yang berkarir di bidang K3L, baik sebagai safety officer dan safety staff di perusahaan. Mewakili manajemen PT. Sucofindo cabang Semarang, Wahyu Prabowo, S.Hut. menyatakan bahwa kuliah tamu “PT. Sucofindo Cabang Semarang Goes To Campus” selain memberikan materi K3L kepada mahasiswa juga bertujuan mengenalkan eksistensi PT. Sucofindo kepada mahasiswa, khususnya Teknik Industri. “Secara keilmuan, Teknik Industri sangat relevan dengan kebutuhan tenaga kerja PT. Sucofindo dan secara bidang banyak bersinggungan, terutama di bidang K3L,” jelas Wahyu. Wahyu menambahkan dengan adanya “PT. Sucofindo Cabang Semarang Goes To Campus”, mahasiswa akan mengenal PT. Sucofindo secara umum dan nantinya akan muncul peluang untuk bergabung dengan PT. Sucofindo. “Sebagai kampus pencetak calon pemimpin, apabila sudah memahami pentingnya K3L, maka Indonesia bisa berbudaya K3L lebih awal daripada yang ditargetkan pemerintah,” pungkas Nurrina.

Kembangkan Canting Cap ABS-EBC, Joni Setiawan Raih Gelar Doktor dalam Ujian Terbuka

Program Studi (Prodi) Doktor Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) FT UGM mengadakan Ujian Terbuka Promosi Doktor untuk Joni Setiawan, S.T., M.Eng. pada Rabu (18/09), bertempat di Ruang Sidang A1 DTMI FT UGM. Dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor kali ini, tim penguji yang menguji disertasi dari promovendus adalah Prof.Ir. Budi Hartono, S.T., M.PM., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (Ketua Tim Penguji) Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (Promotor, Anggota), Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (Ko-Promotor, Anggota), Ir. Isananto Winursito, M.Eng., Ph.D. (Ko-Promotor, Anggota), Prof.Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (Penilai 1, Anggota), Prof.Dr.Ir. Gesang Nugroho, S.T., M.T. (Penilai 2, Anggota), Dr. Susilo Adi Widyanto, S.T., M.T. (Penguji Eksternal dari Departemen Teknik Mesin Universitas Diponegoro, Anggota), dan Prof. Dr. Ing. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM, ASEAN Eng. (Pengelola Program Studi, Anggota). Selain tim penguji, turut hadir 2 penanya kehormatan, yaitu Budi Setiawan, S.T., M.M selaku Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan Batik, Kementerian Perindustrian dan Afif Syakur selaku Ketua III Paguyuban Pecinta Batik Sekarjagad.

Mengangkat judul disertasi “PENGEMBANGAN CANTING CAP BATIK DENGAN MENGAPLIKASIKAN TEKNOLOGI ADDITIVE MANUFACTURING DAN ELECTROFORMING”, Joni memperoleh pencapaian nilai disertasi A, masa studi 3 tahun 10 bulan 9 hari, memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00, dan telah mempublikasikan hasil penelitiannya di 3 jurnal bereputasi tinggi “Geoheritage & Park”, 1 proceeding internasional terindeks scopus, 1 Jurnal Nasional, dan 1 proceeding nasional. “Ujian Terbuka Promosi Doktor ini merupakan bentuk apresiasi khusus dari Program Studi Doktor Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada atas kualitas didertasi yang sangat baik, serta capaian akademik lainnya sehingga dipandang layak untuk dipromosikan melalui forum Ujian Terbuka Promosi Doktor ini,” tutur Ketua Tim Penguji, Prof. Ir. Budi Hartono, S.T., M.PM., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. saat membuka Ujian Terbuka Promosi Doktor.

Berangkat dari bertumbuh pesatnya industri batik, khususnya batik cap, namun terdapat tantangan dari rendahnya perajin canting cap, biaya pembuatan canting cap yang mahal, dan teknologi pembuatan canting cap yang sederhana sehingga produktivitasnya rendah, Joni merancang sebuah canting cap dengan bahan yang harganya lebih terjangkau dan dapat diproduksi dalam waktu yang lebih singkat. Penggunaan teknologi fused deposition modelling dan electroplating dalam pembuatan canting cap berbahan dasar ABS-EBC dapat memproduksi canting cap dengan performa menempati peringkat kedua setelah canting cap berbahan dasar tembaga. Secara keandalan, canting cap berbahan dasar ABS-EBC dapat digunakan untuk pengecapan lebih dari 80 potong kain berukuran 200 mm x 115 mm dengan kerusakan minor. Produksi dari canting cap berbahan ABS-EBC memakan waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan canting cap berbahan tembaga, dengan canting cap ABC-EBC diproduksi dalam 46 jam dan memakan biaya Rp691.206,00.

Oleh karena pencapaian yang sangat baik, maka Joni Setiawan dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude (Dengan Pujian) dan dianugerahi gelar Doktor.

Dalam pesan sebagai Promotor, Muhammad Kusumawan Herliansyah, Ph.D. menyatakan bahwa oleh karena Dr. Joni telah menjadi bagian dari alumni UGM, maka nama baik UGM telah menjadi tanggung jawab Dr. Joni. “Nama baik UGM agar Pak Joni jaga dengan menjaga perilaku, ucapan, dan menjaga keputusan, karena keputusan kecil yang Pak Joni ambil dapat berdampak besar pada orang lain maupun umat manusia,” tambah Dr. Herli. Dr. Herli juga berpesan agar Dr. Joni selalu menimba ilmu dan menjaga silaturahmi dengan keluarga besar UGM.

Ujian Terbuka Promosi Doktor untuk Dr. Joni Setiawan ditutup dengan foto bersama tim penguji dan keluarga Dr. Joni, dilanjutkan dengan jamuan makan.

Kembali Selenggarakan “Sinau Bareng DTMI”, DTMI Angkat Topik  Soft Robotics

Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) FT UGM Kembali menyelenggarakan “Sinau Bareng DTMI” yang telah sampai pada seri ke-14 dengan mengangkat tema “Active Smart Materials for Soft Robots”, bertempat di Ruang Sidang A-1 DTMI FT UGM pada Kamis (12/09). Materi Sinau Bareng DTMI kali ini dibawakan oleh Prof. Shingo Maeda dari Department of Mechanical Engineering, Tokyo Institute of Technology, Jepang dan jalannya acara dipandu oleh Dr. Ardi Wiranata sebagai moderator.

Dalam paparannya, Prof. Maeda memberikan beberapa contoh penelitian-penelitian di bidang robotik yang telah dilaksanakan oleh Prof. Maeda yang berkolaborasi dengan kolega peneliti dari berbagai negara dan universitas. Prof. Maeda memperlihatkan bahwa banyak penelitian dan pengembangan robot yang sudah dilakukan menghasilkan robot-robot yang, meski banyak memberikan bantuan dalam hidup manusia, masih memiliki banyak ruang untuk berkembang, antara lain gerakannya yang masih kaku dan belum mampu mereplikasi kemampuan gerak dari manusia dan bahan dasar yang masih didominasi oleh logam dan teknologi konvensional yang perlu dilakukan pemutakhiran. Penggunaannya dalam berbagai bidang, termasuk medis , melahirkan sebuah teknologi robotik yang dikenal dengan istilah “soft robotics”, sebuah teknologi robot yang menggunakan bahan yang lebih fleksibel dengan teknologi yang lebih cerdas. Penggunaan bahan-bahan yang lebih fleksibel memungkinkan soft robots untuk mereplikasi gerakan tubuh manusia dengan lebih baik. Penggunaan bahan-bahan seperti serat-serat filamen banyak dilakukan demi mereplikasi gerakan otot manusia dengan lebih presisi Prof. Maeda memberikan beberapa contoh penggunaan soft robots yang telah diterapkan, antara lain sebagai kerangka luar yang dapat membantu pasien dengan kondisi medis yang membatasi pergerakan mereka dan alat yang membantu peneliti laut dalam untuk mengangkut objek-objek penelitian yang membutuhkan penanganan dengan kehati-hatian yang lebih ekstra.

Pemaparan dalam Sinau Bareng DTMI kali ini juga memberikan berbagai persamaan-persamaan matematis yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami bahan cerdas yang digunakan dalam pembuatan dan pengembangan soft robots. Setelah sesi presentasi Prof. Maeda usai, mahasiswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang telah diberikan atau hal lain yang berkaitan dengan penelitian dan juga studi lanjut. “Tujuan kita adalah untuk memahami, dengan cara melihat sebuah konsep dari sisi yang dapat dengan lebih mudah dipahami, karena memahami dan merancang adalah dua hal yang berbeda,” pungkas Prof. Maeda. Setelah sesi Sinau Bareng DTMI usai, Prof. Maeda tetap ada di Ruang Sidang A-1 untuk melaksanakan agenda selanjutnya, yaitu diskusi potensi penelitian bersama dengan mahasiswa Program Doktor Teknik Industri UGM.

Tim Reactics Chem-E Car UGM Juara I AIChE Chem-E Car Regional Competition 2024

Reactics Chem-E Car Universitas Gadjah Mada kembali mengukir prestasi gemilang di kancah nasional dalam kompetisi AIChE Chem-E Car Regional Competition 2024 di PEM Akamigas, Cepu, Jawa Tengah pada 30-31 Agustus 2024. Tim Reactics Chem-E Car UGM berhasil meraih 1st Place Race Chem-E Car Competition dan 1st Runner Up Chem-E Car Poster Award. Tim Reactics Chem-E Car UGM di bawah bimbingan Budhijanto, ST., MT., Ph.D., IPM, Addin Suwastono, S.T., M.Eng., Mokhammad Fajar Pradipta, S.Si., M.Eng., dan Robertus Dimas Dhewangga Putra, S.T., M.Eng., PhD. ini diketuai oleh Ikhlasul Amal Abda’i (Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika) dan beranggotakan empat orang, yaitu Isaac Varado (Departemen Teknik Kimia), Muhammad Alvin Sofyan (Departemen Teknik Kimia), Muhammad Manaf Romli (Departemen Teknik Mesin dan Industri), serta Oktavianus Stevian Angelino (Departemen Teknik Kimia). Selain itu, terdapat manager, Muhammad Andriano Hasnam (Departemen Teknik Nuklir dan Fisika) untuk membantu persiapan Tim Reactics dalam membuat rancangan kendaraan berbasis kimia yang ramah lingkungan dan efisien dalam menghasilkan energi.

Sebagai tuan rumah kompetisi regional dalam rangka student conference yang diselenggarakan oleh AIChE student chapter Indonesia tahun ini, Indonesia menyeleksi sebanyak 15 universitas peserta hingga terpilih 5 universitas yang bertanding di final, yaitu UGM, ITS, UPN Veteran Yogyakarta, UNS, dan UAD. Objektif dari kompetisi ini adalah peserta diminta untuk membuat sebuah mobil dengan ukuran compact yang dapat digerakkan menggunakan pendorong reaksi kimia dengan komposisi yang tepat sehingga dapat dijalankan pada lintasan dengan variasi panjang lintasan 15 sampai 30 meter. Memperolah nilai kumulatif tertinggi, Tim Reactics Chem-E Car UGM berhasil memperoleh posisi terunggul dari 5 peserta yang bertanding dan terpilih sebagai juara I. Muhammad Manaf Romli menjelaskan bahwa setelah memenangkan tahap regional, nantinya Tim Reactics Chem-E Car UGM akan mengikuti event selanjutnya ke Amerika Serikat sebagai home base AIChE. “Sebagai juara I, Tim Reactics Chem-E Car UGM secara otomatis telah ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia untuk berangkat ke Amerika Serikat dan bertanding dengan peserta dari regional lain,” tutur Romli.

Ikhlasul Amal Abda’i menuturkan bahwa Tim Reactics Chem-E Car UGM telah melakukan riset panjang dan uji coba dari bulan Maret hingga bulan Agustus 2024 untuk kompetisi ini. “Banyak rintangan yang dilewati selama persiapan, tetapi kami bisa melewatinya dan menunjukkan dedikasi serta keahlian kami. Perlombaan ini menjadi perlombaan yang sangat berkesan karena semua tim bertanding secara sportif dan memberi perlawanan yang sangat ketat”, ujarnya. Ia menyampaikan bahwa menjadi pemenang dalam kompetisi ini merupakan hasil kerja keras Tim Reactics Chem-E Car UGM selama ini.

Romli menuturkan bahwa tuntutan objektif untuk membuat desain sampai produk mobil dengan ukuran compact dan bereksperimen dengan variabel-variabel yang dapat memengaruhi laju mobil, seperti reaksi bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk mendapat hasil yang akurat, dan juga proses manufaktur serta proses perakitan dari mobil lengkap dengan proses konversi reaksi kimia menjadi momentum kinetik menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh tim. “Kesannya bahagia dan senang, karena dari awal ikut komunitas dan menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama ini di Teknik Mesin ternyata bisa ada hasilnya, dan peluangan waktu untuk itu bisa memberikan sebuah pencapaian,” ungkapnya.

Sebagai penutup, Romli berpesan kepada adik tingkat Teknik Mesin  bahwa selama kuliah, terdapat banyak peluang lomba yang dapat dimanfaatkan. “Sekalipun terasa berat dan capek ikut lomba, jangan merasa itu sia-sia. Setiap pengalaman dan waktu yang berharga dapat dimanfaatkan sebetul-betulnya,” pungkasnya. Setelah memperoleh 1st place, Tim Reactics Chem-E Car UGM akan mengikuti kompetisi AIChE selanjutnya di Amerika Serikat pada Oktober 2024.

Sumber berita: wawancara Tim Humas DTMI dan laman web DTK
Sumber gambar: laman web DTK

Prof. Gesang Nugroho Luncurkan Pesawat Tanpa Awak “PALAPA S-1”

Dosen Teknik Mesin UGM, Prof. Dr. Ir. Gesang Nugroho, S.T., M.T.,  IPM. dan Tim Flying Object Research Center (FORCE) melaksanakan peluncuran produk riset berupa pesawat tanpa awak yang dinamai “PALAPA S-1”, pada Selasa (03/09), bertempat di Gedung Pancabrata Prof. Herman Johannes – Engineering Research and Innovation Center (ERIC), Fakultas Teknik UGM. PALAPA S-1 merupakan produk riset yang menjadi luaran kerja sama antara UGM dan industri dengan pendanaan dari LPDP.  Acara peluncuran turut mengundang beberapa tamu kehormatan, antara lain Rektor UGM, Kapolda DIY, Kepala Badan Intelijen Negara DIY, Komandan Lanud Adisutjipto dan Adi Sumarmo, Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalop) BNPB, Direktur PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (YPTI), Dekan Fakultas Teknik UGM, Direktur Penelitian UGM, dan Direktur Pengembangan Usaha UGM.

Dimulai sejak 2021 dengan menggandeng PT. YPTI sebagai mitra industri dalam pembuatan mold atau cetakan dari badan pesawat sekaligus mitra dalam pengajuan dana LPDP, dan setelah melewati berbagai macam proses pengembangan dan juga uji kelayakan, pesawat tanpa awak yang mengambil inspirasi namanya dari sumpah yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada (menyesuaikan dengan homebase penelitiannya di Universitas Gadjah Mada) ini akhirnya resmi diluncurkan untuk berbagai macam penggunaan. Peluncuran ditandai dengan pemotongan pita oleh Dekan Fakultas Teknik UGM,  Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng.. Prof. Gesang menyampaikan bahwa untuk saat ini, PALAPA S-1 akan difungsikan sebagai sarana pendeteksi dini kebakaran hutan. “Titik panas akan dideteksi oleh satelit, kemudian pesawat akan menuju titik panas untuk melakukan validasi bahwa titik panas tersebut adalah benar titik api untuk kemudian dilakukan pemadaman oleh tim pemadam, “ jelas Prof. Gesang. 

Mampu terbang selama 6 jam tanpa henti, PALAPA S-1 memiliki jangkauan telemetri sejauh 50 kilometer dan mapping seluas 3500 hektar, dan masih bisa ditambah lagi jangkauannya seiring dengan pengembangan perangkat yang dibawa oleh pesawat.  Prof. Gesang menambahkan bahwa pemanfaatan PALAPA S-1 juga dapat diterapkan pada ranah militer sebagai sarana pengintaian musuh, patroli laut, dan pengawasan perkebunan, dan setelah melakukan serangkaian partisipasi pameran, Prof. Gesang menginformasikan bahwa PALAPA S-1 sudah diminati oleh beberapa instansi, antara lain TNI AL dan juga Kepolisian Republik Indonesia. Guna memenuhi kebutuhan permintaan pengadaan PALAPA S-1, PT. Laksita Karya Dirga sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam manufaktur dan proses komersialisasi PALAPA S-1 dalam 3 bulan mampu untuk membuat sebanyak 7 sampai 10 unit dengan sistem pemesanan. Karena cetakan untuk PALAPA S-1 telah ada, maka proses produksi sudah bisa dilaksanakan, dengan pemesan saat ini adalah dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Untuk pengembangan lanjutan, PALAPA S-1 akan dilengkapi dengan sensor cerdas, sehingga pemantauan PALAPA S-1 dapat menjangkau area bawah tanah, dan juga akan dikembangkan PALAPA S-2 dengan ukuran lebih besar dan durasi terbang 12 jam .

Sebagai karya anak bangsa, PALAPA S-1 memiliki persentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30-40 persen, dan selanjutnya akan terus dilakukan peningkatan. Direktur Penelitian UGM, Prof. Dr. Mirwan Ushada, STP. M.App.Life.Sc. menyampaikan bahwa PALAPA S-1 memiliki potensi untuk terus dilakukan pengembangan dan dengan sedang berprosesnya perizinan dan sertifikasi, nantinya diharapkan akan mempererat kolaborasi antara universitas dengan industri. Hal senada disampaikan oleh Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., dengan menambahkan bahwa PALAPA S-1 dapat berkembang lebih baik dengan pengunaan satelit, sehingga akan lebih erat kolaborasi yang ada, terutama juga dengan pengguna (user). Acara peluncuran dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Sekretaris Direktorat Pengembangan Usaha UGM, Prof. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D. dengan narasumber Prof. Gesang Nugroho dan Ir. Muhammad Agung Bramantya, S.T., M.T., M.Eng., Ph.D. sebagai tim periset dan pengembang PALAPA  S-1. Sesi diskusi membuka kesempatan bagi hadirin tamu undangan untuk menanyakan segala macam informasi yang berkenaan dengan PALAPA S-1. Pada sesi diskusi tersebut, Kepala BIN Daerah DIY Brigjen TNI Rachmad Pudji Susetyo menyatakan bahwa spesifikasi yang dimiliki PALAPA S-1 sesuai dengan kebutuhan TNI untuk operasi pengintaian.

Dosen Teknik Industri UGM Bagikan Penerapan Capstone Design dalam Webinar “Capstone Design: Guide and Best Practice”

BKSTI Pusat mengadakan Webinar “Capstone Design: Guide and Best Practice” yang ditujukan untuk umum dan civitas akademisi Bidang Teknik Industri di Perguruan Tinggi di Indonesia pada Rabu (21/08), dihadiri kurang lebih 250 peserta dari kalangan akademisi Program Teknik Industri seluruh Indonesia. Capstone Design merupakan kursus atau proyek akhir yang dirancang untuk memungkinkan mahasiswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka pelajari selama studi mereka dalam suatu proyek nyata atau simulasi yang kompleks. Dosen Teknik Industri UGM,  Dr. Eng. Ir. Titis WIjayanto, S.T., M.Des., IPM., ASEAN Eng. menjadi pembicara dalam Webinar sebagai pemateri “Best Practice

Acara Webinar ini dipandu oleh Agustina Eunike., S.T., M.T., MBA sebagai MC acara Webinar dan dibuka oleh sambutan dari Ketua BKSTI, Nurhadi Siswanto. Ph.D.. Acara kemudian memasuki agenda utama Webinar, yaitu pemaparan materi dari Dr. Titis sebagai pembicara.

Dr. Titis dalam paparannya menyampaikan Capstone Design dalam kurikulum Teknik Industri adalah proyek akhir yang biasanya dilakukan pada tahun terakhir studi mahasiswa dan dirancang untuk mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai Capstone Design dalam konteks Teknik Industri.

Tujuan Utama Mata Kuliah Capstone Design ini yaitu :

  • Integrasi Pengetahuan: Capstone Design bertujuan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari, seperti manajemen rantai pasok, optimasi, produksi, manajemen kualitas, ergonomi, dan sistem informasi industri.
  • Pemecahan Masalah Nyata: Mahasiswa diberikan masalah yang nyata dari industri atau situasi simulasi yang menantang, yang membutuhkan solusi berbasis teknik.
  • Pengembangan Keterampilan Profesional: Selain keterampilan teknis, mahasiswa juga dilatih untuk mengembangkan soft skills, seperti kerja tim, manajemen proyek, komunikasi, dan presentasi.

Lebih lanjut, Dr. Titis menjelaskan bahwa di Prodi Teknik Industri UGM, pelaksaanan Capstone Design ini dalam bentuk Project Milestone pada Gambar dibawah ini :

Sumber : Materi Webinar  Capstone Design Project Milestone (Titis, 2024)

Pelaksanaan Project Milestone  dalam satu semester dibagi 4 milestone di tambah 1 milestone yaitu Debriefing dan UAS. Selain itu, pada setiap fase ada mentoring dan dilakukan penilaian oleh dosen pengampu guna memberikan feedback kepada mahasiswa terkait dengan proyek yang sedang dikerjakan. “Penerapan Capstone Design ini memiliki peran penting dalam memastikan bahwa lulusan Teknik Industri tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis tetapi juga kemampuan praktis untuk menerapkannya dalam situasi nyata,” ujar Dr. Titis pada akhir sesi.

Dalam sambutan pembukaan Webinar, Nurhadi menyatakan Webinar ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang dan juga aplikasi Capstone Design untuk diterapkan di masing-masing Prodi dan Departemen Teknik Industri perguruan tinggi di Indonesia agar memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan teknis, kepemimpinan, kolaborasi tim, serta kemampuan untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah di dunia nyata.