Arsip:

SDGs 13

Nina Seminarkan Hasil Analisis Komentar YouTube tentang Kendaraan Listrik

Seminar hasil penelitian berjudul “Analisis Data Komentar YouTube Tentang Kendaraan Listrik Menggunakan Topik Modeling dan Sentimen Analisis” yang dilakukan oleh Nina Yuli Purwanti, mahasiswa Program Magister Teknik Industri UGM, telah diselenggarakan pada Jumat (14/02), bertempat di Ruang Sidang A3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Penelitian ini bertujuan untuk menggali preferensi masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik melalui analisis data komentar YouTube, dengan pendekatan pemodelan topik dan analisis sentimen.

Dosen pembimbing, Ir. Subagyo, Ph.D., IPU., ASEAN.Eng., memberikan panduan yang mendalam dalam penelitian yang bertujuan untuk memetakan sentimen publik terhadap kendaraan listrik di Indonesia, terutama dalam konteks pengembangan teknologi dan adopsi kendaraan listrik. Dalam pemaparannya, Nina menyatakan bahwa meskipun Indonesia memiliki cadangan nikel yang melimpah sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik, tantangan terbesar yang dihadapi adalah menciptakan baterai yang efisien, terjangkau, dan ramah lingkungan. Pemerintah Indonesia juga telah mengambil langkah dengan memberikan subsidi pembelian kendaraan listrik sejak Maret 2023, namun tingkat adopsi kendaraan listrik masih rendah, hanya sekitar 4% dari total penjualan kendaraan roda empat pada 2024.

Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis utama: Latent Dirichlet Allocation (LDA) untuk pemodelan topik dan VADER (Valence Aware Dictionary and Sentiment Reasoner) untuk analisis sentimen. Data komentar YouTube terkait kendaraan listrik dikumpulkan, difilter, dan dianalisis untuk mengetahui perasaan masyarakat terhadap kendaraan listrik, serta mengidentifikasi isu-isu utama yang menjadi perhatian mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia secara umum memiliki sentimen positif terhadap kendaraan listrik. Melalui pemodelan topik, penelitian ini mengidentifikasi sepuluh tema utama dalam komentar-komentar tersebut, antara lain biaya kepemilikan, inovasi baterai, peran pemerintah, harga kendaraan, transportasi umum berbasis listrik, dan dampak lingkungan.

”Prioritas utama yang disuarakan masyarakat dalam pengembangan kendaraan listrik meliputi peningkatan masa pakai baterai, pengurangan waktu pengisian daya, dan penurunan biaya pembelian kendaraan,” papar Nina. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemangku kepentingan, terutama pemerintah dan industri kendaraan listrik, dalam merancang kebijakan dan strategi pengembangan kendaraan listrik yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Seminar ini juga melibatkan tiga penguji, yaitu:

  • Penguji 1: Ir. I Gusti Bagus Budi Dharma, S.T., M.Eng., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.
  • Penguji 2: Dr.Eng. Ir. Titis Wijayanto, S.T., M.Des., IPM., ASEAN Eng.
  • Penguji 3: Ir. Yun Prihantina Mulyani, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.

Dengan temuan penelitian ini, diharapkan dapat mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia, yang sejalan dengan tujuan SDGs terkait aksi perubahan iklim, penyediaan transportasi berkelanjutan, dan peningkatan kualitas lingkungan.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Alat Pirolisis Baterai Lithium-Ion Karya Yulius Solusi Pengolahan Baterai Bekas

Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin, Yulius Tomy Wijaya, melaksanakan ujian tesisnya di Ruang Sidang A-3, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Ujian ini dilaksanakan pada pukul pada Jumat (07/02) pukul 09.00 WIB dengan menghadirkan dua pembimbing tesis, yakni Dr. Budi Arifvianto, S.T., M.Biotech., dan Ardi Wiranata, S.T., M.Eng., Ph.D., serta dua penguji yang berkompeten, Ir. Muslim Mahardika, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., dan Muhammad Akhsin Muflikhun, S.T., MSME., Ph.D.

Tesis Yulius yang berjudul “Rancang Bangun Alat Pirolisis Baterai Lithium-Ion Tipe 18650 dengan Sistem Kontinu” bertemakan pengembangan alat pirolisis untuk mendaur ulang baterai lithium-ion tipe 18650. ”Baterai ini, yang banyak digunakan dalam berbagai perangkat elektronik modern seperti laptop, ponsel, dan kendaraan listrik, memiliki kapasitas penyimpanan energi tinggi, namun berisiko terhadap lingkungan apabila dibuang sembarangan,” papar Yulius.

Dalam penelitian ini, Yulius mengembangkan alat pirolisis berbasis sistem kontinu yang dirancang untuk menghilangkan komponen berbahaya seperti binder, separator, dan cairan elektrolit pada baterai bekas. Alat ini dirancang dengan menggunakan pipa stainless dan electric heater yang berfungsi untuk memanaskan baterai pada suhu 420°C dengan waktu tinggal 8 menit per baterai. Alat ini juga dilengkapi dengan sistem penghisap gas yang efektif untuk mengurangi emisi berbahaya selama proses.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat yang dikembangkan mampu bekerja optimal, dengan hasil simulasi menunjukkan faktor keamanan yang sangat baik sebesar 81,5 dan struktur alat yang aman dengan Von Mises maksimal sebesar 3,068 MPa. Selama pengoperasian, alat efektif dalam menghilangkan plastik, elektrolit, binder, dan separator dari baterai, menghasilkan material blackmass yang terpisah dengan baik.

Penelitian ini memiliki relevansi yang kuat terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam hal SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan SDG 13 (Perubahan Iklim). Dengan mengembangkan alat untuk mendaur ulang baterai lithium-ion, Yulius turut berkontribusi dalam mengurangi limbah berbahaya dan mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan baterai elektronik yang terus meningkat. Inovasi ini berpotensi mengurangi pencemaran dan risiko kebakaran atau ledakan yang dapat ditimbulkan oleh pembuangan baterai yang tidak sesuai prosedur.
Keberhasilan penelitian ini menjadi langkah penting dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan memberikan solusi konkret terhadap masalah pengelolaan baterai bekas.
Semoga dengan adanya penelitian ini, akan ada lebih banyak inisiatif yang mendukung pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

DTMI Gandeng Alumni dalam Riset Pengembangan Kereta Api Hybrid

Sebagai bentuk dedikasi dalam melakukan riset dan inovasi secara terus menerus, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM mengadakan Curah Gagasan dan Diskusi Kereta Api Barang Tipe Hybrid bersama dengan alumni Teknik Mesin (TM) UGM Angkatan 1967. Curah Gagasan yang diadakan pada Rabu (05/02) di Ruang Sidang A1 ini dihadiri oleh 3 orang alumni TM UGM angkatan 1967 yang ahli dalam bidang transportasi, yaitu Ir. Iwan Kusmarwanto, Ph.D. (Presiden Direktur PT Mataram Paint, Ahli Aerodinamika), Ir. Bambang Priambodo, MSME, IPM (Tenaga Ahli Energi dan Transportasi PT EMKA Rekayasa Energi), dan Ir. Dwi Rahardjo Sigit (Purna Tugas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kemenhub, Ahli Transportasi Udara) serta 6 orang dosen DTMI UGM, yaitu Ir. Fauzun, Ph.D., Ir. Indro Pranoto, Ph.D., Prof. Heru Santoso Budi Rochardjo, Dr.Eng. Ir. R. Rachmat A. Sriwijaya, S.T., M.T., D.Eng., IPM., ASEAN Eng., Dr. Hifni Mukhtar Ariyadi, dan Ardi Wiranata, Ph.D..

Iwan Kusmarwanto menyatakan bahwa 3 alumni yang diundang dalam Curah Gagasan ini merupakan tim yang sudah lama saling mengenal dan saling bekerja sama sehingga bisa selalu kompak. ”Kami selalu siap membantu bila UGM akan mengembangkan transportasi kereta api yang selalu diminati oleh orang banyak,” tuturnya. Sebagai ahli aerodinamika, Iwan mendorong perguruan tinggi untuk bisa selalu mengembangkan transportasi kereta api yang semakin maju teknologinya.

Paparan mengenai Kereta Api Barang Tipe Hybrid disampaikan oleh Bambang Priambodo. Berbekal pengalamannya yang luas dalam bidang kereta api maupun kereta listrik, Bambang membagikan informasi-informasi yang bermanfaat untuk pengembangan kereta hybrid. ”Dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional tahun 2020, oleh karena peningkatan jumlah sarana perkeretaapian juga meningkatkan kebutuhan bahan bakar yang berdampak pada peningkatan emisi gas buang, maka perlu diversifikasi penggunaan energi murah dan ramah lingkungan seperti gas atau listrik,” paparnya. Bambang menuturkan bahwa pada 2030, jalur utama kereta api antar kota akan menggunakan energi listrik dengan proporsi 90%. Bambang menjabarkan bahwa di Jerman sudah banyak menggunakan jaringan kereta listrik yang mengandalkan Listrik Aliran Atas (LAA). ”Kendala pembangunan LAA di Indonesia adalah minimnya minat penanam saham karena regulasi PLN yang tidak memperbolehkan penjualan daya listrik ke kereta api,” tuturnya. Selain minimnya penanam saham, kereta listrik dengan jaringan LAA juga memakan waktu lama dalam pembangunannya dan biaya yang besar untuk perawatannya. Oleh karena itu, Bambang memaparkan solusi untuk mengembangkan kereta dengan jalur tanpa LAA. ”Kereta tersebut nantinya akan beroperasi menggunakan hybrid diesel dan baterai, dengan lokomotif yang yang dirancang menggabungkan sistem penggerak mekanis dan cadangan daya listrik gerbong baterai,” tambah Bambang. Selain memaparkan rancangan tenaga kereta hybrid, dipaparkan juga penggunaan rem aerodinamis untuk kereta yang dapat menjaga rel dan roda dari aus dan kerusakan. ”Dengan berkembangnya kereta hybrid, nantinya bisa meningkatkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat di sekitar stasiun,” pungkas Bambang.

Ir. Fauzun Ph.D. mengucapkan terima kasih atas perkenanan alumni TM UGM 1967 untuk hadir dan berdiskusi bersama. ”Semoga hasil diskusi ini dapat membawa manfaat untuk transportasi perkeretaapian Indonesia,” tutupnya.

Proposal Penelitian Ajib Soroti Penerapan Sertifikasi Industri Hijau untuk Perusahaan Manufaktur

Ajib Haryanto mempresentasikan proposal penelitiannya dalam seminar proposal yang bertajuk “Analisis Faktor Penghambat Penerapan Sertifikasi Industri Hijau untuk Perusahaan Manufaktur di Indonesia” pada Jumat (31/01), bertempat di ruang M-11, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Presentasi Ajib didampingi oleh dosen pembimbing Ir. Agus Darmawan, S.T., M.S., Ph.D., IPM.

Seminar tersebut menghadirkan tiga penguji utama, yaitu Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN.Eng., Ir. Subagyo, Ph.D., IPU., ASEAN.Eng., dan Ir. Muh Arif Wibisono, S.T., M.T., D.Eng., IPM., ASEAN.Eng. yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap penelitian yang dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ajib Haryanto mengangkat isu penting terkait dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mengurangi dampak negatif sektor industri manufaktur terhadap lingkungan, khususnya dalam hal emisi gas rumah kaca. ”Sertifikasi Industri Hijau yang diperkenalkan sebagai bagian dari Green Manufacturing Practices (GMP) bertujuan untuk memitigasi dampak lingkungan tersebut. Namun, implementasi sertifikasi ini masih menghadapi berbagai kendala yang menghambat pencapaiannya secara optimal,” papar Ajib.

Melalui pendekatan metodologi Decision-Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) dan Interpretative Structural Modelling (ISM), penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penghambat yang dihadapi perusahaan manufaktur dalam menerapkan sertifikasi industri hijau dan merumuskan strategi yang tepat untuk mengatasinya. Penelitian ini juga melibatkan survei dengan kuesioner kepada para pakar dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, praktisi, dan regulator, yang hasilnya kemudian divalidasi melalui diskusi pakar.

Ajib berharap penelitian ini dapat memberikan rekomendasi strategis yang berguna bagi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan efektivitas penerapan Sertifikasi Industri Hijau, sekaligus membantu perusahaan manufaktur dalam mengatasi hambatan yang ada. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan mengenai manufaktur hijau di negara berkembang seperti Indonesia.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Penelitian Rooftop PV Hantarkan Dr. Yun Prihantina Mulyani Raih Insan UGM Berprestasi 2024

Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Ir. Yun Prihantina Mulyani, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., menjadi salah satu pemenang anugerah Insan UGM Berprestasi 2024 untuk kategori “Publikasi Terbaik Tema Perubahan Iklim dan Adaptasi Lingkungan 2024” dari 5 pemenang kategori penghargaan Bidang Publikasi Terbaik pada Rabu (13/11) bertempat di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM. Penghargaan tersebut diperoleh Dr. Yun melalui publikasinya yang berjudul “Analyzing Public Discourse on Photovoltaic (PV) Adoption in Indonesia: A Topic-Based Sentiment Analysis of News Articles and Social Media” yang diterbitkan oleh Elsevier B.V. dan memperoleh poin Impact Factor 9,8 dan h-Index 309. Dr. Yun menyatakan bahwa penganugerahan penghargaan dilaksanakan berdasar pangkalan data publikasi dosen yang dimiliki oleh universitas. “Jurnal dengan tema-tema yang telah ditentukan dipilih berdasarkan Impact Factor yang tinggi,” jelas Dr. Yun. Untuk angka h-Index, Dr. Yun menjelaskan bahwa salah satu indikator jumlah nilai yang diperoleh adalah jumlah sitasi dari publikasi yang dimiliki. “Semakin banyak yang mensitasi, maka semakin banyak yang menganggap bahwa penelitian itu relevan dan impactful. Selain itu, dengan terbitnya penelitian kita di jurnal higher impact, maka bisa dikatakan bahwa kualitas penelitian kita baik dan kesempatan untuk diseminasi hasil penelitian akan lebih baik lagi karena lebih banyak orang yang melihat,” tambah Dr. Yun.

Penelitian yang memenangkan penghargaan tersebut merupakan luaran hibah LPDP UKICIS yang merupakan kolaborasi antara Indonesia dan Inggris. Proyek penelitian LPDP UKICIS diketuai oleh Ir. Hilya Mudrika Arini, Ph.D. dengan anggota Ir. Yun Prihantina Mulyani, Ph.D., Prof. Budi Hartono, Dhyana Paramitha, S.T., M.Sc., dan Anas Saifurrahman, S.T., M.B.A., M.Sc.. Dalam hibah tersebut, terdapat beberapa work package yang tersedia bagi anggota hibah dan Dr. Yun mengambil work package yang berkaitan dengan public discussion mengenai rooftop PV atau panel surya yang saat ini sedang dalam proses adaptasi di Indonesia. Dalam penelitiannya, Dr. Yun berfokus pada aspek manusia pada konteks transisi energi. “Jika kita terlalu fokus pada teknologi dan mengabaikan aspek manusia sebagai pengguna, maka transisi energi akan sulit dilaksanakan, sehingga kami dari tim Teknik Industri UGM berfokus bagaimana manusia bisa menerima transisi energi,” tutur Dr. Yun. Pengambilan data dari penelitian tersebut bersumber dari media sosial dan media daring konvensional, dengan mencoba mengamati perbincangan publik berkaitan dengan adopsi rooftop PV untuk menemukan driver dan barrier dari pengadopsian rooftop PV.  

Melalui pengamatan yang dilaksanakan dengan mengamati komentar media sosial dan isi berita di media daring konvensional, Dr. Yun memperoleh data bahwa media daring konvensional cenderung bersikap sebagai pendukung program pemerintah dalam melaksanakan transisi energi melalui rooftop PV, namun di sisi lain juga memposisikan diri pada pihak yang netral saat berbicara mengenai investasi rooftop PV yang cukup tinggi nilainya bagi masyarakat akar rumput. Dari media sosial, diperoleh temuan bahwa komentar masyarakat berada pada spektrum negatif. Beberapa hal yang paling banyak disoroti masyarakat adalah terkait dengan biaya investasi awal dan perawatan yang cukup tinggi dan kontinuitas suku cadang. Masyarakat juga berharap alternatif teknologi yang lebih terjangkau tetapi efektif. Selain itu, banyak hasil tangkapan diskusi yang mengarah pada misinformasi. Misalnya, masyarakat menganggap bahwa dengan menggunakan rooftop PV akan menyebabkan kerusakan alat elektronik di rumah karena naik turunnya pasokan listrik. Padahal, PV ini akan diinstalasi dalam jaringan PLN, sehingga tegangannya stabil dan tidak akan merusak alat elektronik. Ada juga misinformasi lainnya yaitu masyarakat ragu mengadopsi rooftop PV karena sensitif terhadap petir. Padahal, PV ini sudah teruji tahan lama dan tangguh di berbagai jenis cuaca termasuk guntur atau badai petir. Meski memiliki kecenderungan untuk berada pada spektrum netral negatif, ditemukan bahwa beberapa elemen masyarakat sudah memliki kesadaran penggunaan rooftop PV sebagai bentuk energi yang lebih ramah lingkungan.  Secara garis besar, dapat ditarik pokok utama bahwa pemerintah belum memiliki regulasi atau peraturan  dan promosi kuat yang dapat mendorong adopsi rooftop PV. Komunikasi melalui media massa perlu fokus pada edukasi masyarakat untuk meminimalkan misinformasi yang menghalangi adopsi. Meski telah menemukan banyak hal dalam penelitian yang dilakukan, Dr. Yun menyatakan bahwa masih ada aspek motivasi dan emosional yang belum dapat ditangkap dari komentar-komentar di media sosial maupun pemberitaan di media daring konvensional. “Aspek emosional dapat ditangkap melalui survei, dan akan kita dalami di penelitian selanjutnya,” tuturnya. Dr. Yun menyatakan bahwa aspek motivasi adalah salah satu unsur penting dalam proses desain teknologi tepat guna.

Setelah penelitian hibah LPDP UKICIS ini berlangsung, Dr. Yun menginformasikan bahwa UGM  juga menjadi pemenang dalam sebuah konsorsium South East Asia – Europe Joint Funding Scheme for Research and Innovation (JFS)bekerja sama dengan Swiss, Jepang, dan Kamboja, sehingga penelitian mengenai rooftop PV akan terus berjalan per November 2024 hingga 3 tahun ke depan. Penelitian ini akan menempatkan Swiss dan Jepang sebagai leading countries dalam penggunaan PV, Indonesia pada posisi medium, dan Kamboja pada posisi low. Dari penelitian tersebut, diharapkan akan muncul luaran berupa business model yang dapat menjadi win-win solution bagi seluruh stakeholder. Selain itu, penelitian juga akan berusaha memetakan regulasi apa saja yang sudah mendukung transisi energi ke PV dan apa saja yang belum. UGM juga akan bekerja sama dengan Swiss dalam konsorsium tersebut guna menyusun predictive tools terkait dengan maintenance dari PV. “Sebelum terjadi kegagalan, kita sudah bisa menemukan komponen apa yang bermasalah, sehingga harapannya penggunaan PV akan bersifat jangka panjang dan sepadan dengan investasinya,” jelas Dr. Yun. Untuk tim penelitinya, kali ini konsorsium JFS diketuai oleh Dr. Yun dengan anggota tim merupakan ekstensi dari LPDP UKICIS. Sebagai pesan penutup bagi mahasiswa, Dr. Yun memberikan tips bahwa jika mahasiswa ingin mencoba menemukan permasalahan untuk diangkat ke penelitian, maka mahasiswa bisa lebih giat untuk mengunjungi kanal-kanal berita populer yang berbasis riset yang membahas riset dengan bahasa yang lebih kasual. “Jika mahasiswa pusing membaca jurnal, maka bisa mengunjungi media-media populer yang berbasis riset, karena informasi yang diperoleh sebagai hasil berselancar di mesin pencarian biasanya tidak melalui proses editorial dan kalaupun iya, bisa jadi itu hanya opini. Mengunjungi media berbasis riset bisa menjadi langkah pertama bagi mahasiswa untuk menemukan isu-isu yang relevan, yang kemudian didalami kembali di jurnal penelitian,” pungkas Dr. Yun.