Zida Hasna Faradisa, mahasiswa Program Fast Track Teknik Industri UGM mengadakan seminar hasil penelitian yang berjudul ”Evaluasi Strategi Pengolahan Sampah Popok Bayi Sekali Pakai: Studi Kasus Provinsi Yogyakarta” pada Kamis (20/02), bertempat di Ruang Sidang A-2 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM.
Zida Hasna Faradisa, mahasiswa yang didampingi oleh dosen pembimbing Ir. Subagyo, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., mengangkat masalah penting terkait pengolahan sampah popok bayi sekali pakai yang menjadi salah satu sampah yang paling banyak dihasilkan di Indonesia. ”Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sampah ini tidak hanya mengancam lingkungan karena proses penguraian yang sangat lama, tetapi juga memberikan dampak negatif terkait kelembaban tinggi yang dapat mencemari tanah dan air,” papar Zida.
Seminar ini bertujuan untuk mengevaluasi strategi pengolahan sampah popok bayi sekali pakai yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan memfokuskan pada solusi berbasis lingkungan, sosial, dan ekonomi. Penelitian ini menilai berbagai metode pengolahan seperti landfill, insinerasi, tobong, daur ulang menjadi produk bahan bangunan, dan daur ulang menjadi produk kerajinan. Evaluasi dilakukan dengan mempertimbangkan tiga kriteria utama: dampak lingkungan (emisi air, udara, dan tanah), aspek sosial (lapangan kerja, kesehatan, kualitas hidup, penggunaan lahan, serta dukungan regulasi), serta kriteria ekonomi (investasi awal, biaya operasional, dan biaya pengolahan).
Tim penguji yang terdiri dari Ir. Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Ir. Hilya Mudrika Arini, S.T., M.Sc., M.Phil., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., dan Ir. Dawi Karomati Baroroh, S.T., M.Sc., IPM., memberikan perhatian khusus terhadap hasil temuan yang menunjukkan bahwa meskipun beberapa metode seperti insinerasi dan tobong menawarkan biaya operasional yang rendah, mereka berisiko menghasilkan emisi berbahaya yang dapat mencemari lingkungan. Daur ulang menjadi produk kerajinan juga menghadapi tantangan pemasaran dan potensi limbah baru.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa landfill masih menjadi strategi yang unggul dalam pengelolaan sampah popok bayi sekali pakai, meskipun alternatif lain, seperti daur ulang produk kerajinan, dapat menjadi solusi jika faktor lingkungan diprioritaskan. ”Jika aspek ekonomi lebih ditekankan, insinerasi menjadi strategi terpilih. Hal ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan keberlanjutan dalam perencanaan pengolahan sampah yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan,” pungkas Zida.
Seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan kontribusi penting bagi pengembangan solusi pengolahan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan di masa depan.
Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.