Kelompok peneliti UGM, yang terdiri dari Bertha Maya Sopha, Ph.D., Hilya Mudrika Arini, Ph.D., dan Sekar Sakti, M.Sc., bekerja sama dengan Lancaster University, melaksanakan sebuah proyek penelitian “The RESilient Emergency Preparedness for Natural Disaster Response through Operational Research (RESPOND-OR)”. Proyek penelitian yang dipimpin oleh Centre for Transport and Logistics (CENTRAL) Lancaster University ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan dan menyempurnakan kesiapan dan respon darurat dalam menghadapi bencana alam. Dalam melaksanakan proyek tersebut, tim peneliti juga bekerja sama dengan para stakeholder kunci dari organisasi manajemen bencana alam di Indonesia dan Sudan. Stakeholder kunci dari Indonesia terdiri dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD DIY), dan Humanitarian Forum Indonesia (HFI).
Tim dari UGM mengembangkan sebuah model simulasi evakuasi banjir Jakarta untuk mengevaluasi efektivitas contingency plan terkait waktu evakuasi dan jumlah total dari pengungsi yang berhasil diselamatkan. Model tersebut dikembangkan berdasarkan Flood Management Contingency Plan pada 2017. Pengumpulan data empiris dan perancangan model konseptual dilaksanakan pada Oktober 2020 sampai dengan Maret 2021. Pada April 2021, versi pertama dari simulasi yang dikembangkan menggabungkan agent-based modelling dengan discrete-event simulation. Model awal dari simulasi tersebut telah dipresentasikan kepada BPNB dan beberapa NGO dalam verification workshop pada bulan Juni 2021. Model awal tersebut memperagakan pengambilan keputusan dalam upaya evakuasi penduduk dan kebutuhan sumber daya untuk proses evakuasi seperti truk dan perahu serta proses evakuasi warga sekitar.
Pengambilan keputusan dalam evakuasi dikembangkan berdasarkan studi-studi empiris, dimana lokasi pengungsian dan alokasi sumber daya didasarkan pada contingency plan yang sudah ada. Proses evakuasi akan dilaksanakan menggunakan truk dan perahu karet. Truk akan digunakan untuk mengevakuasi warga dari titik kumpul ke pengungsian, sedangkan perahu karet akan digunakan untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir di rumah-rumah mereka (assisted evacuation). Model simulasi yang digunakan menanamkan GIS sebagai representasi dari lokasi warga, titik kumpul, dan tempat pengungsian yang sesungguhnya, dan secara berkala akan menunjukkan jumlah warga yang tiba di lokasi pengungsian (evacuation pattern), animasi dari proses evakuasi, dan penggunaan sumber daya. Panduan dalam membangun multi-method simulation untuk evakuasi banjir Jakarta dapat diakses di sini.
Source: research team
Humas Departemen | Maret 2022