
Menghadapi potensi krisis pengelolaan sampah akibat penutupan TPA Piyungan, Mradipta Nindya Tama, mahasiswa Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, mengusulkan sistem pengelolaan baru yang komprehensif dalam Seminar Hasil bertajuk “Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah untuk Mencegah Darurat Sampah di Kota Yogyakarta” yang digelar Rabu (25/06).
Penelitian ini menunjukkan bahwa sekitar 86% sampah Kota Yogyakarta sebelumnya dikirim ke TPA Piyungan. ” Tanpa penyesuaian yang tepat, penutupan TPA Piyungan dapat secara serius mengganggu sistem pengelolaan sampah kota.,” jelas Mradipta. Penumpukan sampah di depo/TPS akibat ketidakseimbangan antara timbulan sampah dan kapasitas pengolahan menjadi akar permasalahan yang dapat memicu darurat sampah.
Dengan menggunakan pendekatan mass balance mathematical modeling, Mradipta menganalisis akar penyebab overcapacity dan mengembangkan sistem peringatan dini berbasis simulasi untuk menghindari akumulasi sampah yang berlebih. Kapasitas pengolahan saat ini hanya mencapai 235,16 ton/hari, sementara timbulan harian mencapai 304,38 ton/hari.
Solusi yang ditawarkan adalah peningkatan kapasitas TPS 3R menjadi 200 ton/hari dengan pengurangan kuota kerjasama mitra swasta menjadi 65 ton/hari. Selain itu, “Investasi yang diusulkan layak secara ekonomi jika tarif layanan sampah rumah tangga disesuaikan menjadi Rp9.800 per rumah tangga per bulan,” ungkapnya dalam analisis kelayakan investasi.
Studi ini tidak hanya memberikan rekomendasi teknis dan ekonomi, tetapi juga mendukung strategi transisi menuju circular economy dengan mengedepankan pengolahan sampah di tingkat menengah (mid-stream) seperti pengumpulan, pemindahan, dan pengolahan.
Penelitian ini berkontribusi pada pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs) berikut:
– SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, dengan mengatasi ancaman krisis sampah di kawasan urban.
– SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, melalui penguatan sistem daur ulang dan pemrosesan sampah.
– SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, karena sistem pengelolaan sampah yang efisien dapat menekan emisi dan degradasi lingkungan.
Melalui riset ini, Mradipta membuktikan bahwa solusi darurat lingkungan dapat ditemukan melalui pendekatan rekayasa sistem yang berbasis data, realistis secara ekonomi, dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat kota.
Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.