Erlina Kembangkan Model Reverse Logistics Multi-Objektif untuk Optimasi Pengelolaan Limbah Elektronik

Mahasiswa Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Erlina, mempresentasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Optimasi Reverse Logistics Limbah Elektronik Berbasis Multi-Objektif dengan Mempertimbangkan Perilaku Konsumen” dalam Ujian Tesis pada Kamis (27/11). Penelitian ini menjawab tantangan meningkatnya limbah elektronik global serta kebutuhan sistem pengumpulan dan pengelolaan limbah yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Berdasarkan data Fortune Business Insights (2024), nilai pasar produk elektronik global pada tahun 2024 mencapai USD 815,16 miliar dan diproyeksikan tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 7,85%. Pertumbuhan ini berdampak pada semakin pendeknya siklus hidup perangkat elektronik dan meningkatnya volume limbah elektronik di berbagai negara. Studi Forti et al. (2020) bahkan menyebutkan bahwa 82,6% limbah elektronik dunia belum dikelola dengan baik, sehingga berpotensi menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan.

Dalam tesisnya, Erlina menegaskan bahwa limbah elektronik, menurut Konvensi Basel, tergolong sebagai limbah B3 sehingga membutuhkan sistem penanganan yang terstruktur. Melalui pendekatan two-stage location routing problem, penelitian ini merancang sistem reverse logistics yang optimal dengan mempertimbangkan aspek biaya serta perilaku partisipasi konsumen dalam pengembalian limbah.

Tahap pertama penelitian berfokus pada pemilihan Primary Collection Center (PCC) menggunakan metode Mixed Integer Linear Programming sebagai pendekatan multi-objective. Tahap kedua menggunakan metode single-objective untuk penentuan jalur pengiriman, dengan menerapkan Clarke and Wright Saving Method, Local Search, dan Tabu Search. Berbagai perangkat lunak seperti Google Maps, QGIS, dan Google Colab juga dimanfaatkan untuk analisis spasial dan pemodelan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario optimal terjadi pada jarak tempuh konsumen sebesar 4,93 km dan tingkat partisipasi sebesar 55,08%. Pada kondisi ini, sistem memerlukan 77 PCC dengan selisih biaya operasional dan revenue sebesar –Rp 32.378.327.655 per bulan. Meskipun demikian, sistem reverse logistics yang dirancang mampu memberikan manfaat signifikan dalam pengurangan kerugian akibat dampak lingkungan, yaitu sebesar Rp 34.194.612.324 per bulan.

Dalam ujian tesis ini, Erlina diuji oleh tim penguji yang terdiri dari Ir. Agus Darmawan, S.T., M.S., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., Ir. Nur Mayke Eka Normasari, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.; dan Ir. Sinta Rahmawidya Sulistyo, S.T., MSIE., Ph.D., IPM., dengan dihadiri pembimbing tesis Erlina, Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penting dalam pengembangan kebijakan dan sistem pengelolaan limbah elektronik di Indonesia, terutama terkait integrasi aspek teknologi, perilaku konsumen, dan keberlanjutan lingkungan.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses