Pos oleh :

dep-tmi.ft

Tim Gamantaray Berjaya di COMET 6.0

Salah satu tim lomba UGM, Gamantaray, sekali lagi meraih prestasi dalam ajang COMET 6.0 2025 yang diadakan oleh Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Tim Gamantaray meraih juara 1 pada cabang lomba Fuel Engine Remote Control Boat Race Competition, menjadi yang terbaik di antara 15 tim yang turut bertanding dalam ajang tersebut.

Dalam persiapan menghadapi final race yang dilaksanakan pada 2-4 Mei 2025, Haikal Ahmad Siregar, mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2022 sekaligus Ketua Divisi Mekanis tim Gamantaray, menjelaskan bahwa persiapan tim dimulai dengan mempersiapkan wahana yang akan berkompetisi. “Dari segi manufaktur, kami melakukan riset untuk membuat hull (lambung kapal – red.) agar bisa seringan mungkin dan dapat melaju cepat,” tutur Haikal. Oleh karena cabang yang diikuti oleh Gamantaray adalah Fuel Engine Remote Control, wahana yang dilombakan dirancang menggunakan mesin 2 tak 32 cc sebagai standar yang ditentukan dalam perlombaan, dengan bahan bakar yang digunakan adalah Pertamax Turbo. Dalam hal desain badan wahana, Haikal memaparkan bentuk desain dari wahana dirancang menurut jenis lintasan. ”Kalau lintasan banyak belokan, kita akan lebih condong untuk membentuk hull lebih lancip yang secara manuver lebih bagus, sedangkan pada kompetisi ini, lintasannya banyak lurusan dan kita menggunakan hull yang lebih datar, sehingga pada lintasan lurus lebih stabil,” paparnya. Sebelum pelaksanaan rangkaian lomba, tim panitia COMET telah memberitahukan bentuk lintasan yang harus dihadapi oleh tim Gamantaray. ”Kami sudah bisa memperkirakan di lintasan itu ada 1 putar balikan, belokan kanan, kanan lagi, kemudian lurusan, sehingga kita memilih untuk hull lebih datar karena belokannya hanya dua kali dan yang krusial adalah bagian lurusan karena jaraknya panjang dan kami mengejar waktu untuk drag race,” tutur Haikal.

Memulai persiapan dari Januari 2025, tim Gamantaray melaksanakan manufaktur kapal pada Maret 2025. Sebelum kapal diselesaikan dari proses manufaktur, pelatihan pilot baru untuk pemegang kendali kapal menggunakan wahana yang sudah ada terlebih dahulu. ”Karena pilot kami berasal dari angkatan 2023 dan baru tahun pertama di Gamantaray, kami sering-sering lakukan latihan agar terbiasa memegang remote,” terang Haikal. Haikal menambahkan bahwa pelatihan pilot yang dilaksanakan sejak Januari kemudian ditingkatkan frekuensinya yang awalnya satu minggu sekali menjadi satu minggu 3-4 kali pada saat H-1 bulan menuju final race. ”Dari latihan yang dilakukan, sangat terlihat progress-nya, dinilai dari pencapaian waktu tempuh kita yang semakin berkurang,” tuturnya.

Dalam pembagian tugas tim, dalam tim utama Gamantaray ada 3 bagian, yaitu ketua tim, mekanik, dan pilot. Haikal menerangkan bahwa segala hal yang berkaitan dengan kondisi wahana merupakan tanggung jawab ketua tim dan mekanik. ”Pilot tidak perlu memikirkan kondisi kapal, yang penting dia mengurusi jalannya kapal saja,” tuturnya. Penentuan pembagian tersebut dilakukan sejak rekrutmen terbuka, dengan semua pendaftar dites menjadi pilot dan dinilai potensinya lebih baik di bidang apa.

Salah satu elemen yang menjadi tantangan tim Gamantaray dalam ajang COMET 6.0 ini adalah pilot yang baru tahun pertama. ”Cukup struggle dalam mengajari agar dapat menyesuaikan diri dalam melakukan manuver, dan kapan untuk menekan rem dan gas,” tutur Haikal. Meski demikian, Haikal mengakui bahwa pilot baru tersebut memiliki progess yang baik dibanding pilot sebelumnya dengan pencapaian tahun pertamanya adalah juara fun race, sedangkan untuk pilot yang baru dapat meraih juara 1 pada kompetisi pertamanya.

Sebagai sebuah tim, Gamantaray menilai bahwa dari lomba COMET 6.0 ini, stabilitas dan konsistensi adalah kunci baik dari segi wahana maupun anggota. ”Banyak tim lain yang mengalami kesulitan dalam menyalakan mesin karena kendala pada stabilitas mesin. Jadi sekencang apapun kapalnya, jika mesinnya tidak stabil, maka sulit untuk menang,” tutur Haikal.

Tim Gamantaray akan terus berfokus untuk mencetak prestasi dengan segala usaha dimaksimalkan untuk meraih juara. ”Apapun perlombaannya, target kita adalah juara. Jadi akan kita buktikan kualitas kita dari hasil,” tegas Haikal. Haikal menuturkan bahwa demi hasil yang maksimal, perlu persiapan yang matang dalam menghadapi lomba, serta memfokuskan diri pada hal-hal yang menjadi kegemaran atau kesukaan. ”Saya masuk Gamantaray karena lumayan tertarik dengan perkapalan, sehingga ketika masuk di situ jadi nyaman, bukan merasa terpaksa dalam menjalani,” tuturnya. Dalam mengatur keseimbangan dengan kuliah, Haikal mengaku bahwa mengatur jam istirahat serta berolahraga biasa ia lakukan. ”Selama kegiatan yang dijalani baik, mengatur waktu tidur satu atau 2 jam per minggu masih tidak apa-apa. Selain itu olahraga juga berpengaruh. Untuk itu, biasanya sembari trial kapal, kami juga berenang di Wisdom Park,” ujarnya. Pentingnya memiliki hobi atau kegemeran juga dinilai penting dalam menjaga kesehatan pikiran. ”Di tengah kesibukan yang berulang terus dan menjenuhkan, hobi hadir untuk menghibur dan refresh otak kita,” pungkasnya.  

Sumber foto: Laman Web UGM

Meraih Prestasi dalam Mechanical Fest 2025

Melanjutkan tradisi prestasi, tim yang terdiri dari mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Teknik Mesin dan Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM kembali meraih gelar juara dalam perhelatan Mechanical Festival yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) yang babak finalnya dilaksanakan pada 2-3 Mei 2025. Dalam kompetisi tesebut, mahasiswa DTMI memperoleh juara 5 untuk cabang Pipeline Design Competition dan juara 1 untuk Innovative Paper and Poster Competition.

Ghitha Aufar Mazaya, mahasiswa Teknik Mesin 2022, bersama dengan timnya mengikuti cabang Pipeline Design Competition. ”Kompetisi tersebut dibagi menjadi 3 babak, yaitu eliminasi, semifinal, dan final. Pada babak eliminasi yang diadakan secara online, dengan instruksi untuk membuat sebuah jalur perpipaan dari Brebes menuju Nusakambangan,” tuturnya. Pada babak eliminasi, peserta diberikan data berupa unduhan dari Google Earth dengan titik-titik koordinat. ”Dalam merancang pipa, kami mempertimbangkan berbagai faktor, seperti jarak, kondisi medan, dan faktor-faktor lain seperti kawasan dilindungi dan pegunungan. Jarak rute jalur pipa yang kami rancang adalah mencapai 124 kilometer,” tutur Aufar. Menurut Aufar, permintaan konsumen juga menjadi faktor yang harus diperhatikan, terutama kaitannya dengan biaya pembangunan jalur pipa yang akan mengantarkan fluida berupa gas dengan tekanan dari Brebes sampai Nusakambangan tetap, yaitu 400 psi. ”Penempatan kompresor penting karena berkaitan dengan safety. Selain itu, bila daya operasional dari kompresor tinggi, bisa jadi over budget. Perancangan juga tidak boleh melewati crossing karena itu bisa membuat biaya tinggi, serta tidak boleh melewati kawasan padat penduduk dan fasilitas umum, seperti jalan raya dan rel kereta api, maka itu menjadi tantangan kami,” tambahnya.  Perancangan jalur perpipaan dalam kompetisi ini mengikuti standar dan peraturan yang sudah ada dalam referensi dari panitia yang menjadi panduan tim. ”Dalam melakukan penghitungan analisis tegangan dalam kompresor, kami menggunakan perangkat lunak atau software yang sudah disediakan panitia, dengan lisensi selama 1 tahun untuk software tersebut,” terang Aufar. Analisis yang dilakukan tim Aufar tidak hanya sekali jadi, namun dilakukan pemeriksaan agar bagian yang salah dapat ditemukan dan segera diperbaiki. ”Kami jadi perlu lebih teliti lagi di babak eliminasi, karena banyak yang kecolongan di babak itu,” ujarnya. Lolos babak eliminasi, tim Aufar melaju ke babak semifinal yang kegiatannya termasuk company visit ke PT Geo Dipa Energi Unit Patuha. Company visit juga memuat kasus nyata yang harus dikerjakan oleh peserta yang berupa penggunaan panas bumi secara langsung dalam sektor pertanian, budi daya maggot, dan penghangat ruangan, sehingga peserta diminta untuk merancang pipa dalam mengalirkan panas bumi tersebut, serta kasus pergeseran pipa yang ada di sumur panas bumi PT Geo Dipa sehingga membutuhkan banyak support, dan peserta diminta memetakan peletakkan support yang ideal dan penambahan komponen-komponen lain untuk menghindari pergeseran terjadi lagi. ”Selain kasus nyata, di babak semifinal kami juga diminta untuk mengerjakan basic knowledge test mengenai rancangan dan juga referensi yang kami gunakan. Soalnya terdiri dari 7 nomor dan dikerjakan selama 1 jam,” tutur Aufar. Menurut Aufar, kunci dari babak semifinal adalah time management, karena pemodelan yang membutuhkan waktu lama dan komponen analisis yang banyak dengan waktu yang terbatas, sehingga banyak tim yang kelabakan. Lolos ke babak final, tim Aufar menjalani final pitching, yaitu presentasi hasil kerja pada babak eliminasi sampai semifinal, dengan dewan juri adalah praktisi dalam dunia energi terbarukan dan disaksikan oleh guru besar dari ITB. Meski dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri, Aufar mengaku ia dan timnya belum dapat mencapai hasil maksimal. ”Untuk beberapa hal yang belum ditampilkan di presentasi, kami belum dapat menjawab dengan baik,” akunya. Biarpun demikian, tim UGM dapat meraih juara 5, mengalahkan keseluruhan 40 tim peserta.

Untuk cabang Innovative Paper and Poster Competition, tim UGM yang beranggotakan Danu Ari Wibowo, Yoga Sanjaya, dan Sandi Hutama, yang sama seperti cabang Pipeline Design, berisi mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin dan Teknik Industri. Dalam paper tim UGM, Sandi menyatakan bahwa mereka mengangkat topik mengenai bidang energy recovery. “Lebih tepatnya kami mengangkat tentang “Optimalisasi Waste Heat Brine Panas Bumi Dieng Melalui Brine Heat Extraction Sebagai Penghangat Ruangan Guna Mewujudkan Energy Recovery dan Pariwisata Berkelanjutan”,” tuturnya. Dalam paper tersebut, tim UGM memaparkan bahwa Fluida sisa (brine) panas bumi di Dieng yang memiliki energi panas tinggi belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, wilayah Dieng yang bersuhu rendah (10–20°C) masih mengandalkan kayu bakar dan LPG untuk penghangat ruangan, yang menimbulkan emisi karbon. Penelitian ini mengevaluasi potensi pemanfaatan waste heat dari brine melalui rancangan sistem heat exchanger dan analisis teknis serta ekonominya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa brine bersuhu 180°C mampu memanaskan udara dari 15°C ke 40°C dengan kapasitas perpindahan panas 18,126 kWt. Proyek ini menargetkan penerapan di 30 homestay pada tahun pertama dengan skema angsuran, dan secara ekonomi dinilai layak dengan IRR 16,75% dan NPV sebesar Rp4,96 miliar dalam 11 tahun. Inisiatif ini mendukung pemulihan energi dan pariwisata berkelanjutan di kawasan Dieng. Yoga menuturkan bahwa ada 57 tim yang bertanding di cabang Innovative Paper and Poster. “Kami melalui tahap seleksi abstrak, kemudian dari situ di seleksi 10 tim untuk masuk ke babak full paper dan presentasi,” tuturnya. Tim UGM dalam cabang tersebut menjalani 2 macam penilaian, yaitu expo dan presentasi. Untuk expo, peserta akan membuka booth dan melaksanakan penjelasan kepada para pengunjung booth serta peserta dari cabang lain yang berkunjung mengenai isi poster yang dipamerkan. “Expo poster dilakukan bersama dengan presentasi, jadi kami di ITB 2 hari, hari pertama mulai expo jam 1 siang sekaligus presentasi di hadapan dewan juri secara bertahap sesuai urutan dari jam 1 hingga malam, kemudian di hari kedua full expo,” tutur Yoga. Sandi menjelaskan bahwa di dalam expo, pengunjung bisa memberikan vote untuk menentukan most favorite poster. “Penilaian juara 1 didasarkan pada bobot 25% poster di luar vote, 25% presentasi, dan 50% full paper,” papar Sandi. Babak presentasi dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari akedemisi ITB, anggota BRIN, dan praktisi industri.

Aufar menilai bahwa tim UGM masih perlu untuk menambah pengalaman dalam bidang terkait untuk dapat memperoleh hasil maksimal apabila mengikuti kompetisi serupa. ”Tim yang meraih juara 1 sampai 4, saat kami lihat, ternyata angkatannya setahun lebih tua dari kami dan kami kebanyakan tidak mengambil mata kuliah ranah perpipaan,” ujarnya. Selain perihal pengalaman, menurut Aufar dan tim, pertanyaan tidak terduga dari juri juga perlu untuk diantisipasi oleh tim, terutama jika pertanyaan bukan seputar mechanical analysis. ”Kebetulan ada anggota yang dari Teknik Industri, sehingga kami bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di luar mechanical analysis, namun untuk eksplorasinya, kami belum maksimal,” tuturnya. Oleh karena dalam 1 tim terdiri dari mahasiswa Teknik Mesin dan Industri, anggota dari Teknik Industri juga menyesuaikan dengan ranah keilmuan Teknik Mesin. ”Kami membagi tugas dalam tim. Untuk Teknik Industri, kami bagi untuk topik flow dan budgeting,” jelas Aufar. Pembagian topik juga dilakukan menjelang presentasi, sehingga kasus yang diberikan dapat tertangani dengan baik.

Pengalaman lomba dengan kasus aktual merupakan pengalaman yang berharga bagi Aufar dan tim. ”Banyak materi yang tidak kami peroleh di perkuliahan, seperti peraturan atau code, karena kami tidak terlalu menjurus ke ranah tersebut,” tuturnya. Berada dalam 1 tim dengan latar belakang berbeda juga mendorong Aufar dan tim untuk belajar koordinasi dan komunikasi agar tercipta 1 sudut pandang yang selaras. ”Kami belajar mengatur waktu di dalam kondisi yang penuh tekanan, dengan kondisi saat itu kami satu bulan mengerjakan babak eliminasi menabrak bulan Ramadan dan libur Lebaran. Karena kami bertemu secara offline 2 minggu, mau tidak mau selama Lebaran kami mengerjakan secara online melalui telepon WhatsApp, dan kami juga belajar secara mandiri dengan membagi tugas ke anggota,” paparnya. Melalui pengalamannya, Aufar menyarankan agar mahasiswa dalam mengikuti lomba untuk aktif bergerak dalam mencari referensi-referensi yang sudah ada untuk membantu dalam penyelesaian kasus atau persoalan yang dilombakan. ”Jangan hanya terfokus pada satu tempat, banyak hal di luar bidang kita yang perlu kita pelajari dan penting untuk merawat pengetahuan yang kita miliki, karena itu juga akan menunjang kita,” pungkasnya.

Penelitian Rakan: Drone Mengurangi Jarak Tempuh dan Dampak Lingkungan

Dalam upaya mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), Rakan Raihan Ali Mohamad, mahasiswa Program Magister Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, menggelar seminar hasil penelitian dengan judul Perencanaan Lokasi Drone Charging Station Menggunakan Data Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Memaksimalkan Service Level Pengiriman Makanan, pada Rabu, 7 Mei 2025 di Ruang M-10 FT UGM.

Di bawah bimbingan Prof. Ir. Bertha Maya Shopa, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Rakan mengangkat isu krusial dalam layanan pengiriman makanan berbasis on-demand (ODFD) yang semakin berkembang pesat di kawasan urban. Pertumbuhan ODFD yang tinggi telah meningkatkan volume kendaraan dan rute logistik yang berdampak pada kemacetan, peningkatan emisi karbon, dan efisiensi sistem logistik secara keseluruhan.

Sebagai solusi, penelitian ini mengeksplorasi pemanfaatan drone sebagai moda pengiriman alternatif yang ramah lingkungan, namun memiliki tantangan berupa keterbatasan jarak tempuh. Untuk mengatasinya, Rakan mengembangkan algoritma berbasis ant colony optimization yang digunakan untuk merancang lokasi strategis drone charging station. Studi kasus dilakukan di area dalam Ring Road Yogyakarta dengan memanfaatkan data dari OpenStreetMap.

”Penelitian ini menunjukkan hasil signifikan, yakni cakupan layanan mencapai 93,56% dari total titik potential demand, dengan simulasi tiga skenario pengiriman: drone dengan jangkauan 2 km, drone 4 km, dan sepeda motor,” papar Rakan. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa penggunaan drone dapat secara substansial mengurangi total jarak tempuh dan dampak lingkungan, terutama dalam indikator global warming potential (GWP), acidification potential (AP), dan abiotic depletion potential (ADP).

Seminar ini turut dihadiri oleh tim penguji yang terdiri dari Ir. Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Ir. Sekar Sakti, S.T., M.BA., M.Sc., serta Dr.Eng. Ir. Muh Arif Wibisono, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. Hasil penelitian ini tidak hanya menunjukkan potensi teknologi drone dalam mendukung efisiensi pengiriman, tetapi juga memperlihatkan dampak positif terhadap pengurangan emisi karbon dan efisiensi sumber daya, sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan. Rakan berharap temuannya dapat menjadi kontribusi nyata dalam pengembangan sistem logistik urban yang cerdas dan berkelanjutan.

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Penelitian Arief Inovasi Efisiensi Pirolisis Serbuk Gergaji Kayu Jati

Dalam rangka mendukung pengembangan energi bersih dan inovasi teknologi ramah lingkungan, Muhammad Arief Saputro, mahasiswa Magister Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, telah melaksanakan ujian tesis yang bertajuk Variasi Temperatur Pirolisis dan Jenis Absorber pada Pirolisis Serbuk Gergaji Kayu Jati Menggunakan Oven Microwave”, pada Rabu (07/05), bertempat di ruang sidang A-4.

Tesis ini dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM. dan Robertus Dhimas Dhewangga Putra, S.T., M.Eng., Ph.D., serta diuji oleh Dr. Ir. Khasani, S.T., M.Eng., IPM. dan Dr.Eng. Ir. Jayan Sentanuhady, S.T., M.Eng.

Penelitian Arief menyoroti tantangan efisiensi dalam pemanfaatan biomassa sebagai energi terbarukan. Proses pirolisis—pemanasan tanpa oksigen untuk menghasilkan gas, minyak, dan arang—menjadi fokus utama. Namun, metode konvensional pirolisis masih memiliki kelemahan dalam hal efisiensi termal.

Melalui pemanfaatan oven microwave dan penggunaan material absorber seperti KOH dan SiC, penelitian ini menunjukkan bahwa pemanasan gelombang mikro mampu meningkatkan efisiensi pemanasan, dengan penyerapan panas lebih merata dari dalam material biomassa. ”Dari berbagai variasi temperatur yang diuji, kondisi optimal diperoleh pada 450°C dengan absorber SiC, menghasilkan efisiensi proses tertinggi dan kualitas produk energi yang lebih baik,” papar Arief.

Hasil penelitian ini tidak hanya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan di bidang energi terbarukan, tetapi juga sejalan dengan komitmen global terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam mendorong transisi menuju energi bersih (SDG 7), memajukan teknologi industri berkelanjutan (SDG 9), dan mengatasi perubahan iklim melalui pemanfaatan limbah biomassa (SDG 13).

Dengan pendekatan inovatif dan hasil yang menjanjikan, riset ini membuka peluang baru dalam pengembangan teknologi pirolisis berkelanjutan di Indonesia.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Jones Teliti Metode Pengecoran Alternatif untuk Daur Ulang Skrap Magnesium

Upaya mendukung prinsip ekonomi sirkular dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan terus dilakukan di lingkungan akademik Universitas Gadjah Mada. Jones Parmahan Siagian, mahasiswa Program Magister Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, melangsungkan ujian tesis dengan topik yang berkontribusi langsung terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur).

Ujian tesis dilaksanakan pada Selasa (06/05) di Ruang Sidang A-3  DTMI UGM. Tesis yang berjudul “Pengaruh Variasi Temperatur Tuang dan Cetakan terhadap Fluiditas Leburan Skrap Magnesium pada Proses Pengecoran” ini dibimbing oleh Dr. Budi Arifvianto, S.T., M.Biotech. dan Ir. Muslim Mahardika, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., serta diuji oleh Dr. Urip Agus Salim, S.T., M.Eng.Sc. dan Prof. Dr. Gesang Nugroho, S.T., M.T.

Dalam penelitiannya, Jones mengangkat isu penting terkait peningkatan penggunaan paduan magnesium di industri otomotif, elektronik, dan penerbangan, yang berbanding lurus dengan volume skrap logam yang dihasilkan. Mengingat karakteristik magnesium yang sangat reaktif dan mudah teroksidasi, proses daur ulang logam ini menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, ia meneliti metode pengecoran sebagai alternatif yang efisien untuk mendaur ulang skrap magnesium.

Melalui pengujian fluiditas menggunakan berbagai variasi temperatur tuang (670℃, 720℃, dan 770℃) serta temperatur cetakan (150℃ hingga 400℃), penelitian ini berhasil menemukan kondisi optimal pengecoran skrap magnesium, yakni pada temperatur tuang 720℃ dan cetakan 350℃, dengan hasil coran mencapai panjang 47,2 mm. ”Penelitian ini menghasilkan rekomendasi batas optimal temperatur pengecoran, yaitu 670–720℃ untuk temperatur tuang dan 300–350℃ untuk temperatur cetakan,” papar Jones.

Penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi ilmiah bagi pengembangan teknologi pengecoran logam, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung pengelolaan limbah industri berbasis prinsip berkelanjutan. Temuan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh sektor industri untuk meningkatkan efisiensi proses daur ulang magnesium serta mengurangi dampak lingkungan akibat pembuangan skrap logam yang tidak terkelola.

Dengan ujian ini, Jones Parmahan Siagian menunjukkan bahwa kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dapat dimulai dari ruang laboratorium dan dunia akademik. Penelitiannya menjadi bukti bahwa inovasi teknik memiliki peran penting dalam mencapai tujuan global menuju masa depan yang lebih hijau dan efisien.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Mahasiswa Magister Teknik Mesin UGM Bahas Inovasi Digital Image Correlation untuk Pengujian Material Ramah Lingkungan

Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung inovasi teknologi berkelanjutan melalui seminar hasil tesis mahasiswa Magister Teknik Mesin, Ardi Jati Nugroho Putro. Seminar yang berlangsung pada Selasa (06/05) pukul 07.30 WIB di Ruang Sidang B-1 ini mengangkat judul Optimasi Analisis Digital Images Correlation untuk Pengujian Tarik dan Geser pada Komposit dan Additive Manufacture.

Di bawah bimbingan Prof. Ir. Jamasri, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Muhammad Akhsin Muflikhun, S.T., MSME., Ph.D., serta Yi-Chieh Wu, Ph.D. dari National Chengchi University, Ardi memaparkan bagaimana teknologi Digital Image Correlation (DIC) dapat dioptimalkan untuk menguji kekuatan material komposit berbasis Polylactic Acid – Glass Fiber Reinforced Polymer (PLA-GFRP) yang merupakan material potensial dalam pengembangan produk manufaktur aditif (Additive Manufacturing).

Penelitian ini berkontribusi pada pencapaian SDGs Tujuan 9 (Industri, Inovasi dan Infrastruktur) dan Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dengan menghadirkan metode pengujian yang efisien, non-destruktif, dan mendukung pemanfaatan material ramah lingkungan.

Dalam simulasi yang dilakukan, Ardi mengembangkan dan membandingkan tiga metode speckle patternspray, stamp, dan combination. ”Hasilnya menunjukkan bahwa metode speckle pattern combination paling optimal dalam menampilkan deformasi awal, retakan, serta displacement yang akurat,” paparnya. Lebih jauh lagi, strain, dan poisson ratio yang diperoleh dari metode ini mendekati nilai teoritis, menunjukkan akurasi tinggi dalam pengukuran deformasi.

Dosen penguji, Ardi Wiranata, S.T., M. Eng., Ph.D. dan Ir. Muslim Mahardika, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., mengapresiasi pendekatan teknis dan kontribusi praktis dari penelitian ini, terutama dalam konteks peningkatan kualitas dan efisiensi pengujian mekanik material komposit yang semakin penting dalam era transisi menuju manufaktur hijau dan berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa densitas infill secara signifikan mempengaruhi kekuatan dan regangan dari material PLA maupun PLA-GFRP, mempertegas pentingnya desain struktural yang presisi dalam proses additive manufacturing untuk mendukung efisiensi sumber daya dan keberlanjutan produksi.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Mahasiswa Magister Teknik Mesin UGM Teliti Pirolisis TKKS Ramah Lingkungan: Kontribusi pada SDGs Energi Bersih dan Inovasi Industri

Dalam upaya mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan SDG 9 (Industri, Inovasi dan Infrastruktur), Bayu Megaprastio, mahasiswa Magister Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, mempresentasikan hasil penelitiannya dalam seminar hasil bertempat di ruang kelas M-3 pada Selasa (06/05).

Tesis yang berjudul Studi Eksperimen Variasi Massa Absorber dan Katalis pada Pirolisis Microwave Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) untuk Menghasilkan Bahan Bakar Alternatif ini dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM. dan Robertus Dhimas Dhewangga Putra, S.T., M.Eng., Ph.D. serta diuji oleh Dr.Eng. Ir. Jayan Sentanuhady, S.T., M.Eng. dan Ir. Fauzun, S.T., M.T., Ph.D., IPM, ASEAN Eng.

Dalam paparannya, Bayu mengemukakan bahwa limbah pertanian seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan. ”Penelitian ini mengkaji pengaruh variasi massa absorber KOH dan katalis zeolit terhadap efisiensi dan kualitas produk pirolisis dalam sistem dua tahap berbasis microwave,” papar Bayu. Metode inovatif ini menggabungkan pemanasan cepat dari microwave dan reformasi senyawa volatil dengan zeolit untuk menghasilkan bio-oil berkualitas tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi massa absorber KOH 50A dan katalis zeolit 20Z memberikan hasil konversi energi paling tinggi, sekaligus meningkatkan efisiensi pirolisis secara keseluruhan. Penemuan ini berkontribusi pada pengembangan teknologi energi bersih dari limbah biomassa, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Melalui penelitian ini, Bayu Megaprastio tidak hanya memberikan kontribusi ilmiah, tetapi juga mendukung target-target SDGs dalam bidang energi terbarukan, inovasi industri, dan pengelolaan limbah berkelanjutan. Seminar ini mencerminkan peran penting institusi pendidikan tinggi dalam menghasilkan solusi berbasis riset yang relevan bagi tantangan energi masa depan.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Perluas Wawasan Jurnalistik, Humas DTMI Kunjungi TVRI Yogyakarta

Salah satu tokoh besar dalam dunia otomotif, Henry Ford, pernah menyatakan sebuah kutipan yang berbunyi, “Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young,”. Tentu kata “old” dalam kutipan Ford tersebut tidak hanya dapat diterjemahkan sebagai tua dalam konteks arti usia, namun juga pengetahuan dan informasi. Apabila dalam konteks informasi, maka jika kita tetap belajar, pengetahuan dan informasi yang kita peroleh akan selalu baru dan tersegarkan. Atas dasar tersebut, maka staff Pengelola Layanan Kehumasan dan Protokoler Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM bersama dengan staff pengelola kehumasan, IT, dan kerja sama dari 7 departemen lain di Fakultas Teknik UGM melaksanakan kunjungan studi banding ke kantor dan studio TVRI Yogyakarta.

Kunjungan yg dilaksanakan pada Selasa (06/05) ini merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Fakultas Teknik (FT) UGM dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia kehumasan yang dimiliki oleh FT UGM serta memperluas cakrawala pengetahuan mengenai dunia jurnalistik dan penyiaran. Menerima rombongan dari FT UGM, Kasubag Tata Usaha TVRI Yogyakarta, Elis S, menyatakan bahwa kunjungan kali ini adalah sebuah penerapan prinsip keterbukaan informasi dari TVRI Yogyakarta. ”Kami berharap nanti kita bisa saling sharing dan bisa saling berbagi ilmu,” tuturnya. Senada dengan itu, Ketua Tim Kerja Informasi, Media Sosial, Hubungan Masyarakat, dan Alumni FT UGM Franky Argus Adiwena, S.T. menyatakan melalui kunjungan ini, diharapkan civitas kehumasan, IT, dan kerja sama FT UGM dapat memperoleh tambahan wawasan mengenai dunia jurnalistik dan penyiaran. ”Kami memilih TVRI Yogyakarta karena lokasinya dekat dengan UGM dan di sini kami bisa belajar tentang jurnalistik karena dunia pendidikan tidak lepas dari jurnalistik,” ungkapnya.

Wisnu Wiratmana, Ketua Tim PP Berita TVRI Yogyakarta, menyatakan bahwa saat ini, semua orang bisa membuat berita dengan mudah, terutama dengan gawai yang sudah dimiliki masing-masing orang. ”Meski begitu, dalam menerbitkan dan menayangkan, kita tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan dan Kode Etik Jurnalistik,” tuturnya. Dalam pemaparannya, Wisnu menyampaikan bahwa dalam menghasilkan sebuah berita yang siap tayang, ada 3 tahap yang dilalui, yaitu proses praproduksi yang nantinya akan menghasilkan naskah berita, proses produksi dalam bentuk pengambilan gambar tayangan berita, dan proses pascaproduksi berupa editing hasil pengambilan gambar untuk dapat ditayangkan. ”Saat ini dalam proses produksi berita, kita tidak lagi memerlukan banyak personel karena kita juga memiliki banyak kontributor yang berperan sebagai wartawan lepas,” terangnya. Menambahkan pemaparan Wisnu, Fery Anggara, Current Affair TVRI Yogyakarta, menyatakan bahwa meski berita biasanya bersifat serius, kreativitas adalah elemen penting yang harus ada di dalamnya. ”Kreativitas sebagai nyawa dalam produk jurnalistik, salah satunya berita, akan menjadi pembeda dengan tayangan-tayangan lain yang serupa,” tegasnya. Dalam menggali kreativitas tersebut, Fery menyarankan agar para jurnalis memperbanyak referensi sehingga pemberitaan yang dihasilkan akan semakin baik dan bisa memberikan pengaruh kepada institusi.

Usai pemaparan, rombongan diajak untuk melaksanakan tur studio di TVRI Yogyakarta. Humas DTMI berkesempatan untuk, selain melihat bagaimana bentuk studio produksi berita dan acara di TVRI Yogyakarta, juga bercakap-cakap dengan pimpinan produksi dan tim produksi berita untuk mengetahui bagaimana bentuk naskah teleprompter untuk tayangan berita, berapa lama sebuah naskah diproses, proses approval siapa saja yang harus dilalui sampai naskah dinyatakan siap tayang, serta bagaimana sistem kerja penyediaan stok video untuk produksi podcast.

Melalui kunjungan ini, penulis selaku Humas DTMI berharap wawasan tentang dunia berita dan penyiaran akan semakin luas dengan tambahan pengetahuan praktis dari pengalaman praktisi di lapangan, serta akan dapat menerapkan wawasan tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dalam pekerjaan sehari-hari.

Seminar Hasil Mahasiswa Magister Teknik Mesin FT UGM: Inovasi Pengelasan Ramah Lingkungan untuk Struktur Transportasi

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Magister Teknik Mesin UGM, Aszul Kifrun, menyelenggarakan seminar hasil penelitian tesisnya yang berjudul “Pengaruh Penambahan Material Sisipan Aluminium Paduan AA 2024-O terhadap Struktur Mikro, Sifat-Sifat Mekanik dan Laju Korosi Sambungan Las Single-Side dan Double-Side pada Pengelasan FSW Aluminium AA 5083-H112. Seminar ini dilaksanakan pada Senin (05/05) pukul 13.00 WIB, bertempat di Ruang Sidang A-3Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM.

Aszul mengkaji metode Friction Stir Welding (FSW), sebuah teknologi pengelasan yang efisien energi dan ramah lingkungan, dalam konteks penguatan sambungan material aluminium seri 5xxx yang umum digunakan dalam konstruksi kapal, kereta api, dan truk. Dengan bimbingan Prof. Ir. Mochammad Noer Ilman, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM., dan diuji oleh tim penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Kusmono, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., Prof. Ir. Jamasri, Ph.D., IPU., ASEAN Eng., serta Dr.Eng. Ir. Priyo Tri Iswanto, S.T., M.Eng., IPM., penelitian ini meneliti efek penambahan sisipan aluminium paduan AA2024-O terhadap kualitas sambungan FSW baik single-side maupun double-side.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan material sisipan mampu meningkatkan sifat mekanik sambungan las pada proses SS-FSW, seperti kekerasan, kekuatan tarik, dan ketahanan terhadap retak fatik. “Namun, peningkatan ini disertai dengan penurunan ketahanan korosi, sebuah tantangan yang penting untuk diperhatikan dalam aplikasinya di lingkungan ekstrem seperti kelautan,” papar Aszul.

Penelitian ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) poin 9: Industri, Inovasi dan Infrastruktur, serta poin 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, serta memberikan kontribusi penting dalam pengembangan metode pengelasan berbasis FSW yang lebih efisien dan kuat, sekaligus menjadi bagian dari komitmen akademik UGM dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui riset-riset aplikatif.

Kontributor: Andhes Puspitalina, S.Hut.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Niasari: Pendekatan Berbasis Ekonomi Sirkular Solusi Masalah Limbah Tekstil

Niasari Utami Riskie, mahasiswa Magister Teknik Industri UGM, telah melaksanakan seminar hasil tesisnya yang bertajuk Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Hiasan Dinding Upcycling Perca Batik. Seminar ini berlangsung pada hari Jumat, (02/05), di Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM.

Seminar ini merupakan bagian dari penelitian yang mengangkat isu penting terkait keberlanjutan dan upcycling dalam industri batik, yang dikenal dengan keterbatasan model ekonomi linear. Dalam penelitiannya, Niasari mengkaji bagaimana upcycling perca batik dapat menjadi solusi untuk meminimalisasi limbah tekstil sambil menciptakan produk baru yang menarik dan bernilai.

Dosen Pembimbing Tesis, Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., turut hadir dalam seminar ini dan memberikan pengarahan yang sangat konstruktif. Seminar ini juga dihadiri oleh tiga penguji yang kompeten dalam bidangnya, yaitu Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., dan Prof. Ir. Bertha Maya Sopha, ST., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. yang memberikan pertanyaan dan umpan balik yang sangat berharga untuk pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini.

Penelitian ini mengangkat fenomena tingginya permintaan pasar terhadap produk pakaian murah yang cepat berubah mengikuti tren, yang menyebabkan masalah limbah tekstil. Khususnya dalam industri batik, limbah perca batik menjadi masalah besar yang perlu diatasi. Melalui penerapan ekonomi sirkular, yaitu upcycling perca batik, penelitian ini mengusulkan pembuatan hiasan dinding berbasis limbah tekstil sebagai solusi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kansei engineering, untuk mengidentifikasi respons emosional konsumen terhadap produk hiasan dinding berbasis perca batik, dan conjoint analysis untuk mengukur tingkat kepentingan atribut produk berdasarkan preferensi konsumen. Selain itu, contingent valuation method diterapkan untuk mengevaluasi willingness to pay (WTP) konsumen terhadap produk tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen cenderung mengaitkan produk hiasan dinding berbasis perca batik dengan kata-kata kansei seperti “menarik”, “memiliki ritme”, “sulit”, dan “lokal”. Desain yang paling banyak disukai oleh konsumen adalah hiasan dinding dengan pola potong kain non-geometris, pola penyusunan one patch design dan mosaic, serta penggunaan warna monochromatic dan teknik jahit stitching & slashing. ”Faktor penting dalam membentuk kesan emosional konsumen adalah pola penyusunan, yang memiliki persentase faktor penting tertinggi,” papar Niasari.

Lebih menarik lagi, nilai willingness to pay (WTP) untuk prototipe hiasan dinding berbasis perca batik menunjukkan margin positif sebesar 17,31%, yang berarti bahwa proses upcycling ini dapat meningkatkan nilai ekonomi dari perca batik yang sebelumnya dianggap limbah.

Seminar ini menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam industri kreatif dan keberlanjutan, khususnya dalam memanfaatkan limbah tekstil untuk menciptakan produk yang tidak hanya bernilai ekonomis, tetapi juga dapat diterima dengan baik oleh konsumen di pasar. Seminar ini sukses menunjukkan bagaimana pendekatan berbasis ekonomi sirkular dapat membantu menyelesaikan masalah limbah tekstil, sekaligus memberikan wawasan baru dalam pengembangan produk kreatif berbasis budaya lokal. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam hal konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12)

Kontributor: Maryanti, A.Md.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.