Pos oleh :

dep-tmi.ft

Iqbal Paparkan Pengaruh Metode Pemanasan pada Baja 316L dalam Ujian Komprehensif 3

Muh. Iqbal Mukhsen, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin UGM sekaligus dosen Program Studi Perawatan Alat Berat Politeknik Negeri Ujung Pandang, telah melaksanakan Ujian Komprehensif 3 untuk penelitian disertasinya yang berjudul ”Pengaruh Metode Pemanasan pada Warm Shot Peening pada Sifat Mekanik, Karakteristik Permukaan dan Ketahanan Korosi Bahan Kelas Medis Baja Tahan Karat 316L”. Ujian Komprehensif 3 tersebut dilaksanakan pada Selasa (20/05), bertempat di Ruang Sidang A-4 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Ujian Komprehensif 3 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.

Dalam Ujian Komprehensif 3 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Iqbal yang beranggotakan Dr. Ir. Budi Arifvianto, S.T., M.Biotech. dan Ir. Muslim Mahardika, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., Penguji 1 Dr.Eng. Ir. Priyo Tri Iswanto, S.T., M.Eng., IPM, ASEAN Eng., Penguji 2 Dr. Ir. Urip Agus Salim, S.T., M.Eng.Sc., Ketua DTMI Prof. Ir. Budi Hartono, S.T., M.Pm., Ph.D., IPU, ASEAN Eng., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Mesin Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng..

Dalam penelitiannya, Iqbal menyatakan bahwa industri modern terus berkembang pesat dan membutuhkan material yang tidak hanya kuat tetapi juga tahan lama dan ekonomis. Sektor seperti energi, dirgantara, otomotif, dan medis membutuhkan material yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrem seperti suhu tinggi, beban mekanik berulang, dan lingkungan korosif. Salah satu material yang menonjol adalah stainless steel 316L, yang dikenal karena corrosion resistance, high-temperature stability, dan biocompatibility-nya, menjadikannya pilihan utama dalam berbagai aplikasi kritis.

Namun, sifatnya yang mudah dibentuk juga menyebabkan kekuatan intrinsiknya lebih rendah dibandingkan material seperti titanium alloys atau martensitic steels. Oleh karena itu, solusi seperti surface treatment diperlukan untuk meningkatkan ketahanan terhadap fatigue dan plastic deformation.

Berbagai teknik peningkatan permukaan telah dikembangkan, seperti Surface Mechanical Attrition Treatment (SMAT), Laser Shock Peening (LSP), dan Ultrasonic Impact Peening (UIP), yang mampu menciptakan lapisan permukaan nanostructured atau gradient surface layers guna meningkatkan kekuatan dan kekerasan material. Salah satu teknik yang menonjol adalah shot peening karena biayanya rendah, sederhana, dan efektif dalam menghasilkan compressive residual stress yang meningkatkan ketahanan terhadap crack dan wear.

Namun, jika parameter shot peening tidak dikontrol dengan tepat—seperti tekanan yang terlalu tinggi atau ukuran partikel yang terlalu besar—dapat menyebabkan excessive plastic deformation, peningkatan surface roughness, dan terbentuknya microcracks yang mempercepat localized corrosion. ”Oleh karena itu, kontrol parameter yang ketat sangat penting. Salah satu solusi adalah mengombinasikan shot peening dengan heat treatment yang dapat merelaksasi dan menyebarkan residual stress secara terkendali, sehingga menghasilkan keseimbangan optimal antara kekuatan mekanik dan ketahanan korosi,” papar Iqbal.

Kombinasi ini dapat dilakukan dalam berbagai urutan: sebelum, selama, atau setelah proses shot peening. Tinjauan literatur menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian menggunakan kombinasi heat treatment sebelum dan sesudah shot peening, namun hanya sedikit yang mengeksplorasi heat treatment selama proses berlangsung. Metode seperti warm shot peening—yang melibatkan pemanasan udara atau spesimen—telah dilakukan oleh beberapa peneliti, tetapi masih minim eksplorasi. Pendekatan lain termasuk pemanasan langsung terhadap steel shot atau spesimen.

Penelitian ini akan difokuskan pada stainless steel 316L, dengan mengeksplorasi variasi waktu heat treatment (sebelum, selama, dan sesudah shot peening), serta teknik warm shot peening melalui pemanasan steel shot, spesimen, atau kombinasi keduanya. Tujuannya adalah untuk menemukan kombinasi perlakuan permukaan dan perlakuan termal yang paling efektif dalam meningkatkan performa mekanik dan ketahanan korosi dari material tersebut.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Muji Paparkan Hasil Penelitian Friction Stir Welding (FSW) dalam Seminar Hasil 2

Muji Prihajatno, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Kelautan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone, telah melaksanakan Seminar Hasil 2 untuk penelitian disertasinya yang berjudul ”Peningkatan Sifat-Sifat Mekanis Sambungan Las Tak Sejenis Magnesium Paduan AZ31B-H24 dan Aluminium Paduan AA6061-T6 pada Pengelasan Friction Stir Welding (FSW) dengan Variasi Putaran Tool dan Geometri Pin serta Perlakuan Shot Peening”. Seminar Hasil 2 tersebut dilaksanakan pada Senin (26/05), bertempat di Ruang Sidang A-3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 2 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.

Dalam Seminar Hasil 2 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Muji yang beranggotakan Prof. Ir. Mochammad Noer Ilman, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. dan Dr.Eng. Ir. R. Rachmat A. Sriwijaya, S.T., M.T., IPM, ASEAN Eng., sebagai pembahas adalah Ir. Muhammad Waziz Wildan, M.Sc., Ph.D., IPU. serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Mesin Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng..

Dalam penelitiannya, Muji menyatakan bahwa Friction Stir Welding (FSW) adalah teknologi penyambungan solid-state yang sangat cocok untuk material ringan seperti paduan magnesium dan aluminium. Berbeda dengan fusion welding, FSW menghindari cacat akibat proses solidification. Penelitian ini mengevaluasi pengaruh bentuk geometri pin (silinder, segi empat, dan segi tiga) serta variasi kecepatan putaran tool (910, 1500, dan 2280 rpm) terhadap perilaku laju perambatan retak fatik (fatigue crack growth rate / FCGR) pada sambungan FSW dari paduan AZ31B-H24 dan AA6061-T6.

Uji yang dilakukan mencakup pengamatan struktur mikro, kekerasan micro-Vickers, uji tarik, pengukuran residual stress dengan neutron diffraction dan x-ray diffraction, uji FCGR menggunakan spesimen M(T) dan SECT, faktografi dengan SEM, serta uji tekstur EBSD dan uji korosi.

Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan putaran tool meningkatkan tensile strength. Nilai Ultimate Tensile Strength (UTS) tertinggi adalah 229,0 MPa untuk AZ31B-H24 dengan pin silinder dan 222,7 MPa untuk AA6061-T6 dengan pin segi empat pada 2280 rpm. Ketahanan FCGR terbaik diperoleh pada AZ31B-H24 dengan pin segi empat (n = 3,919; C = 2,290×10⁻¹⁰) dan AA6061-T6 dengan pin segi tiga (n = 2,940; C = 4,366×10⁻¹⁰).

Distribusi kekerasan micro-hardness membentuk profil “V” pada AZ31B-H24 (terendah di zona Stir Zone / SZ) dan “W” pada AA6061-T6 (terendah di Heat-Affected Zone / HAZ). Profil residual stress membentuk pola “M” dengan nilai tertinggi di HAZ, dipengaruhi oleh temperatur, struktur mikro, dan deformasi material. Residual stress berdampak pada FCGR dan ketahanan korosi.

”Penerapan shot peening terbukti efektif menurunkan residual stress, meningkatkan ketahanan terhadap retak fatik, dan memperlambat laju korosi,” papar Muji.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Penyusun: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

DTMI UGM Laksanakan Pelatihan PIV

Sebagai rumah dari berbagai macam riset mutakhir, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM terus mewujudnyatakan komitmennya dalam mendukung kegiatan-kegiatan riset yang dilakukan oleh civitasnya, baik oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan, khususnya asisten laboratorium. Salah satu peran DTMI dalam upaya mendukung kegiatan riset adalah berupa penyediaan alat-alat pendukung riset terkini yang dapat membantu pemutakhiran riset-riset di DTMI. Salah satu dari alat baru yang disediakan oleh DTMI adalah alat Particle Image Velocimetry (PIV) yang ditempatkan di Laboratorium Mekanika Fluida DTMI. Kedatangan alat tersebut diikuti dengan pelatihan pada Kamis-Jumat, 15-16 Mei 2025, bertempat di Laboratorium Mekanika Fluida DTMI. Diikuti oleh dosen, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin, dan asisten laboratorium, pelatihan juga dibuka untuk diikuti oleh mahasiswa Program Sarjana dan Magister Teknik Mesin.

Wojciech Majewski, Managing Director Microvec Sp. z o.o. (berbasis di Polandia) yang merupakan sister company dari Microvec Pte Ltd. (berbasis di Singapura), hadir sebagai pemateri dalam pelatihan tersebut karena DTMI melaksanakan penyediaan alat PIV melalui perusahaan tersebut. Wojciech menjelaskan bahwa secara fungsi dasar, PIV merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran flow secara visual tanpa melakukan perubahan terhadap flow. ”Dapat dikatakan PIV mengukur flow dalam non-distractive testing,” tuturnya. Cara kerja dari dari PIV, dalam paparan Wojciech, adalah dengan menggunakan sinar laser non-distractive dan seeding particles, dengan partikel-partikel tersebut disebarkan oleh sinar laser, lalu partikel-partikel tersebut akan mengikuti flow yang akan diukur. Hasil penyebaran partikel oleh sinar laser kemudian ditangkap oleh kamera dalam bentuk visual, dengan di dalamnya terdapat data visual perpindahan partikel dari flow yang akan diukur kelajuan dan arahnya menggunakan perangkat lunak. ”Alat ini menyediakan sebuah metode yang canggih dalam mengukur flow tanpa harus melakukan interaksi atau mengganggu flow,” tambah Wojciech. Meski teknologi PIV sudah digunakan selama 40 tahun, kepopulerannya meningkat seiring kemajuan dari teknologi serta semakin terjangkaunya harga alat-alat yang digunakan. ”Sistem PIV menjadi semakin populer dan mudah diakses oleh pusat-pusat riset serta perguruan-perguruan tinggi di dunia untuk melakukan riset-riset kelas dunia dalam bidang mekanika fluida menggunakan perangkat dengan harga terjangkau ini,” tutur Wojciech. Sebagai salah satu komponen penting dalam pengukuran metodologi PIV, kamera, menurut Wojciech, sudah mengalami banyak perkembangan, baik dari sisi megapixel maupun kecepatannya. ”Megapixel yang besar akan memberikan detail yang lebih jelas dan blending dengan mata manusia, sehingga kita bisa memperoleh hasil pengukuran yang lebih akurat,” paparnya. Untuk alat yang digunakan di pelatihan ini, komponen kamera yang digunakan dapat menangkap gambar sebanyak 5.000 fps (frame per second – red.) pada 1 megapixel. Untuk komponen sinar laser, DTMI menggunakan continuous wave laser terbaru yang dimodulasi untuk digunakan dalam PIV. Perangkat lunak dalam pelatihan PIV ini sudah menggunakan sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI – red.) yang memungkinkan pengguna untuk menyingkirkan batasan-batasan tertentu dari PIV tradisional yang menggunakan metode cross-correlations. ”Penggunaan AI juga memungkinkan kita untuk memperoleh hasil pengukuran kelajuan dengan kepadatan yang lebih baik,” papar Wojciech.

Pelatihan PIV selama 2 hari dilaksanakan dengan pemberian materi berbeda tiap harinya. Pada hari pertama, peserta diperkenalkan kepada PIV dan alat-alat pendukungnya, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan pengukuran 2D dari contoh flow yang diwakilkan oleh air yang diaduk dan yang disuntikkan pada alat microchannel. Materi pada hari kedua berfokus pada pengukuran 3D yang lebih kompleks daripada 2D. Pada percobaan pengukuran tersebut, seluruh mahasiswa dipersilakan untuk turut serta mencoba menggunakan alat PIV agar mereka memahami dan terbiasa dalam penggunaan alat-alat tersebut.

Dengan alat PIV yang dimiliki oleh DTMI yang merupakan alat dengan teknologi kelas menengah, mahasiswa maupun dosen dapat melakukan riset-riset yang sepadan dengan yang dilaksanakan di MIT (Masachusetts Institute of Technology – red.) maupun Harvard University. Energi terbarukan yang saat ini menjadi area penelitian yang sedang dikembangkan oleh para peneliti di DTMI, terutama berkenaan dengan pemanfaatan panas bumi atau geotermal, juga dapat diteliti menggunakan teknologi PIV. ”Teknologi ini dapat digunakan untuk meneliti aliran dari panas bumi serta untuk mengembangkan teknologi yang lebih efisien dalam menghasilkan energi dari panas bumi,” tambah Wojciech. Di Indonesia, metodologi ini digunakan oleh Pertamina untuk menghemat ribuan dolar untuk mengalirkan minyak dari area penambangan menuju kilang minyak. ”Kemudian PT Dirgantara Indonesia juga menggunakan sistem yang sama untuk memproduksi pesawat yang lebih baik, agar desain sayap pesawat lebih baik dibandingkan sebelumnya untuk mengurangi turbulensi dan pesawat dapat terbang dengan lebih mulus,” papar Wojciech. Oleh karena lokasi Microvec ada di Singapura, Wojciech menyampaikan bahwa akses kerja sama dengan DTMI akan lebih mudah. ”Kami juga telah berdiskusi dengan para dosen mengenai kemungkinan kerja sama di masa mendatang. Oleh karena teknologi ini bersifat modular (terdiri dari beberapa komponen yang disatukan – red.), kami berdiskusi apa yang dapat kami tambahkan untuk menambah kemampuan dari sistem ini,” pungkas Wojciech.

Riset Ultraviolet Curing Hendri Inovasi Solidifikasi 3D Printing Material Pasta

Hendri Van Hoten, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul ”Pengembangan Sistem Solidifikasi 3D Printer untuk Printing Material Pasta (Slurry) Menggunakan Ultraviolet Curing”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Jumat (16/05), bertempat di Ruang Sidang A-3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.

Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Hendri yang beranggotakan Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dan Prof. Dr. Eng. Ir.Herianto, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN Eng., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Mesin Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng..

Dalam penelitiannya, Hendri menyatakan bahwa Teknologi 3D printing berbasis bioceramics dengan material hydroxyapatite (HA) merupakan solusi potensial untuk pembuatan implan tulang, namun menghadapi tantangan dalam proses solidifikasi dan stabilitas struktur. Metode Direct Ink Writing (DIW) berbasis slurry menawarkan fleksibilitas penggunaan material, tetapi proses solidifikasi masih perlu dikembangkan. Salah satu pendekatan inovatif adalah UV curing yang dapat mempercepat proses solidifikasi dan meningkatkan akurasi printing.

Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem 3D printing DIW berbasis slurry dengan teknologi UV curing untuk mengoptimalkan parameter printing scaffold tulang secara presisi dan efisien. Sistem ini diprediksi dapat meningkatkan efisiensi produksi, akurasi dimensi, dan sifat mekanik scaffold berbasis HA.

Hasil penelitian menunjukkan nilai parameter 3D printing optimum dengan jarak cahaya UV ke material uji 10 mm dan kecepatan cetak 1 mm/s. Kedalaman curing optimum adalah 8,029 mm dengan waktu curing maksimum untuk cahaya UV diam sebesar 0,299 detik, setelah 0,3 detik profil produk curing mulai berubah. ”Pengamatan menggunakan SEM menunjukkan kedalaman curing sempurna sebesar 1272 μm dari permukaan material, dengan nilai kekerasan material tertinggi 61,3 HD dan terendah 57,8 HD pada parameter optimum,” pungkas Hendri.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Sri Indrawati dan Ekonomi Sirkuler: Riset Sosio Kultural, Dimensi Produk dan Sustainability

Sri Indrawati, mahasiswa Program Doktor Teknik Industri UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Indonesia, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul “Model Perencanaan Produk Untuk Mengakselerasi Adopsi Circular Product Berdasarkan Karakteristik Entitas Utama di Indonesia”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Kamis (08/05), bertempat di Ruang Sidang B-1 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.

Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Sri yang beranggotakan Ir. Subagyo, Ph.D., IPU., ASEAN.Eng. dan Ir. Agus Darmawan, S.T., M.S., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Industri Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng..

Dalam penelitiannya, Sri menyatakan bahwa transisi menuju ekonomi sirkular mendorong evolusi pengembangan produk ke arah Circular Product Design (CPD), yang mengintegrasikan strategi ekonomi sirkular seperti narrowing, slowing, dan closing untuk memperpanjang masa pakai produk dan menciptakan multiple lifecycles. Namun, implementasi CPD menghadapi tiga persoalan utama: perilaku stakeholders, kompleksitas desain, dan kelayakan ekonomi. Penelitian ini mengembangkan model perancangan circular product tahap awal yang melibatkan multi-stakeholder dan aspek socio-cultural secara komprehensif, serta mempertimbangkan dimensi produk dan aspek sustainability.

Empat tahapan utama penelitian meliputi identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan industri, pengembangan model perancangan, dan evaluasi kelayakan model. Teori yang digunakan antara lain extended theory of planned behavior (TPB), structural equation modeling (SEM), neuroscience, analisis data kualitatif, dan pemodelan sistem dinamik. Studi kasus menggunakan produk circular diapers yang memberikan kontribusi besar terhadap masalah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Indonesia.

Hasil survei menunjukkan bahwa actual behavioral control lebih berpengaruh daripada intention dalam perilaku pembelian circular diapers. Sekitar 39,6% responden memiliki perilaku pembelian aktual rendah meskipun intensi cukup tinggi. “Faktor ketersediaan produk dan frekuensi pembelian sebelumnya penting dalam menggerakkan adopsi produk ini, ditambah variabel kepedulian lingkungan dan pengetahuan produk,” papar Sri. Intensitas pembelian juga dapat diprediksi dengan neuroscience menggunakan aktivitas gelombang otak dengan akurasi lebih dari 70%.

Dari sisi industri, praktik CPD dipengaruhi oleh faktor strategis seperti capability, opportunity, dan motivasi. Penelitian mengusulkan kerangka kerja evaluasi strategi CPD yang disesuaikan dengan karakteristik entitas utama di Indonesia, meliputi evaluasi faktor strategis, identifikasi strategi CPD, dan analisis indikator sustainability. Validasi kerangka kerja akan dilakukan secara empiris melalui model simulasi dinamik.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Dukung Industri Batik 4.0, Denny Kembangkan Sistem Inspeksi Klowong Batik Tulis Real-Time

Denny Sukma Eka Atmaja, mahasiswa Program Doktor Teknik Industri UGM sekaligus dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Telkom, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul “Perancangan Sistem Inspeksi Secara Real-time Proses Klowong Batik Tulis dengan Teknologi Automatic Repair Berbasis Deep Learning”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Rabu (14/05), bertempat di Ruang Sidang B-1 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.

Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Denny yang beranggotakan Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU., ASEAN Eng. dan Ir. Andi Sudiarso, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D., IPM, ASEAN Eng., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Industri Prof. Ir. Nur Aini Masruroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng..

Dalam penelitiannya, Denny menyatakan bahwa proses klowong adalah tahap penting dalam pembuatan batik tulis yang menentukan kualitas dan keaslian motif. Dalam menghadapi era Industri 4.0, dibutuhkan sistem produksi batik yang otomatis, efisien, dan berkelanjutan. Salah satu solusinya adalah pemanfaatan mesin CNC batik dalam produksi. ”Namun pengawasan kualitas klowong masih dilakukan manual dan rentan kesalahan,” tuturnya.

Penelitian ini mengembangkan sistem inspeksi otomatis berbasis deep learning untuk mendeteksi dan memperbaiki cacat klowong secara real-time, tanpa campur tangan manusia. Tahapannya meliputi pengambilan citra dari mesin CNC, pelabelan dataset berdasarkan standar kualitas pakar, serta pengujian dua pendekatan deteksi cacat: metode tradisional (integral image dan NCC) dan metode CNN dengan berbagai arsitektur (VGG19_bn, DenseNet121, MobileNetV2, dsb.). Hasil menunjukkan bahwa integral image unggul dalam efisiensi dan akurasi deteksi dibanding NCC, dengan FPR 1,92%, ACR 96,82%, dan waktu proses 0,0194 detik/gambar. Dalam klasifikasi, VGG19_bn mencatat performa tertinggi (akurasi 99,11%), disusul DenseNet121 dan MobileNetV2.

”Sistem ini berhasil mengintegrasikan deteksi cacat dan perbaikan otomatis selama proses klowong berlangsung, mendukung visi Batik 4.0 serta meningkatkan daya saing industri batik tulis nasional melalui otomasi dan kecerdasan buatan,” pungkas Denny.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Disertasi Nurbaiti Inovasi Rekonstruksi Pasca Reseksi Mandibula

Mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM, Nurbaiti telah melaksanakan ujian tertutup pada Jumat (24/01), bertempat di Ruang Sidang A3 DTMI UGM. Dosen Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu tersebut dinyatakan lulus sebagai Dr. Nurbaiti dalam ujian tertutup terhadap disertasinya yang berjudul ”Pengembangan Biomaterial Komposit Berbasis Hydroxyapatite Untuk Rekonstruksi Pasca Reseksi Mandibula Dengan Teknik Direct Ink Writing 3D Printing”. Penguji dalam ujian tertutup ini adalah Prof. Budi Hartono sebagai Ketua Departemen, Ir. Muhammad Kusumawan Herliansyah, S.T., M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. sebagai promotor, Prof. Ir. Alva Edy Tontowi, M.Sc., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. sebagai kopromotor 1, Dr. drg.Maria Goreti Widiastuti, Sp.BM (K). Sebagai kopromotor 2, Prof. Dr. Ir. Kusmono, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. sebagai penguji 1, Dr. Ir. Budi Arifvianto, S.T., M.Biotech. sebagai penguji 2, Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng. sebagai Ketua Program Studi, dan turut mengundang Prof. Dr. Ir. Joko Triyono S.T., M.T. dari Teknik Mesin Universitas Negeri Sebelas Maret sebagai penguji eksternal.

Disertasi Dr. Nurbaiti berbicara tentang pengobatan ameloblastoma, tumor jinak yang sering menyerang mandibula dan menyebabkan kerusakan tulang. Saat ini, perbaikannya menggunakan logam seperti titanium, namun sering gagal karena fenomena stress shielding. Sebagai alternatif, digunakan material komposit yang lebih sesuai dengan struktur alami tulang manusia, yaitu campuran bahan organik dan anorganik.

Penelitian ini bertujuan mengembangkan material artificial mandibula berbasis komposit hydroxyapatite (HA) dan collagen, dengan tambahan nanoselulosa (CNC) untuk mencegah retak dan asam sitrat untuk modifikasi permukaan HA guna meningkatkan sifat mekanik, fisik, dan biologi.

Penelitian dilakukan dalam enam tahap, termasuk pemodelan mandibula, modifikasi mesin 3D printer Direct Ink Writing, pembuatan material, dan serangkaian pengujian. ”Hasil optimasi menunjukkan parameter cetak terbaik adalah 10,009 mm/menit untuk kecepatan dan 0,505 mm untuk tinggi lapisan,” papar Nurbaiti.

Material HA-modifikasi/collagen/CNC menunjukkan peningkatan signifikan dalam kekerasan (3,36 HV) dan kekuatan tekan (7,166 MPa) dibanding material tanpa modifikasi. Kristalinitas meningkat drastis dari 28% menjadi 73%, dan uji biologi menggunakan sel osteoblas menunjukkan material ini tidak toksik dan biokompatibel.

Kesimpulannya, material komposit HA-modifikasi/collagen/CNC hasil penelitian ini sangat potensial untuk aplikasi implan mandibula karena sifat mekanik dan biokompatibilitasnya yang unggul.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Ari Wibowo Kembangkan Sistem Optimasi Penggilingan Tebu

Ari Wibowo, mahasiswa Program Doktor Teknik Mesin UGM sekaligus dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Mesin Industri Pertanian Politeknik LPP Yogyakarta, telah melaksanakan Seminar Hasil 1 untuk penelitian disertasinya yang berjudul “Pemodelan, Simulasi dan Optimisasi Numerik pada Proses Penggilingan Tebu dengan Algoritma Arbitrary Lagrangian-Eulerian”. Seminar Hasil 1 tersebut dilaksanakan pada Jumat (02/05), bertempat di Ruang Sidang A-3 Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM. Seminar Hasil 1 ini merupakan salah satu tahap yang harus dilalui oleh seorang mahasiswa program doktor dalam menyelesaikan penelitian untuk tugas akhirnya.
Dalam Seminar Hasil 1 kali ini, turut hadir tim promotor dan kopromotor dari Ari yang beranggotakan Prof. Dr. Ir. Gesang Nugroho, S.T., M.T., IPM dan Ir. Muhammad Akhsin Muflikhun, ST, MSME., Ph.D., serta Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Teknik Mesin Prof. Dr.-Ing. Ir. Harwin Saptoadi, M.SE., IPM., ASEAN Eng..
Dalam penelitiannya, Ari menyatakan bahwa sejak abad ke-19, gula menjadi komoditas penting dunia dan mendorong industrialisasi produksi melalui pendirian pabrik-pabrik gula. Salah satu tantangan utama adalah proses ekstraksi nira dari tebu, yang kompleks karena melibatkan campuran fase cair dan padat serta penggunaan mesin berdaya besar. Upaya awal memahami proses ini dilakukan lewat teori ekstraksi gilingan sejak 1900-an, namun eksperimen langsung sulit dilakukan. Dengan kemajuan teknologi informasi dan komputasi, pendekatan modern melalui pemodelan dan simulasi numerik mulai dikembangkan.

Penelitian ini memfokuskan pada pemodelan numerik ekstraksi nira dengan konfigurasi gilingan tiga rol menggunakan metode Arbitrary Lagrangian Eulerian (ALE) dalam perangkat lunak LS-DYNA. ”Model divalidasi dengan data eksperimen nyata, yang memerlukan karakterisasi mekanik cacahan tebu karena tidak tersedia dalam katalog material. Variasi parameter uji meliputi kehalusan cacahan dan varietas tebu. Parameter utama yang dianalisis dalam model adalah tekanan, beban, dan torsi rol, dengan variasi rasio kompresi,” papar Ari. Tahap akhir adalah optimasi parameter untuk mendapatkan kondisi ekstraksi optimal.

”Hasilnya diharapkan memberikan model numerik yang tervalidasi tinggi, metode baru untuk penyetelan gilingan yang lebih presisi, serta peningkatan efisiensi proses ekstraksi di industri gula,” pungkasnya.

Kontributor: Sani Wicaksono, S.E., M.M.
Editor: Gusti Purbo Darpitojati, S.I.Kom.

Menemukan Passion dan Memulai Karir melalui Polygon Connect

Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM menerima kunjungan dari PT Insera Sena (Polygon Group) yang mengadakan acara bertajuk ”Polygon Connect – Your Career, Your Future” pada Sabtu (17/05), bertempat di Ruang Sidang A-1 DTMI UGM. Polygon Connect merupakan sebuah program campus hiring dari Polygon Group untuk memperkenalkan industri sepeda dari berbagai insight serta menjaring bibit-bibit terbaik dari kampus-kampus untuk bergabung bersama Polygon Group.

Memberikan sambutan pembuka dalam acara tersebut, Dr.Eng. Titis Wijayanto, Ketua Program Studi (Kaprodi) Sarjana Teknik Industri UGM mengucapkan terima kasih atas kehadiran PT Insera Sena untuk berbagi di DTMI UGM. ”Acara ini merupakan kesempatan yang baik, karena melalui sharing prospek karir dari Polygon, siapa tahu ada alumni yang tertarik untuk berkarir di sana,” tuturnya. Setelah sambutan dan pemberian cenderamata, acara dilanjutkan dengan sharing session dengan tajuk ”Unlocking Your Potential”. Sebelum memasuki materi, Saraswati Nugrahaeni, HR Business Partner PT Insera Sena memberikan pemaparan singkat mengenai profil perusahaan dari PT Insera Sena. ”PT Insera Sena berdiri sejak 1989 dan berpusat di Sidoarjo, namun saat pertama berdiri, belum memproduksi sepeda dengan brand Polygon hingga 1990. Setelah kami memproduksi Polygon, Insera Sena membuka ritel sepedanya bernama Rodalink pada 1995, dan saat ini telah menjadi ritel sepeda terbesar se-Asia Tenggara. Rodalink memiliki 50 outlet, tersebar di Indonesia, Malaysia, dan Singapura,” papar Saras. Mencakup paparan Saras, saat ini PT Insera Sena juga telah memproduksi sepeda listrik untuk mengikuti perkembangan electric vehicle, dengan pabrik baterainya bernama PT Greenway Energy Indonesia.

Memasuki materi utama, peserta acara diminta untuk menyampaikan apa saja kesulitan dalam mereka mencari pekerjaan. Dari 2 orang yang memberikan pendapatnya, dapat ditarik garis besar bahwa informasi mengenai perusahaan maupun posisi yang dilamar masih dirasa minim. Saras, menilik pengalamannya sebagai HR, memberikan saran kepada para peserta untuk rajin mengakses laman web karir dari perusahaan yang dituju. ”Informasi tentang posisi yang dilamar sudah banyak tertera di laman tersebut,” tuturnya. Meski peserta merasa bahwa informasi yang ada di laman web karir dirasa kurang rinci, Saras menjelaskan bahwa, berdasar pengalamannya, informasi yang semakin rinci akan semakin memperkecil minat seseorang untuk melamar. ”Jika dalam lowongan tertera ”fresh graduate” atau ”final year student (untuk magang)”, saya sarankan untuk langsung melamar saja jika sesuai dengan kondisi pelamar saat itu,” paparnya. Selalu memperbarui CV (Curriculum Vitae – red.) juga disarankan oleh Saras agar format CV pelamar selalu up to date. Perihal pengembangan diri, Saras menganjurkan pelamar baru untuk memperhatikan 3 hal, yaitu bakat, passion, dan kemauan. ”Bakat dan passion penting sebagai modal awal untuk menentukan posisi dan perusahaan apa yang dilamar, kemudian diikuti dengan kemauan yang tinggi agar mencapai posisi yang diinginkan,” pungkasnya.

Selepas sharing session, peserta mengikuti psikotes daring on the spot dan hasilnya dapat langsung diketahui oleh HR untuk menentukan pelamar dapat melanjutkan ke tahap berikutnya atau tidak.

Mendulang Ilmu Mengolah Sampah dan Biogas di PIAT UGM

Guna memperluas wawasan mahasiswa kaitannya dengan bidang keilmuan dalam wujud nyata, Program Studi (Prodi) Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM melaksanakan kunjungan ke Rumah Inovasi Daur Ulang (RInDU) dan Peternakan Sapi dan Biogas yang dikelola oleh Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (10/05) ini diikuti oleh mahasiswa Teknik Industri yang mengambil mata kuliah Ekologi Industri yang diampu oleh Ir. Anna Maria Sri Asih, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng..

RInDU menjadi lokasi pertama yang dikunjungi oleh mahasiswa. Fokus pembelajaran yang dilaksanakan di lokasi tersebut adalah mengenai pengolahan sampah secara umum dan budidaya maggot dalam kegiatan pengolahan sampah tersebut. Pipit Noviyani, Koordinator Lapangan Energi dan Pengelolaan Limbah RinDU PIAT UGM menjelaskan bahwa dalam 3 tahun, RinDU telah mengalami perubahan yang cukup signifikan. ”Pada awalnya kami berperan dalam mengolah sampah yang dihasilkan oleh lingkungan UGM dan berperan sebagai TPS3R pembina dan pendamping untuk lingkungan sekitar. Namun karena pengolahan keseluruhan sampah tidaklah mudah, sehingga diganti hanya sampah organik saja yang diangkut ke sini,” tuturnya. Pipit mengungkapkan bahwa sampah organik yang dihasilkan di lingkungan UGM mencapai 60% dari keseluruhan sampah. ”Apabila kita bisa menyelesaikan pengolahan sampah organik, kita telah menyelesaikan 60% pengolahan sampah sebelum diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir – red.),” tambahnya. Sejak Juli 2024, RinDU telah melakukan pemrosesan secara keseluruhan untuk sampah yang ada di lingkungan UGM setelah TPA Piyungan, Bantul dinyatakan berhenti beroperasi. ”Dalam 1 hari, sampah di lingkungan UGM yang masuk mencapai 4 sampai 5 truk, yang nantinya akan kami bagi menjadi 3: compactor untuk mengangkut sampah daun, dump truck untuk mengangkut sampah ranting, dan dump truck untuk mengangkut sampah campur, karena di lingkungan UGM sendiri cukup sulit untuk memisahkan jenis sampah,” ungkap Pipit. RinDU saat ini menerima kiriman sampah dari UGM pada hari Senin sampai Jumat, dengan catatan apabila pada hari Sabtu ada kegiatan tambahan di lingkungan UGM, maka RinDU dapat menerima kiriman sampah pada hari Sabtu. ”Pemilahan sampah campur saat ini dilakukan dengan cara manual dan dengan menggunakan mesin, meskipun mesin yang ada belum memiliki sensor dan hanya membedakan berat melalui saringan. Untuk sampah organik berupa daun kami komposkan menggunakan campuran sludge dari PT SGM yang dapat membantu proses pengomposan,” papar Pipit. Untuk mengolah sampah sisa makanan, RinDU memanfaatkan pengembangbiakan maggot atau belatung dalam membantu proses penguraiannya. ”Setiap Senin, Rabu, dan Jumat kami menerima sampah sisa makanan dari Pujale (Pusat jajanan lembah – red.). Selain itu, kami juga membantu pengolahan sampah sisa makanan dari SMA Masa Depan yang lokasinya berada di sekitar sini,” tutur Pipit. Pengolahan sampah sisa makanan oleh maggot  di RInDU memiliki kapasistas 6 ton per bulan, dengan kondisi saat ini penyerapannya adalah 4 ton per bulan menyesuaikan sampah sisa makanan yang selama ini masuk. Oleh karena peserta kunjungan adalah mahasiswa semester 6, Pipit menyatakan bahwa dalam KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang akan mereka jalani nanti, mahasiswa dapat menjadikan pengolahan sampah sebagai program kerja. ”Misalkan ada program tentang pengomposan, atau program budidaya maggot, bisa mengajukan pelatihan di sini, karena PIAT akan membuka pelatihan KKN di bulan Juni. Di akhir Mei nanti, akan ada kuliah umum yang mengenalkan program-program pengolahan sampah, dan di bulan Juni praktik,” tuturnya.

Beralih ke lokasi Peternakan Sapi dan Biogas, mahasiswa diajak untuk melihat dan mengamati pengolahan biogas di sana. Maulida Diva Kirana, Staf Agroedutainment PIAT UGM memaparkan bahwa sapi yang diternakkan di sana ada 2 jenis, yaitu sapi perah dan sapi potong. ”Untuk sapi perah, sehari kami memerah 2 kali, dengan 1 ekor sapi kurang lebih menghasilkan 15 liter susu, dan untuk sapi potong, saat ini kami berfokus ke jenis simmental,” paparnya.  Mengenai produksi biogas, Jumadi Hanif selaku Koordinator Lapangan Bidang Peternakan Ruminansia Kecil dan Pelestarian Satwa, menjelaskan bahwa biogas diperoleh dari kotoran sapi yang diternakkan di sana. ”Kotoran tersebut kami ibaratkan sebagai bahan bakar untuk biogas, karena memang dalam kotoran itu terkandung amonia yang nanti kita tangkap menggunakan digester, yang nanti hasilnya adalah gas metana dan dikonversi bisa menjadi listrik atau gas alam yang bisa gunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan lain-lain,” paparnya. Peternakan PIAT UGM memiliki 3 digester dengan yang saat ini aktif digunakan hanya 1 karena letaknya berdekatan dengan kandang sapi. ”Setiap harinya digester akan kita isi kotoran berbentuk padat, kemudian kita campur air dengan perbandingan 1:10, dengan 1 ember kotoran dan 10 ember air. Setelah dimasukkan, pengaduk kita nyalakan untuk mengaduk kotoran menjadi bubur, kemudian akan masuk ke dalam digester ini untuk difermentasi dengan bakteri-bakteri pengurai. Gas yang dihasilkan nanti akan ditangkap dalam sebuah penampung dan dialirkan ke ruangan berisi plastik untuk menampung gas metana,” papar Jumaidi. Buangan dari proses tersebut, tutur Jumaidi, dapat langsung digunakan sebagai pupuk padat atau cair. Gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar saat ini masih berupa purwarupa dan masih selalu menjalani pengembangan oleh PIAT UGM.

Selepas kunjungan dari RinDU dan Peternakan Sapi dan Biogas PIAT UGM, mahasiswa diminta untuk membuat laporan kaitannya dengan informasi dan segala macam penjelasan teknis yang diperoleh.

Foto: Dokumentasi Tim PIAT UGM