Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Energi Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) UGM kembali mengadakan Colloquium Riset Energi (CORE) pada Rabu (29/10), bertempat di ruang kelas M2 DTMI. CORE yang kali ini telah mencapai seri ke-4 menghadirkan 2 orang narasumber dosen DTMI, yaitu Ir. Joko Waluyo, Ph.D. dan Dr. Ir. Willie Prasidha yang memaparkan pengalaman-pengalamannya dalam dunia industri maupun perkuliahan kaitannya dengan bidang energi. Acara ini terbuka untuk dihadiri dosen dan mahasiswa, utamanya dari Program Studi (Prodi) Teknik Mesin UGM, baik dari strata Sarjana, Magister, maupun Doktor.
Ir. Joko Waluyo, Ph.D. memaparkan pengalaman dan pengetahuannya berkenaan dengan kegiatan engineering design dalam merancang surface facilities yang merupakan bidang dari Teknik Mesin. Dr. Joko menekankan bahwa dalam melaksanakan engineering design, penting mendasarkan perancangan pada seperangkat peraturan dan ketentuan berkekuatan hukum yang disebut dengan ”code”. ”Perlu berbasis code agar perancangan safe,” tuturnya. Dr. Joko menekankan juga bahwa wawasan tentang code harus diperkuat di dunia perkuliahan agar ketika sudah lulus, mahasiswa lebih kompetitif dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Dalam presentasi engineering design Dr. Joko, pemaparan berfokus pada penjelasan mengenai surface facilities yang dibangun di atas seabed atau di permukaan, yang banyak digunakan dalam dunia industri oil and gas dan, saat ini, panas bumi (geothermal). Pelaksanaan perancangan dari surface facilities merupakan sebuah tanggung jawab tim yang melibatkan anggota dari berbagai macam bidang keteknikan, antara lain Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Geodesi, Teknik Sipil, dan lain-lain. Oleh karena melibatkan pekerjaan multi disiplin, maka engineering design memerlukan adanya Basic Engineering Design Data (BEDD) yang berisikan rangkuman elemen-elemen perancangan yang diperlukan oleh perusahaan agar tim dapat memaparkan rencana perancangan kepada perusahaan serta memberikan gambaran kepada tim pelaksana mengenai pekerjaan yang akan dilakukan dengan lebih rinci dan komunikatif, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan minim menghasilkan polutan.
Dr. Willie yang menjadi narasumber kedua memaparkan penelitian yang dilakukan saat menempuh studi doktoral di TU Eindhoven, Belanda, yaitu mengenai metal fuel dengan objek bubuk besi. Dr. Willie memaparkan bahwa bubuk besi yang jika dipanaskan dapat mencapai temperatur 2000oC merupakan pembawa dan penampung energi yang baik sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan bersifat ramah lingkungan. ”Sisa pembakaran dari bubuk besi berupa iron oxide dengan NOx emission (reaksi nitrogen di udara dengan oksigen di bawah suhu tinggi – red.) yang rendah serta tidak menghasilkan polutan karena tidak mengandung senyawa hidrokarbon,” paparnya. Selain bersifat ramah lingkungan, bubuk besi memiliki energy density lebih tinggi dibanding bahan bakar lain sehingga memerlukan tempat penyimpanan yang lebih kecil dan memiliki tingkat keamanan lebih tinggi selama tidak terdapat sumber kalor yang dapat memicu pembakaran. Tingkat keamanan bubuk besi yang tinggi berpengaruh juga pada biaya pengangkutan yang lebih murah dibandingkan dengan biaya pengangkutan bahan bakar lainl. Hasil pembakaran bubuk besi yang berupa iron oxide, menurut Dr. Willie, dapat didaur ulang menggunakan reaksi hidrogen untuk mengikat oksigen atau menggunakan proses elektrolisis yang menggunakan elektron sebagai pemecah oxide untuk kembali ke produk virgin dengan kualitas yang bahkan lebih tinggi dari sebelum pembakaran. Dengan segala kelebihan yang dimiliki, bubuk besi sebagai bahan bakar juga memiliki tantangan dalam pemanfaatannya. ”Karena bubuk besi densitasnya tinggi, maka tantangannya adalah bagaimana (bubuk besi) dapat ter-disperse dengan baik dan bisa berinteraksi dengan udara untuk menghasilkan panas,” tutur Dr. Willie. Potensi surplus energi yang dimiliki oleh Indonesia, menurut Dr. Willie, nantinya dapat dimanfaatkan untuk proses daur ulang iron oxide.
Dosen dan mahasiswa yang menghadiri CORE dipersilakan untuk mengajukan pertanyaan maupun tanggapan agar tercipta ruang diskusi yang, diharapkan, dapat memperluas wawasan peserta serta memunculkan ide-ide riset mutakhir.
